Laporan Praktikum Perkembangbiakan Tumbuhan

Laporan Praktikum 
Perkembangbiakan Tumbuhan 

Laporan Praktikum Perkembangbiakan Tumbuhan  (Praktikum IPA di SD)

Struktur Bunga

A. Tujuan 

Mengamati struktur bunga

B. Alat dan Bahan

Struktur Bunga


  1. Loup (kaca pembesar) 1 buah.
  2. Pinset 1 buah.
  3. Pisau/silet 1 buah.
  4. Bunga kembang sepatu 1 buah (bisa diganti dengan bunga lain yang ada di daerah anda).

C. Prosedur


  1. Amatilah bagian-bagian bunga dengan tanpa merusaknya, perhatikan bagian kelopak, mahkota, benang sari, putik, dan dasar bunganya.
  2. Gambarlah hasil pengamatan dan lengkapi keterangan gambar.
  3. Amatilah bagian kelopaknya. Catatlah bentuk dan warna kelopak yang diamati.
  4. Amati pula mahkota bunganya. Catat bentuk dan warnanya.
  5. Untuk mengamati benang sari, Anda harus menyiingkirkan bagian mahkota bunga. Hitunglah jumlah benang sari yang ada. Apakah benang sari melekat pada mahkota bunga? Catat hasil pengamatan Anda. Dengan menggunakan kaca pembesar amati bagian kepala sari (anthera). Apakah anda melihat adanya serbuk sari yang bentuknya mirip debu pada kepala sari?
  6. Amatilah bagian putik yang biasanya terletak di bagian tengah bunga. Catatlah bagaimana bentuk putik bunga tersebut. Perhatikan bagian ovarium, tangkai putik dan kepala putiknya.
  7. Buatlah gambar struktur putik, meliputi ovarium, tangkai putik dan kepala putik. 

D. Hasil Pengamatan





E. Pembahasan

Struktur Bunga


  1. Kelopak bunga, merupakan bagian bunga paling besar, berwarna hijau. Fungsinya untuk melindungi bunga sepatu saat kuncup. Bentuknya panjang dna ujungnya lancip.
  2. Mahkota bunga, merupakan bagian bunga yang terletak di dalam kelopak bunga, besar dan indah, tersusun bertumpuk-tumpuk. Mahkota berbentuk bundar dan lebar, berwarna merah. Mahkota bunga untuk menarik serangga untuk datang menghisap madu dna membantu proses penyerbukan.
  3. Benang sari, merupakan bagian dari bunga yang terletak di mahkota bunga. Benang sari berbentuk panjang dan kecil, dan diujungnya terdapat kepala sari. Berwarna merah kekuningan, dan berfungsi sebagai alat perkembangbiakan jantan. Benang sari tidak melekat pada mahkota bunga, dan terdapat serbuk sari pada kepala sari.
  4. Putik, merupakan bagian dari bunga dan terdapat di dalam mahkota bunga. Bentuknya bundar berwarna merah, dan berfungsi sebagai alat perkembangbiakan betina.
  5. Bunga disayat secara vertikal
  6. Saat disayat secara vertikal, terdapat ovarium (bakal buah), yang nantinya akan berkembang menjadi buah. Selain ovarium juga terdapat ovulum (bakal biji), yang berisi gamet betina yang setelah dibuahi gamet jantan akan berkembang menjadi embrio. Ovulum melekat pada dinding ovarium melalui sebuah tangkai.

F. Kesimpulan

Jadi, bunga sepatu memiliki struktur bunga lengkap, tapi tidak bisa melakukan perkembangan secara generative. Hal ini disebabkan letak putik berada diatas benang sari,s ehingga sulit terjaid penyerbukan dan pembuahan. Bunga sepatu dikembangbiakkan dengan cara vegetative buatan, yaitu stek batan dan mencangkok.

G. Jawaban Pertanyaan


  1. Ada 5 buah benang sari.
  2. Benang sari berfungsi sebagai alat perkembangbiakan jantan, sedangkan putik sebagai alat perkembangbiakan betina. Jika tidak ada benang sari atau putik, tidak akan terjadi proses pembuahan, yang diawali proses penyerbukan dimana menempel dna jatuhnya benang sari ke kepala putik.

Perkembangan Aseksual (Vegetatif) Alami

A. Tujuan 

Mengidentifikasi tumbuhan yang melakukan perkembangbiakan secara vegetative alami.

B. Alat dan Bahan


  1. Alat-alat tulis dan lembar pengamatan.
  2. Tumbuhan yang ada di sekitar anda.
  3. Cangkul kecil (kored-Sunda) atau sekop.

C. Prosedur


  1. Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
  2. Pergilah ke kebun yang ada di sekitar tempat tinggal anda.
  3. Carilah jenis-jenis tanaman yang melakukan perkembangbiakan vegetative alami (misalnya: dengan cara bertunas, akar rimpang, geragih, dan umbi).
  4. Galilah tanaman, jika anda ingin meyakinkan umbi atau akar rimpang.
  5. Gambarkan morfologi tumbuhan yang melakukan perkembangbiakan vegetatif alami.

D. Hasil Pengamatan

Tabel Perkembangan aseksual alami pada tumbuhan
Perkembangan aseksual alami pada tumbuhan


E. Pembahasan


  1. Tunas, tumbuh dari batang yang terdapat di dalam tanah. Tunas muda menjadi tumbuhan baru dan tumbuh di sekitar induknya. Tunas tidak bergantung pada induknya. Walaupun induknya ditebang, tunas akan terus tumbuh.
  2. Akar tinggal, merupakan batang yang seluruhnya berada dan tumbuh menjalar di permukaan tanah. Tunas tumbuh di setiap buku-buku kara tinggal.
  3. Umbi akar, merupakan akar yang membesar yang berisi cadangan makanan. Jika ditanam bersama dengan pangkal batang maka akan tumbuh tunas.
  4. Umbi lapis, seperti pelepah daun berlapis-lapis. Perkembangbiakan umbi lapis dimulai dengan tumbuhnya siung pada tunas yang paling luar. Diawal pertumbuhannya, siung mengambil makanan dari induknya. Ketika siung telah berdaun dan berakar, siung dapat membuat makanannya sendiri dengan proses fotosintesis.

F. Kesimpulan

Jadi, perkembangbiakan vegetative alami dapat terjadi melalui akar tinggal, tunas, umbel lapis, umbi akar, dan sebagainya.


Perkembangan Aseksual (Vegetatif) Buatan pada Tumbuhan

A. Tujuan 

Terampil melakukan perkembangbiakan vegetative buatan dengan cara menyambung, okulasi, dan mencangkok.

B. Alat dan Bahan

1. Guntik stek
2. Pisau tajam
3. Tanah gembur dan humus
4. Plastik/sabut kelapa
5. Tanaman untuk keperluan stek, okulasi, nyambung, dan cangkok
6. vaselin

C. Prosedur

1. Okulasi (menempel)


  • Tentukan jenis tanaman yang akan ditempel.
  • Tentukan pula jenis tanaman yang masih muda dengan diameter batang ± 1 cm (sebesar jari kelingking) dan berasal dari biji serta mempunyai sifat batang dan perakaran yang kuat, untuk dijadikan batang bawah.
  • Buat torehan persegi panjang dengan ukuran 1,5 x 2 cm pada batang bawah.
  • Ambil kulit yang berisi mata tunas dari ranting tanaman yang akan ditempel dengan ukuran yang sama dengan torehan pada batang bawah.
  • Tempelkan kulit bertunas pada batang bawah dan ikat dengan tali rafia dan tutuplah dengan celah-celah yang ada dengan menggunakan vaselin.
  • Setelah tunas baru tumbuh, bukalah tali pengikatnya dan potonglah bagian atas dari tanaman bawah.

2. Menyambung


  • Carilah tanaman bawah (root stock) kira-kira sebesar jari kelingking.
  • Potonglah batang tersebut secara miring dengan jarak lebih kurang 5 cm dari permukaan tanah dan beri sedikit sayatan pada potongan tersebut.
  • Ambillah ranting tanaman yang sejenis yang mempunyai sifat-sifat yang kita inginkan dan ukurannya kira-kira sama dengan ukuran batang bawah dan dipotong dengan kmeiringan yang sama dengan kemiringan potongan batang bawah dan diberi sedikit sayatan pada potongan batang bawah tersebut.
  • Sambungkan ranting tersebut dengan batang bawah, lalu ikat dengan menggunakan sloptip transparan atau tali rapia.
  • Buang ranting pada tanaman bawah dan jagalah tanaman tersebut agar tidak terkena sinar matahari terlalu banyak.

3. Mencangkok


  • Tentukan jenis tanaman yang anda inginkan untuk dicangkok, syaratnya memiliki cambium dan mudah anda jumpai.
  • Pilihlah cabang yang akan dicangkok dengan diameter ± 2,5 cm dan tidak berpenyakit.
  • Kulit cabang tanaman tersebut sepanjang ± 10 cm dan berjarak 10-15 cm dari pangkal cabang.
  • Buanglah kambiumnya dengan cara mengoreknya sampai bersih.
  • Biarkan mongering selama 6-2 jam.
  • Tutuplah bagian yang terbuka tersebut dengan tanah yang gembur dicampur kompos secukupnya.
  • Bungkuslah dengan sabut kelapa atau plastik dan ikatlah kedua ujungnya


D. Hasil Pengamatan

1. Menempel (okulasi)

No. Kondisi tempelan hari ke :
0 Keadaan awal
1 Belum ada perubahan
2 Belum ada perubahan
3 Belum ada perubahan
4 Belum ada perubahan
5 Belum ada perubahan
6 Belum ada perubahan
7 Mulai terllihat adanya perubahan
8 Mata tunas mulai merekat
9 Mata tunas mulai tumbuh mengencang
10 Mata tunas tumbuh semakin mengencang, kemudian tunas tumbuh

2.  Menyambung (enten)

No. Kondisi tempelan hari ke :
0 Keadaan awal
1 Belum ada perubahan
2 Belum ada perubahan
3 Belum ada perubahan
4 Belum ada perubahan
5 Belum ada perubahan
6 Belum ada perubahan
7 Mulai terlihat perubahan
8 Mulai terlhat daun
9 Daun terlihat bertambah 
10 Daun semakin bertambah dan lebar

3. Mencangkok 

No. Kondisi tempelan hari ke :
0 Keadaan awal
1 Belum ada perubahan
2 Belum ada perubahan
3 Belum ada perubahan
4 Belum ada perubahan
5 Belum ada perubahan
6 Belum ada perubahan
7 Sedikit merekat dan mulai menyatu dengan batang lama
8 kambium menyatu dengan kedua batang
9 Akar baru Nampak jelas
10 Menunggu akar kuat, kemudian siap dipindahkan

E. Pembahasan

Pada percobaan tersebut, tumbuhan dapat dikembangbiakkan dengan cara buatan (vegetative buatan) diantaranya dengan menempel (okulasi), menyambung (enten), dan mencangkok. Pada percobaan, butuh waktu yang agak lama untuk mengetahu hasil, seperti pada kegiatan menempel, pada minggu pertama belum terlihat perubahan, tapi memasuki minggu kedua terlihat sedikit perubahan, dimana tunas terlihat mulai tumbuh dan mengencang, hal ini juga terjadi pada kegiatan menyambung dan mencangkok.

Hasil tempelan, sambungan, atau cangkokan bisa dipindahkan pada pot lain dengan melihat seberapa kuat hasil cangkokan tersebut, jika dirasa sudah kuat, bisa dipindahkan pada pot lain. Pada perkembanbiakan tersebut ada syarat tertentu, misalnya menempel dilakukan pada batang yang kuat dan mata tunas memiliki sifat serupa dengan tumbuhan yang akan ditempeli. Dalam mencangkok dibutuhkan tumbuhan yang sudah memiliki kambium.

F. Kesimpulan

Jadi, perkembangbiakan tidka hanya terjadi secara alami, tapi juga bisa menggunakan cara lain yang disebut dengan vegetatif buatan. Contoh dari vegetative buatan yaitu menempel, menyambung, dan mencangkok. Dengan cara-cara tersebut, dapat dihasilkan produk baru dan juga bisa meningkatkan kualitas tumbuhan seperti yang diinginkan.

G. Jawaban Pertanyaan


  1. Agar tidak terkena tangan atau kotoran.
  2. Karena tanaman bawah merupakan kultur jaringan yang rentan pada serangan hama.
  3. Minggu ke 2 dan 3 tunas atau daun pada percobaan menyambung mengalami pertumbuhan. 
  4. Sekitar minggu ke 2 dan 3 (28-35 hari) sambungan sudah menyatu dengan kuat.
  5. Agar kambium tetap kering, sehingga bisa menghasilkan cangkokan yang baik.
  6. Pada minggu ke 2 dan 3 (sekitar 20-30 hari) sudah terlihat akar cangkokan, dan bisa dipindahkan ke pot lain pada umur minggu ke 4 atau 5, akar sudah kuat dan siap dipindahkan ke pot lain.


Referensi:

Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri.

Semoga postingan Laporan Praktikum Perkembangbiakan Tumbuhan  (Praktikum IPA di SD) ini bisa memberi manfaat. Amiin YRA.

Penulis: Putri Tasyana Wihar Fairuz (Mahasiswa Prodi Pendidikan IPA FTK UINSA)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel