LAPORAN PENELITIAN AMDAL TUGAS STUDI LINGKUNGAN HIDUP DI KABUPATEN GRESIK BAGIAN 2

LAPORAN PENELITIAN AMDAL 

HARTA KARUNKU YANG TERKIKIS


LAPORAN PENELITIAN AMDAL TUGAS STUDI LINGKUNGAN AUD DI KABUPATEN GRESIK BAGIAN 2


KELOMPOK 6

LAPORAN PENELITIAN AMDAL TUGAS STUDI LINGKUNGAN AUD DI KABUPATEN GRESIK BAGIAN 2



BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Indonesia adalah negara hukum dengan seperangkat peraturan-peraturan. Hukum lingkungan mengatur mengenai perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Berbagai peraturan hukum termasuk dalam kaidah hukum yang bertujuan mengatur perilaku dan perbuatan manusia untuk melindungi lingkungan dari kerusakan demi kelestarian yang mendatang. Negara Indonesia terletak di daerah khatulistiwa, membentang dari barat sampai ke timur.[1] Indonesia merupakan negara yang paling kaya akan budaya dan  kekayaan alamnya. Manusia sebagai makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungan alam sekitarnya. Bangsa Indonesia yang memiliki kekayaan alam berlimpah dituntut untuk dapat mengolah dan memanfaatkan sumber daya alam tersebut. Banyak sumber daya alam yang dapat kita jumpai dengan begitu mudahnya di negeri ini. Indonesia adalah Neraga yang demokratis dan politis, sehingga kekayaan alam yang merupakan anugrah dari Allah SWT yang secara cuma-cuma kita dapat dan kita bebas untuk memanfaatkannya setelah dirusak oleh manusia yang rakus atas pemberian dari Allah SWT tanpa merawatnya.
Pemanfaatan sumber daya alam jika diimbangi dengan kemampuan (skill) dan pengetahuan (knowledge) akan mendapatkan hasil yang optimal sehingga dapat mendukung pelaksanaan program pembangunan. Sebagaimana kita ketahui bahwasannya kekayaan sumber daya alam merupakan salah satu modal pembangunan suatu daerah. Dengan pemanfaatan sumber daya alam kita mampu memajukan pembangunan daerah. Pembangunan suatu daerah selalu memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada. Namun kebijakan untuk memanfaatkan sumber alam ini harus memperhitungkan pula segi-segi pembangunan daerah yang lain. Karena sesungguhnya jika kita mengambil sebagian dari kekuasaan Allah SWT maka hendaklah kamu untuk merawatnya tanpa merusaknnya. Dengan demikian pemanfaatan sumber daya alam akan diarahkan untuk mendorong perkembangan dan pemanfaatan suatu daerah dengan tetap berpegang teguh pada tujuan yakni untuk membina tanah air Indonesia sebagai satu kesatuan sosial ekonomi yang bulat.
Potensi yang ada dalam suatu daerah hendaknya kita dukung untuk sebuah kemajuan bersama. Mengembangkan atas apa yang ada saat ini dengan melakukan hal-hal positif yang membangun suatu kesatuan bersama dalam kemajuan suatu daerah, dan salah satu cara untuk membangun suatu daerah menjadi lebih maju adalah dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada. Ketika sumber daya alam sudah ada lalu kita hanya memikirkan bagaimana kedepannya untuk anak cucu kita, apakah sumber daya alam yang saat ini kita kejar masih adakah dihari anak cucu kita lahir nanti. Maka dari itu dalam laporan penelitian kali ini kelompok kami akan membahas kekayaan alam di Negeri  yang berupa Gunung Kapur. Tepat di desa Gosari Kecamatan Ujungpangkah Kabupaten Gresik terdapat harta karun yang berupa gunung kapur. Gunung kapur tersebut banyak di manfaatkan oleh masyarakat untuk membangun rumah. Akan tetapi dalam pemanfaatan sumber daya alam tersebut banyak yang pro dan kontra. Dan ada sisi positif dan juga negatifnya, karena setiap manusia berbeda-beda ada yang memiliki inisiatif untuk melestarikannya dan ada juga manusia yang rakus akan harta gunung kapur tersebut. Kali ini untuk mengetahui lebih lanjut kita akan membahasnya dalam laporan ini.

B.  Pokok Permasalahan
1.        Bagaimana kondisi gunung kapur di desa Gosari kecamatan Ujungpangkah kabupaten Gresik?
2.        Bagaimana pengelolaan gunung kapur di desa Gosari kecamatan Ujungpangkah kabupaten Gresik?
3.        Bagaimana dampak yang ditimbulkan sekitar  gunung kapur di desa Gosari kecamatan Ujungpangkah kabupaten Gresik?
4.        Bagaimana upaya pemerintah menangani gunung kapur di desa Gosari kecamatan Ujungpangkah kabupaten Gresik?

C.  Tujuan
1.      Menggambarkan kondisi gunung kapur di desa Gosari kecamatan Ujungpangkah kabupaten Gresik,
2.      Menjelaskan pengelolaan gunung kapur di desa Gosari kecamatan Ujungpangkah kabupaten Gresik,
3.      Mengetahui dampak yang ditimbulkan sekitar gunung kapur di desa Gosari kecamatan Ujungpangkah kabupaten Gresik,
4.      Mengetahui upaya pemerintah menangani gunung kapur  di desa Gosari kecamatan Ujungpangkah kabupaten Gresik.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.    Gunung Kapur
Gunung adalah bentuk tanah yang menonjol di atas wilayah sekitarnya, bagian dari permukaan bumi yang menjulang lebih tinggi. Gunung memang ciptaan Tuhan yang sangat besar. Batu kapur merupakan salah satu sumber daya alam yang dibutuhkan oleh manusia untuk mendukung kegiatan industri, kerajinan, dan bahan bangunan. Batu kapur adalah sebuah batuan sedimen terdiri dari mineral calcite (kalsium carbonate). Batuan yang terdiri dari unsur kalsium karbonat, terbentuk langsung dari presipitasi air laut akibat proses biokimia. Batu kapur merupakan batuan karbonat yang insitu atau yang terbentuk pada asalnya.[2] Sedangkan, Gunung kapur adalah gunung mati yang bisa menghasilkan sumber daya alam bagi masyarakat. Gunung kapur ini menjadi titik mata pencaharian masyarakat karena disana mereka menambang batuan kapur.
Awalnya gunung kapur merupakan salah satu perbukitan tetapi bukit tersebut merupakan bukit kapur yang mulai digali, dipahat, dan digeraji sekitar tahun 1950-an. Dan semenjak itu bentuk alam gunung kapur berubah. Bentuk yang dihasilkan dari pahatan dan penggalian liar oleh para warga. Gunung kapur memang wadah pencaharian atau bisa disebut tempat harta karun bagi masyarakat setempat. Karena dengan adanya gunung kapur proses jual belinya sangat mudah, tetapi terkadang ada kendala dari pusat atau bisa disebut dengan perusahaan yaitu PT. Polowijo Gosari. Sebenarnya gunung kapur ini mecakup desa Sekapuk, Gosari, dan Canga’an. Tetapi kali ini yang dibahas dalam penelitian ini gunung kapur Gosari. Gosari terletak di Kecamatan Ujungpangkah Kabupaten Gresik Jawa Timur. Desa kecil ini terletak 5 km dari arah pantai Utara Jawa, disini para penduduk mayoritas bekerja sebagai petani dan penggali tambang gunung kapur.[3]
Gunung kapur merupakan sarana yang digunakan untuk mencari nafkah dengan mencetak batu bata dan pupuk dolomit, tetapi pembuatan pupuk berada dinaungan perusahaan PT. Polowijo Gosari. Pada akhirnya masyarakat sekitar berbondong-bondong bekerja di gunung kapur. Ada juga masyarakat dari luar kota yang bekerja di gunung kapur tersebut. Batu bata bisa digunakan untuk membangun rumah (pondasi) atau bangunan lainnya. Sementara sisa dari pembuatan batu bata yang berupa seperti pasir bisa digunakan untuk membuat pupuk yaitu pupuk dolomit. Dulu pembuatan batu kapur dengan gergaji biasa tetapi pada saat ini pembuatan batu kapur menggunakan alat modern yaitu geraji batu mesin. Hal ini bisa dapat membahayakan pekerja apabila lalai dalam penggunaan mesin tersebut. Terkadang dalam pembuatan batu bata dengan menggunakan gergaji batu mesin ada yang tidak jadi batu sebab ukurannya ada yang melenceng, maka para pekerja harus lebih fokus untuk menggunakan mesin tersebut. Oleh karena itu, batu bata sangat dibutuhkan oleh manusia untuk membangun bangunan yang diinginkan.
Proses pembuatan batu kapur cukup sederhana berikut ini proses pembuatannya :
1.      Alat dan bahan pembuatan batu bata
a.       Alat pembeuatan batu bata :
-          Penggaris                           :  Untuk mengukur sebelum membuat batu bata
-          Pensil                                 :  Digunakan menulis ukurannya
-          Gergaji/Gergaji mesin       :  Untuk memahat batu
-          Linggis                              : Untuk menggali batu yang akan dibuat batu bata
-          Gerobak                             :  Untuk mengangkut batu bata yang sudah jadi
-          Karung                              :  Untuk mengangkat sisa pembuatan batu bata
-          Pengayak pasir                  :  Untuk memisahkan bebatuan
b.      Bahan pembuatan batu bata
-          Gunung kapur
-          Solar                                  :  Untuk gergaji mesin
2.      Cara pembuatan batu bata
a.       Pertama menggali batu yang akan dijadikan batu bata dengan menggunakan linggis.
b.      Ketika gumpalan batu sudah jatuh maka dilakukan proses pengukurang dengan penggaris dan pensil.
c.       Kemudian gumpalan batu digergaji bisa menggunakan gergaji manual atau geraji mesin. Kalau memakai gergaji mesin yang terlebih dahulu diisi dengan solar dan harus berhati-hati menggunakannya.
d.      Setelah proses penggerajian selesai batu bata diangkut dengan gerobak menuju truk-truk yang akan membawa batu bata kepada konsumen.
e.       Dan sisa-sisa penggerajian batu bata diangkat dengan karung dan diayak untuk memisahkan bebatuan dan siap dijadikan pupuk dolomit.
Didalam pembuatan batu bata ini bisa saja membahayakan nyawa manusia. Karena dalam proses awal bisa saja gunung ambruk dan nyawa melayang, atau terkena geraji dan membuat terluka. Proses pembuatan batu bata juga membuat pernafasan terganggu karena banyak debu-debu yang bertebaran. Pencemaran udara juga disebabkan bermacam-macam pula, dapat disebabkan asap keluar dari gergaji mesin dan kendaraan bermotor atau truk. Makin banyak yang menggunakan gergaji mesin, makin besar tanggungan keselamatan kerja bersamaan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, serta kendaraan bermotor untuk mencukupi kebutuhan penduduk, dan karenanya polusi  semakin hari semakin buruk.

B.     Pengelolaan Gunung Kapur
Sistem pengelolaan lingkungan kawasan pertambangan batu kapur melaksanakan kegiatan pertambangan yang sesuai dengan peraturan yang berlaku, dan memiliki usaha sadar dan berencana untuk memanfaat dan melestarikan lokasi pertambangan sebelum dan sesudah pasca tambang batu kapur serta mengurangi dampak kegiatan pertambangan terhadap lingkungan hidup disekitar gunung kapur Sekapuk sampai pada dampak pertambangan yang minimum. Sedangkan dari pihak pemerintah kabupaten Gresik yang terkait dengan kegiatan pengelolaan pertambangan yaitu Dinas Pertambangan dan Badan Lingkungan Hidup telah melakukan kunjungan atau inspeksi dan sosialisasi kepada pemilik tambang dan juga penambang disekitar lokasi pertambangan dalam kawasan gunung kapur Sekapuk agar tercapai kegiatan pertambangan batu kapur yang berwawasan lingkungan serta diharapkan menjadi sumber yang berarti untuk Kabupaten Gresik.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa model pengelolaan lingkungan pertambangan yang dominan dalam pertambangan Gunung Kapur Gosari adalah sistem atur dan awasi. Kegiatan pertambangan di Gunung Kapur Gosari mematuhi peraturan yang dibuat oleh pemerintah tentang kegiatan pertambangan. Tetapi dalam acuhan pemerintah ada campur tangan dengan perusahan PT. Polowijo Gosari. Disamping itu PT. Polowijo Gosari merupakan pihak pelaku usaha pertambangan batu kapur yang memiliki inisiatif dalam menyelaraskan lingkungan sekitar gunung kapur Gosari dengan kegiatan usaha pertambangannya.
Aktivitas pertambangan di Gunung Kapur Gosari memberikan nilai ekonomi secara langsung kepada masyarakat sekitar, perusahaan, dan pemerintah pusat. Selain itu adanya aktivitas pertambangan juga memberikan peluang bagi masyarakat setempat atau masyarakat luar kota untuk membuka lapangan pekerjaan baru. Hal tersebut dibuktikan di lapangan bahwa lokasi gunung yang tidak ditempatibekerja digunakan untuk berjualan kopi atau warung makan.
 
C.    Dampak Bagi Masyarakat Sekitar Gunung Kapur
Kronologi dari gunung kapur ini umumnya dulu hanya ada gunung dan pepohonan. Tetapi dengan seiringnya zaman gunung kapur ini sudah menjadi pemukiman warga luar kota. Mereka membuat gubuk-gubuk kecil untuk dijadikan tempat tinggal. Sebelum membangun mereka izin pada kelurahannya desa tersebut. Gunung kapur adalah tempat dimana masyarakat sekitar mencari kebutuhan.
Setiap hari jalanan gunung kapur dilewati kendaraan yang mengangkut batu bata, sehingga masyarakat yang tinggal disana konsekuensinya terkena debu-debu yang melayang. Setiap hari warga yang tinggal disana harus menerima resiko itu. Akibat dari kebanyakan debu-debu bisa menyebabkan sesak nafas, mata merah dan kulit kering. Bukan hanya itu saja tinggal di sekitar gunung kapur juga rawan karena kita juga tidak tahu apa gunung dalam keadaan aman atau terjadi gunung runtuh dan mengakibatkan ada korban jiwa. Bekerja dan tinggal disana memang memerlukan safety yang utama. Karena dalam hidup kita tidak tahu kapan ada cobaan yang datang.

D.    Upaya Pemerintah Terhadap Gunung Kapur
Gunung Kapur ini sudah campur tangan dari perusahaan. Jadi perusahaan yang mengaduk dalam dunia pemerintahan. Upaya pemerintah kabupaten Gresik yang terkait dengan kegiatan pengelolaan pertambangan yaitu Dinas Pertambangan dan Badan Lingkungan Hidup telah melakukan kunjungan atau inspeksi dan sosialisasi kepada pemilik tambang dan juga penambang disekitar lokasi pertambangan dalam kawasan gunung kapur Gosari  agar tercapai kegiatan pertambangan batu kapur yang berwawasan lingkungan serta diharapkan menjadi sumber yang berarti untuk Kabupaten Gresik.


BAB III
METODE PENGUMPULAN DATA
Metode penelitian untuk mengumpulkan data-data dalam rangka penulisan laporan penelitian ini dengan cara wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik tersebut digunakan peneliti, karena suatu fenomena itu akan dimengerti maknanya secara baik, apabila peneliti melakukan interaksi langsung dengan subjek peneliti.[4]
      A.    Observasi 
Ada beberapa alasan mengapa teknik observasi digunakan dalam penelitian ini. Pertama, pengamatan didasarkan atas pengalaman sehingga akan jelas objek yang diamati yaitu gunung kapur.  Kedua,  observasi memungkinkan peneliti untuk melihat dan mengamati sendiri kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya di Gunung Kapur.

Tabel 3.1 Kisi-kisi pedoman observasi
NO
Subjek Observasi
Indikator
1.
 Proses Pengerukan Gunung Kapur

· Asal-usul pengerukan gunung kapur

2.
Upaya pemerintah menangani adanya pengerukan gunung kapur
· Cara pemerintah menangggapi tentang adanya pengerukan gunung kapur
   
         B.     Wawancara
Yaitu cara pengumpulan data melalui obrolan atau tanya jawab serta bertatap muka secara langsung, dengan pengolah gunung kapur, penjual, serta warga sekitar.




Tabel 3.2 Kisi-kisi pedoman wawancara kepada pengolah gunung kapur
NO
Komponen
Indikator
1.
Profil Gunung Kapur
· Asal-usul pengerukan gunung kapur

2.
Dampak
·         Dampak polusi
·         Pengaruh kesehatan terhadap kesehatan
·         Solusi alternatif


Tabel 3.3 Kisi-kisi pedoman wawancara kepada penjual sekitar tempat pengerukan gunung kapur
NO
Komponen
Indikator
1.

Dampak yang ditimbulkan dari adanya pengerukan gunung kapur
·         Dampak polusi
·         Pengaruh polusi terhadap kesehatan

        C.    Dokumentasi
Dokumentasi disini kita menggunakan cara foto dan video mulai proses awal sampai akhir diadakannya penelitian ke gunung kapur tersebut.




BAB IV
DATA HASIL OBSERVASI DAN FAKTA
Berdasarkan hasil observasi tentang gunung kapur di desa Gosari, Ujungpangkah Gresik. Dapat disimpulkan bahwa, kondisi kerusakan penambangan gunung kapur yang terjadi di desa tersebut sudah sangat parah dan berakibat pada kesehatan masyarakat sekitar. Debu serta suara mesin yang membuat penduduk sekitar resah dan merasa tidak nyaman untuk tetap bertahan hidup di wilayah sekitar gunung.
Pengelolaan dari penambangan gunung kapur ini kebanyakan digunakan untuk macam-macam  bahan bangunan. Seperti batu bata, batu bata besar yang digunakan untuk pondasi dan dolomit untuk campuran pupuk kompos ataupun sebagai kapur. Alat-alat yang digunakan untuk menghasilkan bahan bangunan tersebut beragam mulai dari alat sederhana seperti gergaji, kemudian meningkat menjadi gergaji mesin dan kemudian alat-alat besar seperti ekskavator.

 Gambar 4.1 Gunung Kapur Gosari, Gresik

 Gambar 4.1 Gunung Kapur Gosari, Gresik


Gambar 4.2 Ekskavator dibuat mengeruk tanah kapur
Gambar 4.3 Tempat pembuat batu-bata berukuran kecil dan sedang

Gambar 4.3 Tempat pembuat batu-bata berukuran kecil dan sedang

Berikut adalah hasil wawancara dengan beberapa warga dan pekerja di penambangan gunung kapur desa Sekapuk yang memanfaatkan penambangan gunung kapur tersebut sebagai mata pencarian perekonomian mereka.
1.      Instrumen hasil wawancara dengan pekerja didalam gunung kapur
Narasumeber: Bapak Solikun asli desa Gosari, sebagai pekerja yang sudah lama menjadi pembuat batu-bata di goa gunung kapur.
Tabel 4.1 Hasil wawancara pekerja di dalam goa gunung kapur
No
Pertanyaan
Jawaban
1
Adanya gunung kapur ini sudah berapa tahun pak?
Sudah 50 tahun lebih sejak saya belum lahir sudah mulai produksi.
2
Ada berapa pekerja pak di gunung kapur ini?
Ratusan pekerja ada yang asli Gosari sendiri dan ada yang luar pulau jawa.
3
Alat yang dipakek untuk membuat batu-bata ini memakai apa pak?
Dulu masih pakek alat manual pakek gergaji sama linggis terus berkembang sekarang pakek gergaji mesin dan  sekarang sudah modern memakai mesin agar lebih cepat dan praktis saat mencetak batu-bata.
4
Proses pembuatan batu-bata ini langsung dicetak apa gimana pak?
Pertama ya dibuat persegi panjang lalu dipotong-potong sesuai ukuran ada yang kecil dan ada yang sedang seperti batu bata dan batu besar yang digunakan untuk pondasi.
5
Berapa harga jual dari batu bata itu pak ?
Batu bata yang kecil 300,- perbiji, sedangkan yang besar untuk pondasi rumah itu 3000,- perbiji.
6
Untuk masalah penghasilan berapa pak?
Kalau masalah penghasilan standart ekonomi katakanlah sehari 50 ribu namun pekerja dibayar seminggu sekali.
7
Apa yang dihasilkan dari penambangan hutan kapur ini pak dan apa kegunaanya?

Kebanyakan ya digunakan untuk bahan bangunan mbak. Yang dihasilkan ada banyak ada batu bata kecil, batu bata yang besar yang biasanya digunakan untuk pondasi rumah, dolomit.

2.      Instrumen Hasil Wawancara dengan Masyarakat
Narasumber: ibu Sarti asli Tuban, sebagai pekerja tambang kapur.
Tabel 4.2 Hasil wawancara dengan masyarakat sekitar
No
Pertanyaan
Jawaban
1
Ibu tinggal disini sudah berapa tahun, asli sini kah?
Sudah 20 tahun mbak, sejak anak saya kecil sampai anak saya sudah besar mbak, sekitar 20 tahunan la. saya  asli tuban mbak disini saya nemenin suami saya bekerja sebagai tambang kapur.
2
Apakah ada dampak positif dan negatif buk saat ibuk tinggal disini?
Ada mbak positifnya kita mendapatkan penghasilan yang cukup buat kehidupan keluarga. Kekurangannya dampak negatifnya kalau ada yang alergi debu yang langsung terserang flu dan batuk mbak.
3
Selama ibu bekerja disini apakah pernah terjadi kecelakaan kerja?
Selama saya bekerja tidak pernah ada yang kecelakaan  mungkin ya dengar tapi gak di posisi ditempat sini.
Mungkin di daerah yang sebelah sana-sana saya gatau.
4
Yang punya gunung kapur ini orang sini apa orang luar wilayah sini?
Yang punya gunung kapur ini pujasera namun yang mengelolah itu PT. Polowijo asli Gosari sini yang punya izin dolomit.

3.      Instrumen Wawancara dengan Pekerja mandor ekskafator
Narasumeber: Bapak Dloekha asli desa Gosari, sebagai pekerja mandor ekskavator.
Tabel 4.3 Hasil wawancara pekerja ekskavator
No
Pertanyaan
Jawaban
1.
Sudah berapa lama bapak Dloekha bekerja disini ?
Sudah 2 tahun.
2.
bapak bekerja sebagai apa disini?
Sebagai mandor ekskavator.
3.
Fungsinya ekskavator disini untuk apa pak ?
Buat ngeruk gunung terus nanti itu dijadikan dolomit.
4.
Fungsi dolomit disini untuk apa pak ?
Untuk campuran pupuk kompos.
5.
Dari pengerukan itu kan menghasilkan debu pak ya apa itu merugikan bagi warga sekitar atau bagaimana?
Kalau untuk warga sekitar mungkin agak jauh mbak ya, tapi kalau untuk pekerja disini mungkin iya.
6.
Berapa harga jual dolomit pertruk ?
Sekitar Rp. 200-300,-an mbak

Gambar 4.4 wawancara dengan mandor Ekskavator

Gambar 4.4 wawancara dengan mandor Ekskavator





BAB V
ANALISA
            Di kabupaten Gresik terdapat gunung kapur salah satunya adalah di desa Gosari kecamatan Ujungpangkah. Gunung kapur yang dikelola oleh PT. Polowijo ini  sejak dulu dijadikan lahan pekerjaan warga sekitar sebagai mata pencarian utama. Banyaknya warga yang menggantungkan kehidupannya pada gunung kapur ini, membuat warga tidak punya pilihan lain selain bekerja di gunung kapur. Meskipun mereka tau bahwa bekerja di gunung kapur ini memiliki dampak negatif bagi kesehatan seperti sesak napas, asma, atau bahkan radang paru-paru yang menganggu saluran pernafasan mereka, terkadang ada juga sebagaian dari masyarakat terkena kencing batu karena kandungan air yang dikonsumsi warga sekitar mengandung zat kapur tinggi. Dampak bagi wilayahnya sendiri adalah daerah tersebut akan mengalami kekeringan dan berkurangnya kandungan oksigen didaerah sekitar penambangan bukit kapur yang mengakibatkan suhu disekitar penambangan gunung kapur tersebut semakin tinggi. Karena sedikitnya vegetasi pada daerah penambangan bukit kapur membuat tanah menjadi semakin labil. Penahan atau penyangga berupa pohon yang tidak ada disekitar wilayah penambangan gunung kapur membuat daerah tersebut sangat rentan terhadap longsor lahan. Dan dampak lain yang ditimbulkan dari penambangan gunung kapur ini adalah erosi dan gangguan terhadap flora dan fauna yang terdapat didaerah penambangan gunung kapur.
            Namun pada saat wawanacara beberapa warga juga mengatakan dampak positif dari penambangan gunung kapur ini. Salah satunya adalah peningkatan perekonomian mereka. Selain pekerja penambangan gunung kapur pedagang yang berjualan disekitar penambangan gunung kapur juga terbantu perekonomiannya. Beberapa pekerja juga ada yang berasal dari kabupaten lain seperti dari Tuban, Lamongan, Malang, Lumajang dan wilayah sekitar.
            Daerah penambangan bukit kapur ini termasuk lahan yang kritis dan rentan kerusakan lingkungan, karena itu pemerintah juga turun tangan untuk membuat perlindungan terhadap penambangan gunung kapur. Beberapa peraturan pemerintah sudah dibuat untuk  perlindungan tersebut namun upaya untuk menegakan peraturan tersebut sangat minim. Namun, penduduk warga sekitar penambangan gunung kapur juga resah karena disisi lain mereka ingin aktif dalam upaya perlindungan gunung kapur namun disisi lain warga juga menggantungkan perekonomian mereka didaerah penambangan gunung kapur tersebut.


Alternatif Solusi
1.      Harus ada keseimbangan antara penambangan dengan rehabilitasi lahan bekas penambangan gunung kapur tersebut. Karena jika digerakkan dengan melakukan keseimbangan maka gunung kapur akan bisa terkontrol. Dan lahan bekas bisa dimanfaatkan untuk dijadikan pariwisata atau tempat-tempat unik yang bisa dikunjungi oleh masyarakat luar, dan bisa menjadikan potensi bagi anak muda khususnya organisasi karang taruna warga setempat. Pengelolaan bekas lahan penambangan menjadi tempat rekreasi. Hal ini juga dapat membantu perekonomian masyarakat sekitar. Tempat rekreasi disini adalah biasanya pada lahan penambangan gunung kapur yang dikeruk terlalu dalam dapat menjadi danau. Dan danau itu dapat dijadikan tempat rekreasi yang dikelola oleh masyrakat sekitar.
2.      Hasil kerukan ekskavator alangkah baik digunakan untuk jalan aspal atau jalan menuju desa lain bisa juga dikatakan sebagai jalan alternatif.
3.      Pembatasan penambangan gunung kapur. Pembatasan penambangan ini dimaksudkan agar pekerja tidak menggambil hasil dari alam secara berlebihan. Dan juga mereka akan tau mana batas wilayah yang ia miliki dan mana batas yang bukan miliknya.



BAB VI
PENUTUP
A.      Kesimpulan
1.    Pada kondisi awal gunung kapur di desa Gosari ini adalah perbukitan kapur. Penggalian dan penggerajian di gunung kapur itu sudah dilaksanakan sejak tahun 1950-an. Dan setelah itu bentuk gunung kapur berubah. Bentuk itu berubah sesuai dengan pahatan dan penggalian oleh para pekerja. Didalam gunung kapur tersebut para pekerja menggali batu sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan. Adapun ketika ukuran itu tidak sesuai maka akan di musnahkan menjadi abu pasir. Dimana para masyarakat sering menyebutnya dengan pupuk dolomit.  
2.    Sistem pengelolahan gunung kapur ini dipegang oleh pihak swasta akan tetapi tetap diawasi oleh pemerintah pada Dinas Pertambangan dan Badan Lingkungan Hidup. Pihak swasta yang mengelola pertambangan tersebut adalah PT.  Polowijo Gosari. Perusahaan tersebut dalam melakukan pertambangan juga tidak sembarangan. Artinya mereka tetap menjaga aturan yang sudah ditetapkan pemerintah terlebih khusus pada pemanfaatan sumber daya alam ini agar tidak menjadi dampak negatif bagi masyarakat. Model pengelolaan lingkungan pertambangan gunung kapur ini adalah sistem atur dan awasi. Disamping itu PT. Polowijo Gosari merupakan pihak pelaku usaha pertambangan batu kapur yang memiliki inisiatif dalam menyelaraskan lingkungan sekitar gunung kapur Sekapuk dengan kegiatan usaha pertambangannya.
3.    Dampak yang dirasakan masyarakat sekitar gunung kapur disana adalah adanya debu debu yang dihasilkan oleh truk truk yang mengangkut hasil kapur tersebut. Akibatnya dapat menyebabkan sesak nafas, mata merah dan kulit kering. Bukan hanya itu saja tinggal di sekitar gunung kapur juga rawan karena kita juga tidak tahu apa gunung dalam keadaan aman atau terjadi gunung runtuh dan mengakibatkan ada korban jiwa.
4.    Upaya pemerintah terkait dengan penambangan gunung kapur ini melalui Dinas Pertambangan dan Badan Lingkungan Hidup telah melakukan kunjungan atau inspeksi dan sosialisasi kepada pemilik tambang dan juga penambang disekitar lokasi pertambangan dalam kawasan gunung kapur Gosari  agar tercapai kegiatan pertambangan batu kapur yang berwawasan lingkungan serta diharapkan menjadi sumber yang berarti untuk Kabupaten Gresik. Meskipun pertambangan itu dibawah perusahaan swasta, pemerintah tetap memonitor terkait pemanfaatan tersebut.

B.       Saran
Dengan adanya pemanfaatan sumber daya alam ini harus diperhatikan betul betul terkait masalah dampaknya. Agar dampak postif lebih banyak dan lebih dirasakan masyarakat dari pada dampak negatifnya. Dan juga masyarakat serta pihak pengelola yang bertanggung jawab atas usaha itu harus memikirkan dampak lingkungan sekitar guung. Supaya tetap terjaga kelestarian dan tidak merusak alam.
Terkait dengan penulisan laporan ini terdapat beberapa kekurangan dan kesalahan. Baik dari segi penulisannya maupun dari segi penyusunan kalimatnya. Oleh karena itu kami sangatlah mengharapkan kepada para pembaca agar dapat memberikan kritikan dan masukan yang ada dilaporan  ini.



DAFTAR PUSTAKA
Way Suwarty Haryono. Hukum Lingkungan. Diambil dari: Http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-2304-BABI.pdf
Diakses pada 22 Oktober 2017 Pukul 22:00
Batuan-sedimen.blogspot.com/bgp.html, Diakses pada 5 November 2017 Pukul 22:15.
5 November 2017 Pukul 22:45.
Kaelan. 2012. Metode Penelitian Kualitatif Interdisipliner. Yogyakarta: Paradigma



[1] Way Suwarty Haryono,Hukum Lingkungan,Hlm14.
[2] Batuan-sedimen.blogspot.com/bgp.html,5 November 2017.
[4] Kaelan,2012,Metode Penelitian Kualitatif Interdisipliner, Yogyakarta: ParadigmaHalaman 7-14.




LAMPIRAN

Gambar 1. Suasana Gunung Kapur


Gambar 1. Suasana Gunung Kapur 

Gambar 2. Bekas Pengerukan Ekskavator
Gambar 2. Bekas Pengerukan Ekskavator



Gambar 3. Tempat Bahan Bakar Geraji Mesin 
Gambar 3. Tempat Bahan Bakar Geraji Mesin
 

Gambar 5. Rumah Warga Pendatang
Gambar 4. Proses Pengerukan Gunung Kapur

Gambar 5. Rumah Warga Pendatang

Gambar 5. Rumah Warga Pendatang

Gambar 6. Kandang Ayam di Sekitar Gunung Kapur

Gambar 6. Kandang Ayam di Sekitar Gunung Kapur










Gambar 7. Sampah di jalan Gunung Kapur


Gambar 8. Foto Bersama Bapak Aziz

Gambar 9.  Foto Bersama Pedagang di Gunung Kapur
  
Gambar 9.  Foto Bersama Pedagang di Gunung Kapur

 


















Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel