LAPORAN PENELITIAN AMDAL TUGAS STUDI LINGKUNGAN AUD DI KABUPATEN LAMONGAN BAGIAN I


LAPORAN PENELITIAN AMDAL UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH “STUDI LINGKUNGAN AUD”

LAPORAN PENELITIAN AMDAL TUGAS STUDY LINGKUNGAN AUD

Syntia Juniar Susanto (D98215045)
Ainul Hidayah (D98215048)
Fitrotus Sholihah (D98215053)
Nur Lailatul Faaizah (D98215066)
R. A. Ary Raditya Ningrum Rozuqi (D98215068)
Tri Lestari Ningsih (D98215072)

Syntia Juniar Susanto (D98215045)  Ainul Hidayah (D98215048)  Fitrotus Sholihah (D98215053)  Nur Lailatul Faaizah (D98215066)  R. A. Ary Raditya Ningrum Rozuqi (D98215068)  Tri Lestari Ningsih (D98215072)


BAB I 
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Lingkungan hidup merupakan suatu kesatuan yang di dalamnya terdapat berbagai macam kehidupan saling ketergantungan dan sebagai penunjang yang sangat penting bagi kelangsungan hidup semua makhluk. Lingkungan yang sehat akan terwujud apabila manusia dan lingkungannya dalam kondisi yang baik.
Namun kenyataan di Indonesia memiliki pencemaran lingkungan berupa sampah dan sampai sekarang masih belum bisa teratasi dengan baik seperti pencemaran sampah di Dusun Galang Desa Sukoanyar Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan. Pencemaran sungai terjadi akibat ulah masyarakat setempat yang tidak memiliki kesadaran dalam menjaga kebersihan sungai.
Pencemaran pada sungai sangat menganggu masyarakat sekitar. Adanya bau yang menyengat disertai perubahan warna air yang menyebabkan masyarakat enggan menggunakan air tersebut untuk kebutuhan sehari-hari. Berubahnya air diakibatkan dari limbah rumah tangga seperti sisa sayur, ikan, nasi, bulu ayam, plastik, botol, kaleng, popok bayi, kasur dan lain-lain.
Pemahaman masyarakat tentang akibat pencemaran sungai yang berdampak pada lingkungan. Pemahaman itu berupa kesadaran diri pribadi masing-masing untuk membuang sampah pada tempatnya, pengelolahan sampah yang direncanakan dan dilaksanakan oleh pemerintah serta masyarakat Dusun Galang Desa Sukoanyar Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan. Agar pencemaran sungai di daerah tersebut segera teratasi dan menjadi desa yang bersih, asri dan indah.




B.  Rumusan Permasalahan
1.    Bagaimana dampak pembuangan sampah di sungai Dusun Galang Desa Sukoanyar kecamatan Turi Kabupaten Lamongan?
2.  Bagaimana usaha pengendalian sampah di sekitar sungai Dusun Galang Desa Sukoanyar kecamatan Turi Kabupaten Lamongan?
3.  Bagaimana peran pemerintah desa untuk menangani pengelolahan sampah sungai Dusun Galang Desa Sukoanyar kecamatan Turi Kabupaten Lamongan?
4.    Bagaimana alternatif solusi untuk manangani pembuangan sampah secara liar di Dusun Galang Desa Sukoanyar kecamatan Turi Kabupaten Lamongan?

C.  Tujuan
  • Untuk mengetahui kondisi pencemaran sampah di sungai Dusun Galang Desa Sukoanyar kecamatan Turi Kabupaten Lamongan.
  • Untuk mengetahui pengelolaan sampah di sungai Dusun Galang Desa Sukoanyar kecamatan Turi Kabupaten Lamongan.
  • Untuk mengetahui dampak di sekitar tempat sungai Dusun Galang Desa Sukoanyar kecamatan Turi Kabupaten Lamongan.
  • Untuk mengetahui upaya pemerintah desa untuk menangani pengelolahan sampah sungai Dusun Galang Desa Sukoanyar kecamatan Turi Kabupaten Lamongan.
  • Untuk mengetahui alternatif solusi untuk manangani pembuangan sampah secara liar di Dusun Galang Desa Sukoanyar kecamatan Turi Kabupaten Lamongan. 








BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.      Pengertian Sampah
Sampah merupakan sisa-sisa bahan yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Karena sudah tidak ada manfaatnya yang ditinjau dari segi sosial ekonimis tidak ada harganya dan dari segi lingkungan dapat menyebabkan pencemaran atau gangguan terhadap lingkungan hidup.
Terdapat beberapa definisi tentang sampah yang dapat dijadikan dasar dalam penanganan sampah:
1.    Menurut American Public Health Association (APHA)
Sampah adalah sesuatu yang tidak dapat digunakan, tidak dapat dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang terbuang, yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya.
2.    Menurut Tchobanogolous
Sampah adalah sebuah buangan padat atau semi padat yang dihasilkan dari aktivitas manusia atau hewan yang dibuang karena tidak diinginkan atau digunakan lagi.[1]
3.    Azwar
Sampah adalah sebagian dari sesuatu yang dibuang, pada umumnya berasal dari kegiatan manusia dan bersifat padat.
4.    Who Health Organization
Sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang berasal dari kegiatan manusia dan tidak jadi dengan sendirinya.
5.    Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang pengelolahan sampah
Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari dari manusia dan proses alam yang berbentuk padat.
Jadi dapat disimpulkan bahwa sampah adalah hasil dari kegiatan manusia yang dibuang dan tidak lagi digunakan atau tidak difungsikan lagi. [2]

B.       Sumber Sampah
Setiap sampah dihasilkan dari berbagai aktivitas yang dilakukan oleh makhluk hidup dari berbagai sumber. Menurut Notoatmojo ada beberapa sumber sampah antara lain sampah yang berasal dari pemukiman, sampah yang berada di tempat umum, sampah yang ada di kantoran, dijalan raya, sampah yang berasal dari industri, sampah dari hasil pertanian atau perkebunan, pertenakan dan perikanan dan lain-lain. Adanya penggolongan sumber sampah memudahkan kita dalam mengelompokkan sampah-sampah sesuai dengan sumbernya. Misalnya sampah yang berasal dari pemukiman seperti sampah dari dapur, sampah kertas, sampah plastik, sampah makanan. Dengan adanya pengelompokan memudahkan dalam memilih sampah yang dapat di kelolah kembali atau sebaliknya. [3]
                                    Tabel 2.1 Sumber Sampah
Sumber Sampah di Masyarakat
Asal Sampah
Sampah Yang Dihasilkan (Tipe Sampah)
Sampah Pemukiman
Warga masyarakat sekitar yang tinggal bersama-sama
Sisa makanan atau sampah yang bersifat basah, kering, abu plastilk, alat-alat kebutuhan rumah tangga yang tidak terpakai, bekas pempres anak, kaca, kaleng, botol, piring, bulu ayam, ayam mati, sisa bumbu dapur, kertas, elektrnik bekas, dan lain-lain.
Sampah Komersil
Perdagangan, tokoh, pasar, hotel, percetakan bengkel dan lain-lain
Sisa-sisa makanan,sayuran busuk, sampah kering, abu, plastik, kertas, dan kaleng-kaleng, kardus, bumbu-bumbu jualan yang busuk, botol plastic, botol kaca, sampah berbahaya dan lain-lain.
Sampah Institusi
Sekolah, rumah sakit, panti asuhan, apotik, kantor
Kertas, kardus, plastik, kayu, sampah makanan, kaca, logam, dan lain-lain.
Sampah di Area Pembongkaran dan Perbaikan
Perbaikan jalan, pembongkaran jalan, perbaikan jembatan dan lain-lain
Kayu, plastic, kapur, tanah, paku. Sisa-sisa bahan-bahan material yang tidak digunakan.
Sampah Industri


Pabrik-pabrik
Limbah proses industri, potongan material (sampah industry), sisa makanan, debu atau asap yang dikeluarkan dari pabrik (sampah non industry).
Sampah dari Pertanian dan Perkebunan
Sawah, kebun, pekarangan dan lain-lain
Daun, buah-buah yang busuk, sayuran yang busuk, pestisida dan pupuk buatan perlu perlakuan khusus agar tidak mencemari lingkungan. Dan lain-lain.

Menurut Dep PU dan Tchobanoglous, sumber sampah pada umumnya di klasifikasikan menjadi beberapa sumber, yaitu:
1.    Daerah Pemukiman (Rumah Tangga)
Bersumber dari aktivitas rumah atau dapur serta aktivitas rumah tangga lainnya. Jenis sampah yang dihasilkan berupa sampah basah dan sampah kering.
2.    Daerah Komersal
Bersumber dari pasar, pertokohan, restaurant, perusahaan dan sebagainya. Sebagian besar sampah berasal dari pasar dan kebanyakan berupa sampah organik.
3.    Daerah Institusi
Sumber sampah institusional adalah perkantoran, sekolah, tempat ibadah, dan lembaga-lembaga non komersial lainnya. Jenis sampah yang dihasilkan sebagian besar sampah kering.
4.    Sampah Jalan Dan Tempat-Tempat Terbuka
Sampah kategori ini berasal dari kegiatan penyapuan jalan-jalan dan trotoar, taman dan lain-lain. Jenis sampah yang dihasilkan sebagian besar  sampah organic (daun) serta debu.
5.    Industri
Sumber industri berasal dari perusahaan yang bergerak di bidang industri berat, industri ringan, pabrik-pabrik, dan lain-lain. Jenis sampah yang dihasilkan tergantung jenis bahan baku yang digunakan oleh industri tersebut.
6.    Tempat Pembuangan Dan Pembongkaran
Sampah yang dijumpai adalah sampah material atau bahan-bahan bangunan. Jenisnya tergantung bahan bangunan yang dipakai (bata, pecahan beton, kayu, besi beton dan lain-lain).
7.    Rumah Sakit Dan Balai Pengobatan
Sampah rumah sakit pengelolahannya ditangani secara terpisah dengan sampah lainnya karena sampahnya bersifat khusus, kemungkinan mengandung kuman penyakit menular. Sampah yang dihasilkan berupa bekas-bekas operasi, pembalut luka, potongan anatomi, disamping sampah dapur dan kantor sampah ini wajib dibakar (pengelolahan untuk menghilangkan kuman petogenik).
8.    Pertanian
Sampah yang berasal dari kebung tanaman dan pertanian, dan lain-lain.
Dari klasifikasi sumber sampah tersebut, dapat dikembangkan lagi sumber-sumber sampah yang lainnya sesuai dengan kegunaan lainnya. Sebagai contoh, dari kandang hewan, pemotongan hewan, instalasi pengelolahan air bersih, instalasi pengelolahan air limbah dan lain-lain [4]


C.      Jenis-Jenis Sampah
Jenis sampah dapat dibedakan menurut beberapa kandungan. Jenis sampah menurut Notoatmojo yaitu sampah berdasarkan zat kimia yang terkandung di dalamnya, yaitu:
1.    Sampah organik
Sampah yang pada umumnya dapat membusuk, misalnya sisa makanan, daun-daunan, buah-buahan dan lain-lain.
2.    Sampah anorganik
Sampah yang pada umumnya tidak dapat membusuk, misalnya logam, besi, pecahan gelas, plastik dan lain-lain.
Selain itu jenis-jenis sampah juga dapat di kelompokkan berdasarkan karakteristik, sebagai berikut.
1.    Sampah Abu
Sampah sisa-sisa dari pembakaran bahan-bahan yang mudah terbakar, baik di rumah, di industri maupun di perkantoran.
2.    Sampah Pemukiman
Kumpulan sampah yang berasal dari daerah perumahan yang dijadikan satu dalam satu tempat.
3.    Sampah Khusus
Sampah yang memerlukan penanganan khusus dalam pengelolahannya, misalnya kaleng-kaleng cat, zat radioaktif, dan zat toksis.
Slamet berpendapat bahwa, sampah dapat dikelompkkan berdasarkan sifat biologis dan kimianya, sehingga memudahkan dalam pengelolahannya, yaitu:
1.    Sampah yang dapat membusuk
Kumpulan sampah yang mudah membusuk, seperti sisa-sisa makanan, daun sampah dan pertanian.
2.    Sampah yang tidak dapat membusuk
Sampah yang tidak dapat membusuk, seperti kertas, plastik, karet, logam, gelas.

3.    Sampah yang berbahaya
Sampah yang berbahaya bagi kesehatan manusia, seperti sampah yang berasal dari kesehatan industri yang mengandung zat kimia berbahaya.[5]
Menurut Dep PU, sampah dapat diklasifikasikan menurtut tipe dan komposisinya, berdasarkan tipe sampah diklasifikasikan, yaitu:
1.    Sampah organik mudah busuk (garbage)
Sampah yang terdiri dari bahan-bahan organik dan mempunyai sifat mudah membusuk. Sampah ini banyak mengandung air dan mudah membusuk jika dibiarkan dalam keadaan basah pada suhu (20-30)̊ C. Contohnya: sampah sisa dapur, sampah sisa makanan, sampah sisa sayur dan kulit buah-buahan.
2.    Sampah organik tidak membusuk (Rubbish)
Sampah yang terdiri dari bahan organik kering yang saling terurai oleh mikroorganisme sehingga sulit membusuk. Contohnya: kayu, selulosa, kertas, plastik dan kaca.
3.    Sampah abu (Ashes)
Sampah padat yang berasal dari berbagai jenis abu, merupakan partikel-partikel kecil yang mudah berterbangan dan dapat mengganggu pernafasan orang lain dan penglihatan orang lain. Contohnya: hasil pembakaran kayu, hasil pembakarang batu bara dirumah atau di tempat industri.
4.    Sampah bangkai binatang (Dead Animal)
Sampah yang berupa bangkai binatang. Contohnya: bangkai tikus, bangkai anjing, bangkai ayam, bangkai ikan dan binatang ternak lainnya.
5.    Sampah sapuan jalan (Street Sweeping)
Sampah atau kotoran yang berserakan dijalanan karena dibuang oleh pengendara mobil ataupun masyarakat yang melintas di setiap jalan dan tidak bertanggung jawab. Contohnya: sisa-sisa pembungkusan makanan atau lainnya, sisa makanan, daun dan kertas.
6.    Sampah industri (Industrial Waste)
Sampah yang berasal dari kegiatan industri. Limbah ini sangat tergantung dari jenis industri yang akan dihasilkan atau akan dibuat. Semakin banyak yang mendirikan tempat perindustrian semakin banyak limbah yang dihasilkan.
Berdasarkan bentuknya sampah dapat dibedakan menjadi 6 yaitu sebagai berikut:
1.    Sampah padat
Sampah buangan selain kotoran manusia, urine dan sampah cair. Dapat berupa sampah rumah tangga, sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal, gelas dan lain-lain.
2.    Sampah cair
Sampah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah. Contohnya:
a.    Limbah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung patogen yang berbahaya.
b.    Limbah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen.
3.    Sampah alam
Di kehidupan liar sampah mengalami proses daur ulang alami, seperti daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah. Sampah manusia adalah hasil-hasil dari pencernaan manusia, seperti feses dan urine. Sampah manusia sangat berbahaya bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana perkembangan) penyakit yang disebabkan virus dan bakteri.
4.    Sampah konsumsi
Sampah yang dihasilkan oleh manusia pengguna barang, dengan kata lain adalah sampah yang dibuang ke tempat sampah. Jumlah sampah ini lebih kecil dibandingkan dengan sampah yang dihasilkan dari proses pertambangan dan industri.

5.    Sampah nuklir
Sampah nuklir merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir yang menghasilkan uranium dan thorium dan berbahaya bagi lingkungan hidup.
Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka sampah dapat dibagi lagi menjadi:
a.    Biodegradable adalah sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi baik aerob atau anaerob. Seperti sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah pertanian dan perkebunan.
b.    Non-biodegradable adalah sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi. Dapat dibagi lagi menjadi:
c.    Recyclable adalah sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki nilai secara ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain.
d.    Non-recyclable adalah sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah atau diubah kembali seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan lain-lain. [6]

D.      Karakteristik Sampah
Peavy berpendapat bahwa sampah dapat di klasifikasikan berdasarkan komposisi sampah, sebagai berikut.
1.    Komposisi fisik
Informasi dan data komposisi fisik sampah meliputi besarnya presentase komponen pembentukan sampah, ukuran partikel, kandungan air dan kepadatan sampah. Komponen pembentukan sampah di negara-negara berkembang.

Tabel 2.2 : Tipikal komponen sampah rumah tangga
Komponen
Persen Berat (%)
Organik
Bahan makanan
65
Kertas
8
Karton
2
Plastik
2
Tekstil
1
Karet
0,5
Kulit
0,5
Sampah tanaman
1
Kayu
0,5
Anorganik

Kaca
5
Kaleng
5
Aluminium
1
Logam lainnya
1
Kotoran, debu dll
7,5
Jumlah
100

2.    Komposisi kimia
Komposisi kimia sangat penting dalam mengevaluasi proses alternatif dan pilihan pemulihan energi. Jika sampah digunakan sebagai bahan bakar komponen, yang harus diketahui adalah analisa proksimasi (kandungan air, kandungan bahan volatil, kandungan abu, dan kandungan karbon tetap), titik abu sampah, analisis ultimasi (presentase C, H, O, N, S dan Abu) dan besarnya energi yang dikandungnya.
3.    Komposisi biologis
Selain komposisi fisik, karet dan kulit, fraksi organik dari sampah dapat dibedakan menjadi beberapa bagian, sebagai berikut.
a.    Kandungan terlarut seperti gula, asam amino dan berbagai macam asam organik.
b.    Hemiselulosa, yaitu hasil penguraian gula.
c.    Selulosa, yaitu hasil penguraian glukosa.
d.    Lemak, minyak dan lilin.
e.    Lignin, material polimer yang terdiri dari cincin aromatik dengan gugus methoksil biasanya terdapat pada produk kertas seperti kertas koran dan fiberbroad.
f.     Ligniselulosa, kombinasi dari Lignin dan selulosa.
g.    Protein yang terdiri dari rantai asam amino.
Sistem pengelolahan sampah ditentukan oleh jumlah timbulnya sampah dan karakteristik sampah. Karakteristik sampah digunakan untuk menentukan beberapa hal yang harus diperhatikan, sebagai berikut.
1.    Jumlah sampah yang dapat direduksi, baik melalui program daur ulang maupun pemanfaatan kembali barang-barang bekas.
2.    Jenis dan karakteristik wadah, sifat kimia sampah sangat menentukan bahan wadah atau bak truk pengangkutan sampah yang harus digunakan. Misalnya : jika sampah mengalami fermentasi yang menghasilkan asam-asam, maka wadah tidak boleh yang bersifat korosif.
3.    Untuk menentukan teknologi pengelolahan akhir yang dipilih.
4.    Untuk menentukan luas TPS (Tempat Pembuangan Sementara), MRF (Materials Recovery Facility) atau TPA (Tempat Pembuangan Akhir) yang diperlukan.
Karekteristik sampah akan berbeda pada masing-masing daerah, setiap daerah memiliki karakteristik yang sangat dipengaruhi, sebagai berikut.
1.    Tingkat ekonomi masyarakat.
2.    Sosial budaya masyarakat.
3.    Musim.[7]

E.       Pengelolahan Sampah
Pengelolahan sampah merupakan semua kegiatan yang dilakukan untuk menangani berbagai jenis sampah dari awal atau dari timbulnya sampah sampai ke pembuangan akhir. Pengelolahan sampah adalah mengubah bentuk sampah menjadi bentuk lain, misalnya proses kompositing mengubah sampah menjadi kompos dan energi. Secara garis besar, kegiatan dalam pengelolahan sampah meliputi pengendalian timbulnya sampah, pengumpulan sampah, transfe and trasport, pengelolahan dan pembuangan akhir, sebagai berikut.
1.    Penimbulan sampah (solid waste generated)
Sampah tidak dibuat/diproduksi melainkan berasal dari masyarakat sekitar. Untuk itu dalam menentukan metode penanganan yang tepat, besar timbulnya sampah harus ditentukan terlebih dahulu,  jumlah pelaku, jenis sampah dan kegiatan apa yang akan dilakukan dengan sampah tersebut. Umumnya, untuk mengetahui besar timbulan sampah yang terjadi harus dilakukan dengan suatu studi. Tetapi untuk keperluan praktis telah disusun standar oleh Departeman Pekerjaan Umum. Salah satunya SK SNI S-04-1993-01 tentang spesifikasi timbulan sampah untuk kota kecil dan kota sedang.
2.    Penanganan di tempat (on site handling)
Penanganan sampah pada umumnya adalah semua perilakuan terhadap sampah yang dilakukan sebelum sampah ditempatkan ditempat pembuangan. Kegiatan ini bertolak belakang dengan kondisi dimana barang bekas yang sudah tidak dipakai atau tidak digunakan. Dan sering kali masih memiliki nilai ekonomis. Penanganan sampah dapat berpengaruh signifikan terhadap penanganan sampah pada tahap selanjutnya.
Tahap ini penanganan sampah dapat dilakukan dengan pemilihan sampah (shorting), pemanfaatan kembali (reuse) dan daur ulang (recycle). Tujuannya yaitu untuk mencegah/mereduksi besarnya timbulan sampah (reduce).
3.    Pengumpulan (collection)
Tahap ini pengumpulan sampah dan sumbernya sebelum menujuk tempat pembuangan sementara (TPS). Umumnya dilakukan dengan menggunakan grobak dorong yang biasanya berkeliling menuju satu rumah kerumah yang lain untuk mengambil sampah tersebut.
4.    Pengangkutan (transfer and transport)
Tahap ini pemindahan sampah dari Tempat Pembuangan Sementara (TPS) menuju ke tempat pembuangan akhir (TPA).
5.    Pengelolahan
Tahap ini pengelolahan sampah bergantung pada jenis dan komposisinya sehingga sampah dapat dioah dengan baik dan benar. Ada beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk pengelolahan sampah sebagai berikut.
a.    Transformasi fisik
Kegiatan pemisahn komponen sampah (shorting) dan pemadatan (compacting) yang bertujuan untuk memperudah penyimpanan dan pengangkutan.
b.    Pembakaran
Kegiatan pembakaran merupakan teknik pengelolahan sampah yang dapat mengubah sampah menjadi bentuk gas, hingga volumenya dapat berkurang 90-95%. Meskipun hal tersebut merupakan teknik yang efektif dalam mengurangi jumlah atau volume sampah, tetapi cara ini tidak dianjurkan, karena cara tersebut berpotensi untuk menimbulkan pencemaran udara.
c.    Pembuatan kompos
Kompos adalah pupuk alami (organik) yang terbuat dari bahan hijau-hujauan (daun) dan bahan organik lain yang sengaja ditambahkan untuk mempercepat proses pembusukan,  seperti kotoran binatang (kambing/sapi) atau bisa dicampur dengan pupuk buatan pabrik (urea). Pembuatan kompos dapat dilakukan oleh siapapun dan dimanapun, berbeda dengan pengelolahan sampah lainnya.

d.    Energy recovery
Energy recovery adalah perubahan sampah menjadi energi, baik energi panas maupun energi lisrik. Metode ini telah banyak dikembangkan di negara-negara besar, yaitu pada instalasi-instalasi besar dengan kapasitas ±300 ton/hari yang dapat dilengkapi pembangkit listrik sehingga energi listrik (± 96.000 MWH/tahun) yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk menekan biaya proses pengelolahan.
e.    Pembuangan akhir
Pada prinsipnya pembuangan akhir sampah harus memenuhi syarat-syarat kesehatan dan kelestarian lingkungan. Teknik ini menggunakan teknik open dumping, dimana sampah yang ada harus ditempatkan di tempat tertentu sehingga kapasitasnya tidak lagi memenuhi. Teknik ini sangat berpotensi untuk menimbulkan gangguan terhadap lingkungan.[8]

F.       Dampak Sampah
Sampah merupakan salah satu penyebab tidak seimbangnya lingkungan hidup. Sampah pada umumnya terdiri dari komposisi sisa makanan, daun–daunan, plastik, kain bekas, karet dan lain–lain. Jika sampah dibuang dengan cara ditumpuk, maka akan menimbulkan bau dan gas yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Dan jika sampah dibakar, maka akan menimbulkan pencemaran udara. Selain itu tradisi membuang sampah disungai dapat mengakibatkan pendangkalan sungai dengan cepat, memudahkan terjadinya banjir dan mencemari sumber air.
Beberapa dampak sampah terhadap kesehatan lingkungan sebagai berikut.
1.    Pencemaran lingkungan
Sampah dari berbagai sumber dapat mencemari lingkungan, baik lingkungan darat, udara maupun lingkungan perairan. Pencemaran darat yang dapat ditimbulkan oleh sampah, misalnya ditinjau dari segi kesehatan sebagai tempat bersarang dan timbulnya bibit penyakit, sedangkan ditinjau dari segi keindahan dapat menurunkan nilai estetikanya.
Pencemaran udara yang ditimbulkannya misalnya mengeluarkan bau yang tidak sedap, debu dan gas beracun. Dari kegiatan pembakaran sampah dapat meningkatkan carbon monoxide (CO), carbon dioxide (CO2) nitrogen-monoxide (NO), gas belerang, amonia dan asap di udara. Asap di udara berasal dari asap yang ditimbulkan dari bahan plastik ada yang bersifat karsinogen, artinya dapat menimbulkan kanker.
Pencemaran perairan yang ditimbulkan oleh sampah misalnya terjadinya perubahan warna dan bau pada air sungai, penyebaran bahan kimia dan mikro organisme yang terbawa air hujan dan meresapnya bahan-bahan berbahaya sehingga mencemari sumur dan sumber air lainya. Bahan-bahan pencemaran yang masuk kedalam air tanah dapat muncul ke permukaan tanah melalui air sumur penduduk, jika bahan pencemaran itu berupa B3 (bahan berbahaya dan beracun) maka akan berakibat fatal bagi kesehatan masyarakat, misalnya air raksa (merkuri), crhom, timbal, cadmium.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan pencemaran yang diakibatkan oleh sampah misalnya pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi, dan gaya hidup masyarakat. Meningkatnya daya beli masyarakat terhadap berbagai jenis bahan pokok dan hasil teknologi serta meningkatnya usaha atau kegiatan penunjang pertumbuhan ekonomi suatu daerah juga memberikan kontribusi yang besar terhadap kuantitas dan kualitas sampah yang dihasilkan. Meningkatnya volume timbulan sampah memerlukan pengelolaan. Pengelolaan sampah yang tidak mempergunakan metode dan teknik pengelolaan sampah yang ramah lingkungan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan dan mengganggu kelestarian fungsi lingkungan baik lingkungan pemukiman, hutan, persawahan, sungai dan lautan.
Berdasarkan Undang-Undang No. 18 Tahun 2008, sampah adalah sisa kegiatan sehari- hari manusia dan proses alam yang berbentuk padat. Pengelolaan sampah merupakan kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Berdasarkan sifat fisik dan kimianya sampah dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, yaitu: 1) sampah ada yang mudah membusuk terdiri atas sampah organik seperti sisa sayuran, sisa daging, daun dan lain-lain; 2) sampah yang tidak mudah membusuk seperti plastik, kertas, karet, logam, sisa bahan bangunan dan lain-lain; 3) sampah yang berupa debu/abu; dan 4) sampah yang berbahaya (B3) bagi kesehatan, seperti sampah berasal dari industri dan rumah sakit yang mengandung zat-zat kimia dan agen penyakit yang berbahaya.
2.    Penyebab penyakit
Sampah yang menumpuk dapat mengganggu masyarakat sekitar, disamping menimbulkan bau yang tak sedap, sampah juga akan banyak menimbulkan banyak wabah penyakit. Sampah makanan busuk dapat menimbulkan sarang hidupnya Baktery Coli. Apabila sampah menumpuk di saat musim hujan, akan menimbulkan wabah muntaber atau diare, DB dan lain sebagainya.
Sampah juga dapat mengundang beberapa hewan, seperti tikus dan serangga yang bisa menyebabkan berbagai penyakit pencernaan, penyakit kuning, penyakit cacing perut, malaria dan lain sebagainya. Hal ini disebabkan sampah bisa mencemari air permukaan, air tanah, lahan pertanian dan juga bisa mencemari udara yang menyebabkan permasalahan pada manusia dan ekosistemnya.
Beberapa sampah yang mencemari lingkungan pada jaman modern ini, bukan hanya sebagai zat hasil buangan kehidupan sosial masyarakat saja (sisa makanan, plastik, bagian tumbuhan dsb), tapi sampah ini juga bisa berasal dari buangan aktifitas teknologi manusia (waste), yang mencakup zat-zat buang kimiawi atau juga aktifitas nuklir. Oleh karena itu komposisi kimia yang dikandung sampah sangat bergantung pada lokasi pemukiman warga, terutama warga masyarakat yang memiliki drainase yang berhubungan langsung dengan lingkungan industri.
Di tengah masyarakat, sampah memang menimbulkan beberapa hal yang berpengaruh, sebab sampah adalah bahan yang harus di buang dengan benar karena sifatnya yang mengandung racun. Namun demikian terdapat komponen sampah yang bernilai ekonomis, oleh karena itu dalam pengelolaan sampah disarankan untuk tidak mengesampingkan atau mengabaikan aspek daur ulang. Jika semakin mahal dan terbatasnya sumber daya alam, maka recycled (daur ulang) sampah menjadi pilihan alternatif untuk menghemat biaya produksi suatu bahan.
3.    Tempat penumpukan sampah
Tempat penumpukan sampah merupakan lingkungan bagi hewan penyebar penyakit misalnya lalat, nyamuk, tikus dan bakteri patogen (penyebab penyakit). Adanya hewan-hewan penyebar penyakit dapat menyebabkan penyakit mudah tersebar dan menular ke lingkungan sekitar. Penyakit tersebut misalnya kolera, disentri, tifus, diare, malaria dan lain-lain..
4.    Penyumbatan saluran air dan banjir.
Sampah rumah tangga yang bertaburan di jalanan, jika turun hujan akan terbawa ke sungai akibatnya sungai tersumbat dan dapat menimbulkan terjadinya banjir. Selanjutnya banjir dapat menyebarkan berbagai penyakit. Banyak got dimusim hujan menjadi mampet karena penduduk membuang sampah disembarang tempat. Kebiasaan membuang sampah disembarang tempat dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan. Jadi, diupayakan agar berhenti membuang sampah disembarang tempat.
5.    Dampak sampah terhadap interaksi sosial masyarakat
a.    Kerukunan
Permasalahan sampah berkaitan dengan nilai kerukunan masyarakat sekitar. Orang yang sering membuang sampah di sekitar tempat tinggalnya dan mencemari lingkungan dapat menimbulkan pertikaian terhadap tetangga sekitarnya. Hal yang demikian dapat menimbulkan keretakan hubungan antar tetangga bahkan keluarga. 
b.    Kesanggupan
Tiap warga hendaknya memiliki kesanggupan untuk menempatkan sampah pada tempatnya, misalnya memisahkan sampah organik dengan sampah anorganik dan memisahkan sampah yang beracun dengan yang tidak beracun. Pekerjaan tersebut bukanlah pekerjaan yang sulit jika setiap warga memiliki kesadaran dan kesanggupan untuk melakukannya.
6.    Dampak sampah terhadap keadaan sosial ekonomi
a.    Pengelolaan sampah yang kurang baik akan menimbulkan lingkungan yang tidak menyenangkan.
b.    Memberikan dampak negatif terhadap pariwisatawan yang datang untuk berkunjung.
c.    Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat.
d.    Instrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak memadai dan tidak sesuai dengan prosedur, seperti tingginya biaya pengelolaan air.[9]









BAB III
METODE PENGUMPULAN DATA

A.    Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini membutuhkan sejumlah data dari lapangan yang akan dihimpun data-data utama sekaligus data tambahannya. Sumber data utama dalam penelitian ini yaitu: kata-kata yang diucapkan oleh subjek yang diwawancarai dan keadaan tempat yang diteliti. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu: kamera foto, video, daftar pertanyaan, dan dokumentasi. Metode pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti sebagai berikut:
1.   Metode Observasi
Dengan menggunakan metode observasi, peneliti melakukan pengamatan dan  pencatatan kejadian atau keadaan sungai tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi dengan individu-individu yang berada di sekitar sungai. Observasi dilakukan 2 kali di sungai. Pertama dilakukan untuk meminta perizinan kepada masyarakat sekitar dan kepada ketua RW  Dusun Galang serta memastikan kondisi sungai yang tercemar sampah yang dibuang oleh masyarakat sekitar. Kedua melakukan pengamatan secara langsung. Peneliti menentukan kisi-kisi yang akan digunakan dalam observasi sebagai berikut.
1)      Kisi – kisi pedoman observasi
Tabel 3.1 Kisi – kisi pedoman observasi
NO
Subjek Observasi
Indikator
1.
Profil sungai yang tercemar oleh sampah masyarakat.
a)      asal-usul sungai sebagai tempat pembuangan sampah oleh masyarakat.
b)      Sebab dan akibat dari terjadinya pencemaran pada sungai.

2.
Macam dari sampah yang dibuang oleh masyarakat.
Macam-macam sampah yang dibuang pada sungai.

B.     Metode Survei (Wawancara)
Metode survei merupakan metode pengumpulan data primer yang berupa pertanyaan lisan dan tertulis. Metode survei memerlukan adanya kontak atau hubungan antara peneliti dengan subjeknya. Peneliti menggunakan metode survei dengan teknik pengumpulan data dan wawancara. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subjek penelitian. Subjek penelitian disini adalah warga masyarakat yang berada di sekitar sungai, warga yang jauh dari sungai, serta ketua RW Dusun Galang Desa Sukoanyar Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan.
Penelitian menggunakan Wawancara Semiterstruktur (Semistructured Interview). Wawancara Semiterstruktur (Semistructured Interview)  merupakan wawancara yang sudah termasuk dalam kategori in-depth interview, dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas daripada wawancara terstruktur karena wawancara model ini menggunakan teks instrumen yang sudah disusun dan disiapkan. Kemudian dalam pelaksanaan wawancara terdapat pertanyaan yang muncul maka dalam proses wawancara bisa ditanyakan kepada subjek yang diwawancarai. Wawancara bertujuan untuk menanyakan permasalahan yang lebih terbuka dengan cara meminta pendapat dan ide-ide dari orang yang diwawancarai.
Pengumpulan data menggunakan wawancara atau tanya jawab serta bertatap muka secara langsung. Metode wawancara (wawancara semiterstruktur) dilakukan kepada masyarakat sekitar sungai, masyarakat yang jauh dari sungai serta ketua RW Dusun Galang Desa Sukoanyar Kecamatan Turi kabupaten Lamongan. Kisi-kisi menyusun pedoman wawancara sebagai berikut.
1.   Kisi–kisi pedoman wawancara untuk masyarakat sekitar sungai.
Tabel 3.2 Kisi–kisi pedoman wawancara untuk masyarakat sekitar sungai
NO
KOMPONEN
INDIKATOR
1.
Profil sungai
Asal-usul sungai sebagai tempat pembuangan sampah
2.
Macam sampah
Macam-macam sampah yang dibuang di kali/sungai
3.
Dampak
a)      Dampak pembuangan sampah rumah tangga.
b)      Dampak pembuangan sampah  pemotongan ayam.
c)      Dampak yang dirasa oleh masyarakat yang berada disekitar kali
4.
Harapan
a)      Harapan warga terhadap sungai yang menjadi tempat pembuangan sampah.
b)      Harapan warga terhadap warga yang membuang sampah pada sungai.















2.    Kisi–kisi pedoman wawancara untuk  masyarakat  jauh dari sungai.
Tabel 3.3 Kisi–kisi pedoman wawancara untuk masyarakat jauh dari sungai
NO
KOMPONEN
INDIKATOR
1.
Profil sungai
a)      Asal-usul sungai sebagai tempat pembuangan sampah.
b)      Pihak yang membuang sampah pada sungai.
2.
Macam sampah
Macam-macam sampah yang dibuang di kali/sungai
3.
Dampak
a)      Dampak pembuangan sampah rumah tangga.
b)      Dampak pembuangan sampah  pemotongan ayam.
c)      Dampak yang dirasa oleh masyarakat yang jauh dari sungai.
4.
Harapan
a)      Harapan warga terhadap kali/sungai yang menjadi tempat pembuangan sampah.
b)      Harapan warga terhadap warga yang membuang sampah pada kali/sungai

3.   Kisi-kisi pedoman wawancara untuk ketua RW setempat
Tabel 3.4 Kisi-kisi pedoman wawancara untuk ketua RW setempat

NO
KOMPONEN
INDIKATOR
1.
Himbauan/kebijakan
Himbauan dan kebijakan yang sudah diberikan kepada masyarakat untuk membuang sampah di sungai.

C.    Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan salah satu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan melihat dan menganalisis dokumen-dokumen yang didapatkan. Seperti foto keadaan sungai, foto bukti macam-macam sampah yang ada di sungai, video rekaman penjelasan masyarakat dan ketua RW.














BAB IV
DATA HASIL OBESERVASI DAN FAKTA

Berdasarkan hasil observasi di sungai Dusun Galang Desa Sukoanyar dapat disimpulkan bahwa sampah dipinggiran sungai desa tidak terkelola dengan baik. Meskipun belum terdapat gejala alam yang ditimbulkan dari pembuangan sampah sekitar, tetapi bau yang berasal dari tumpukan sampah sangat mengganggu warga sekitar terutama pada musim hujan.
Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kepeduli lingkungan, membuat sampah di desa tersebut menjadi masalah yang sangat mengganggu. Pengamatan sepanjang perjalanan sekitar sungai sampah yang berserakan dan bertumpukan, seharusnya warga sekitar tidaklah membuang disekitar sungai tersebut. Seringkali perangkat desa menghimbau kepada warga agar tidak membuang sampah disekitar sungai. Namun pada kenyataannya warga masih membuang sampah di sekitar sungai.
Sampah yang dibuang warga disekitar sungai di Dusun Galang  Desa Sukoanyar berasal dari sampah rumah tangga, perabotan rumah tangga yang sudah tidak terpakai (kasur, bantal). Sekitar sungai terdapat rumah pemotongan ayam yang biasanya sampah dari pemotongan ayam seperti bulu ayam dibuang di sungai. Dari pembuangan berbagai macam sampah menghasilkan bau yang tidak sedap sehingga mengganggu kenyamanan warga sekitar dan warga yang melewati jalan di sekitar sungai. 
 
Kondisi sampah disekitar sungai.

Gambar 4.1 Kondisi sampah disekitar sungai.

Gambar Sampah bulu ayam yang dibuang di sekitar sungai.

Gambar 4.2 Sampah bulu ayam yang dibuang di sekitar sungai.

Melihat kondisi sekitar sungai yang banyak tumpukan sampah dengan bau yang sangat menyengat, kami melakukan beberapa wawancara dengan warga sekitar tentang pendapat mereka terhadap pembuangan sampah di sungai. Wawancara yang telah kami lakukan sebagai berikut.
a.    Narasumber : Bapak Sukadi (Saudara dari pemilik pemotongan ayam, yang rumahnya juga sekitar sungai)
Tabel 4.1 Hasil wawancara narasumber 1
NO.
PERTANYAAN
JAWABAN
1.
Sejak kapan sampah di sekitar sungai ada?
Kurang lebih 3 tahunan
2.
Sampah apa saja yang di buang di sekitar kali selain sampah rumah tangga? Apakah bulu-bulu ayam itu juga dibuang di sungai?
Ya seperti pampersnya anak kecil itujuga dibuang disitu.
Bulu ayam itu laku dijual. Bulu ayam ditaruh dijemur di situ nanti ada yang ambil.
3.
Apakah sangat menggangu dengan sampah disekitar sungai ?
Kalo warga sini ya mengganggu. Kalo musim kemarau gini ya gak sebegitu baunya. Kalau hujan baunya pasti warga sektar sini pasti merasa terganggu.
4.
Kenapa warga sekitar membuang sampah sekitar sungai ? tidak adakah himbauan ?

Ya saya kurang tau, padahal ini Pak RT, Pak Polo pokoknya pamong desa sudah memberi tau semua warga desa tidak membuang sampah disembarang tempat, tapi warga itu ya masih membuang sampah. Saya ya gak berani me apa itu melalui warga-warga itu malah yang saya di itu.
5.
Klo hujan bagaimana?
Apakah sampahnya ke sungai?
Airnya kadang-kadang  gak mesti, ya penuh kadang gak mesti. Ya anu sampahnya di buang warga terdekat sini di dorong keair lalu mengalir jauh sana.
6.
Harapan bapak untuk kedepannya ?
Ya sebagai warga sini supaya dihilangi semua pembuangan sampah di sini sampah itu. Jangan sampai ya warga sekitar sini itu membuang sampah sembarang disini

b.    Narasumber : Mbk Dia (warga yang rumahnya terletak jauh dari sungai)
Tabel 4.2 Hasil wawancara narasumber 2
NO
PERTANYAAN
JAWABAN
1.
Siapa saja yang membuang sampah di sekitar sugai ?
Yo asline yo warga-warga sekitar  sini yang yang letak rumahnya gak jauh dari sungai.
2.
Apa saja yang di buang di sekitar sungai ?
Ya semua orang kan gak mau capek-capek yo gak gelem soro ngono loh dek. Ya semuanya mulai dari pampers anak kecil, sampah kering , sampah basah ya semuanya. Malah yang bahaya itu kasur itu, kasur bekas itu yang bahaya itu.
3.
Bagaimana pendapat tentang pembuangan bulu ayam yang di sekitar sungai ?
Ya, warga sekitar kali itu lak banyak jualan ayam di pasar terus mbubuti ayamnya itu bulunya itu yang gak dibakar lah itu yang bahaya. Biasanya ya anak kecil yang main disana itu bau, bau menyengat.
4.
Apa dampak yang telah ditimbulkan dari penumpukan sampah disekitar sungai ?
Ya sebenarnya itu sih kalau sini itu kan kan gak terminalnya tapi kan kehulunya, aslinya dampaknya ya diterakhir ya ndek Turi, mana itu ya Kebet, Doro sini itu kan istilanya  pertengahan ya gak sampek meluap kalau seumpama banjir itu ya airnya hampir meluap tapi gak sampek. Tapi kalau kemarau gini baunya yang menyengat masalahnya air kan gak mengalir kalau waktunya hujan desar dampaknya kehulu, ya itu yang meluap karena disana sampah kan menumpuk. Tapi kalau disi efeknya kan belum tapi kalau lama kelamaan tanggolnya jebol. Wong sekarang saja kalau hujanya deres itu airnya  itu apa ya airnya merembes, merembes ke rumah warga-warga situ. Ya memang banjir tapi banjir sedikit gak sampai meluap tapi akhirnya kan yo kalah soalle air gak bisa mengalir dengan lancar.
5.
Harapan kedepannya tentang kondisi disekitar sungai?
Harapannya sih warga itu sadar kalau membuang sampah itu efeknya itu bukan hanya banjir tapi kan yo bisa bencana alam maksudnya disana biasanmya banyak pohon-pohon biar apa gak erosi ituloh apa penangkal banjir. Ada pohon pisang ada pohon apa kalau banjir itu kan istilahnya tanahnya yang kokoh menjadi gembur apa itu yang jadi penopang banjir pohon-pohon itukan yo keangkat terus ikut kealiran sungai tanggulnya cepet apa, apa itu namanya itu cepet tombol wes pokoke masyarakat cepet sadar bahayanya kedepan  itu pasti ada.

c.    Narasumber : Pak Ketua RW
Tabel 4.3 Hasil wawancara narasumber 3
NO
PERTANYAAN
JAWABAN
1.
Apakah dari pihak perangakat desa sudah menghimbau pada warga untuk tidak membuang sampah di sekitar sungai ?
Jadi sering kali tokoh masyarakat dari rt sampai rw bahkan kepala dusun yang ada disini memang rw itu dibawahnya kepala dusun. Menginformasikan terhadap para warga yang selalu membuang sampah ditepi sungai utamanya yang bau itu bangkai ayam. Yang telah diinformasikan jangan buang bahkan sampai hari ini pun memang yang namanya masyarakat itu ya begitu. Untuk diberikan masukan diberikan arahan tapi yang namanya tokoh masyarakat dari rt rw sampai kepala dusun selalu memberikan yang terbaik.
2.
Apa rencana dari perangkat desa agar masyarakat tidak membuang sampah di sekitar kali ?
Ya rencana memang program rw itu membikinkan bak sampah yang akan dibuat disebelah rumah ini sebelahnya wc, itu program dimana program dibikinkan bak sampah umum untuk rt 1 rt 2 rt 3. Direncanakan disana terus diberikan gerobrak yang nantinya da petugas dari  rt masing-masing untuk memines sampah yang ada. Dari rt masing-masing dikumpulkan dibuang ketempat sampah yang umum. Lah alternatif kedua memang ada rencana wacana dari pihak perangkat rw sampai rt itu jika nanti sampai terpenuhi  akan didatangkan mobil bak sampah dari kabupaten yang diangkut nantinya jangkal-jangkal pangkalnya itu disitu. Untuk sementara ini memang banyak keluhan-keluhan dari masyarakat sepanjang aliran sungai itu yang namanya tetangga-tetangga udah pada sambat namaya bau tidak sedap itu yang ditimbulkan dari bulu ayam memang ada satu, dua, tiga, empat pengusaha ayam empat pengusaha ayam potong. Ya memang kalau sudah ditegur kayak gitu masih bandel namanya juga manusia.  Tapi tidak hanya cukup pengusaha bulu ayam tapi juga sampah-sampah yang dibuang di sungai itu namanya juga manusia ya wes gitu.
3.
Apakah pernah terjadi bencana alam yang pernah timbul sebab penumpukan sampah?
Ya selama ini belum ada bencana alam yang namanya banjir juga tidak pernah dengan adnya pemotongan sungai diwilayah selatan san itu disini sudah 15 tahun lau tidak pernah bencana. Ya memang sekarang belum mebahayakan warga sini jadi memang sampahnya tidak begitu besar cuma baunya tadi yang tidak begitu sedap itu yang dekat dengan rumah-rumah tadi.



BAB V
PEMBAHASAN

A.  Dampak Pembuangan Sampah
Pembuangan sampah secara liar dapat menimbulkan beberapa dampak bagi masyarakat sekitar. Dampak pembuangan sampah sebagai berikut.
1.         Dampak bagi kesehatan
Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah yang tidak terkontrol) merupakan tempat tinggal yang cocok bagi beberapa organisme seperti lalat, ulat kecil dan sejeninya yang dapat menimbulkan penyakit. Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut.
a.       Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat melalui air yang digunakan masyarakat yang sudah terkontaminasi oleh sampah  yang meresap ke dalam tanah dan bercampur dengan sumber  air.
b.      Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai.
c.       Penyakit jamur  kulit dapat juga menyebar dengan mudah.
d.      Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan seperti penyakit yang terjangkit oleh cacing pita (taenia) yang sebelumnya masuk ke dalam pencernaan binatang ternak melalui makanan sisa makanan/sampah yang dikonsumsi binatang tersebut. Dan bisa menularkan kepada manusia lewat makanan (daging binatang) yang dikonsumsi oleh manusia.
2.         Dampak terhadap lingkungan
Cairan sampah yang masuk ke sungai akan mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan lenyap. Hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis. Penguraian sampah yang di buang ke dalam air akan menghasilkan asam organik dan gas cair organik seperti metana. Selain berbau kurang sedap gas ini dalam konsentasi tinggi dapat meledak.
3.         Dampak Sampah Terhadap Keadaan Sosial Dan Ekonomi
Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang kurang menyenangkan bagi masyarakat. Bau yang tidak sedap dan pemandangan yang buruk karena sampah dimana-mana, yang dapat meimbulkan dampak negatif terhadap masyarakat. Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat. Pembuangan sampah padat ke dalam sungai dapat menyebabkan banjir dan akan memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan, dll.
Insfrastuktur lain juga dapat dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak memadai seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air. Jika sarana penampungan sampah kurang memadahi, maka masyarakat cenderung akan membuang sampah di jalan dan di sembarang tempat. Hal ini mengakibatkan jalan perlu lebih sering di bersihkan dan di perbaiki.



B.  Usaha Pengendalian Sampah
Untuk menangani permasalahan pembuangan sampah secara menyeluruh perlu dilakukan alternatif pengolahan yang benar. Teknologi landfill yang diharapkan dapat menyelesaikan masalah lingkungan akibat sampah justru memberikan permasalahan lingkungan yang baru. Kerusakan tanah, air tanah, dan air permukaan sekitar akibat air lindi sudah mencapai tahap yang membahayakan kesehatan masyarakat, khususnya dari segi sanitasi lingkungan. Penerapan teknologi lahan urug saniter (sanitary landfill) adalah kebutuhan lahan dalam jumlah yang luas untuk satuan volume sampah yang akan dikololah. Teknologi ini memang direncanakan untuk suatu kota yang memiliki lahan dalam jumlah yang luas dan murah. Pada kenyataannya lahan di berbagai kota besar di Indonesia dapat dikatakan sangat terbatas dengan harga yang tinggi. Berdasarkan pertimbangan diatas, dapat di perkirakan bahwa teknologi yang paling tepat untuk pemecahan masalah pembuangan sampah liar di atas adalah teknologi pemusnahan sampah yang hemat dalam penggunaan lahan. Konsep utama dalam pemusnahan sampah padat adalah reduksi volume secara maksimum. Teknologi pembakaran yang terkontrol atau insinerasi yaitu dengan menggunkan insinerator. Teknologi insinerasi membutuhkan luas lahan yang lebih hemat dan disertai dengan reduksi volume residu yang tersisa (fly ash dan bottom ash) di bandingkan dengan sampah pemula.
Pelaksaan teknologi justru lebih banyak memberikan dampak negarif terhadap lingkungan berupa pencemaran udara. Produk pembakaran yang terbentuk berupa gas buang Cox, Nox, Sox, partikulat, dioksin, furan dan logam berat yang di lepaskan ke atmosfer harus di pertimbangkan. Selain proses pembakaran insinerator menghasilkan Dioxin yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan misalkan kanker, sistem kekebalan, reproduksi dan masalah pertumbuhan. Global Anti Incenatot Alliance (GAIA) juga menjelaskan bahwa insinerator juga merupakan sumber utama pencemaran merkuri. Merkuri merupakan racun saraf yang sangat kuat yang mengganggu sistem motorik, sitem panca indera dan kerja sistem kesadaran.
Program pengolahan sampah di atas merupakan penanganan sampah sebagai suatu produk yang tidak lagi bermanfaat dan cenderung untuk di buang begitu saja harus di ubah. Produksi bersih (clean production) merupakan salah satu pendekatan untuk merancang ulang industri yang bertujuan untuk mencari cara pengurangan produk yang berbahaya, mengurangi polusi secara keseluruhan dan menciptakan produk dan limbah yang aman dalam kerangka siklus ekologis.

C.  Peran Pemerintah Dalam Menangani Sampah
Perkembangan kehidupan masyarakat terhadap penanganan masalah sampah tidak dapat semata-mata di tangani oleh pemerintah daerah (pemerintah kabupaten/kota). Pada tingkat perkembangan kehidupan masyarakat memerlukan pergeseran pendekatan sumber dan perubahan paradigma yang memerlukan adanya campur tangan dari pemerintah.
Pengelolaan sampah meliputi kegiatan pengurangan, pemilahan, pengumpulan, pemanfaatan, pengangkutan dan pengolahan. Beberapa aspek pengelolaan sampah yaitu penetapan kebijakan, pengelolaan sampah dan pelaksanaan pengelolaan sampah. Kebijakan pengelolaan sampah harus di lakukan oleh pemerintah pusat karena mempunyai cakupan nasional. Kebijakan pengelolaan sampah sebagai berikut.
1.    Penetapan instrumen kebijakan
a.       Instrumen regulasi : penetapan aturan kebijakan (beleidregels), undang-undang dan hukum yang jelas tentang sampah dan perusakan lingkungan.
b.      Instumen ekonomik : penetapan instrumen ekonomi untuk mengurangi beban penanganan akhir sampah (sistem insentif dan disinsentif) dan pemberlakuan pajak bagi perusahaan yang menghasilakn sampah, serta melakukan uji dampak lingkungan.
2.    Mendorong pengembangan upaya mengurangi, memakai kembali dan mendaur ulang sampah dan mengantisipasi.
3.    Pengembangan produk dan kemasan ramah lingkungan.
4.    Pengembangan teknologi, standar dan prosedur penanganan sampah.
5.    Penetapan kriteria dan standar minimal penentuan lokasi penanganan akhir sampah.
6.    Penetapan lokasi pengolahan akhir sampah.
7.    Luas minimal lahan untuk lokasi pengolahan akhir sampah.
8.    Penetapan lahan penyangga.

D.  Alternatif Penelitian Amdal
Alternatif solusi yang dapat dilakukan  dalam mengatasi pembuangan sampah liar di sungai Dusun Galang Desa Sukoanyar Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan sebagai berikut.
1.      Perangkat Dusun Galang Desa Sukoanyar Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan membuat tempat pembuangan sampah tetap.
2.      Perangkat desa bekerjasama dengan puskesmas untuk mengadakan penyuluhan kepada masyarakat tentang dampak membuang sampah bagi kesehatan.
3.      Perangkat desa menetapkan sangsi kepada masyarakat yang membuang sampah di sungai.
4.      Perangkat desa mengadakan program kerjabakti setiap 2 minggu sekali untuk membersihkan sungai dan selokan.
5.      Kepala desa mengadakan kerjasama dengan petugas TPA pusat untuk pengangkutan sampah.
6.      Solusi untuk penggusaha ayam, dianjurkan memiliki tenpat sampah khusus untuk pembuangan bulu ayam dan kotorannya.



















BAB VI
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Pembuangan sampah secara liar dapat menimbulkan beberapa dampak bagi masyarakat sekitar. Dampak pembuangan sampah sebagai berikut.
1.      Dampak bagi kesehatan
Dampak bagi kesehatan yang dapat ditimbulkan seperti penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat melalui air yang digunakan masyarakat yang sudah terkontaminasi oleh sampah  yang meresap ke dalam tanah dan bercampur dengan sumber  air, penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai, penyakit jamur  kulit dapat juga menyebar dengan mudah dan penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan.


2.      Dampak terhadap lingkungan
Cairan sampah yang masuk ke sungai akan mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan lenyap. Hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis. Selain berbau kurang sedap gas ini dalam konsentasi tinggi dapat meledak.
3.      Dampak Sampah Terhadap Keadaan Sosial Dan Ekonomi
Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang kurang menyenangkan bagi masyarakat. Bau yang tidak sedap dan pemandangan yang buruk karena sampah dimana-mana, yang dapat meimbulkan dampak negatif terhadap masyarakat. Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat. Pembuangan sampah padat ke dalam sungai dapat menyebabkan banjir dan akan memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan, dll.
Insfrastuktur lain juga dapat dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak memadai seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air. Jika sarana penampungan sampah kurang memadahi, maka masyarakat cenderung akan membuang sampah di jalan dan di sembarang tempat. Hal ini mengakibatkan jalan perlu lebih sering di bersihkan dan di perbaiki.



B.  Saran
Kami mengharapkan agar pembaca mampu memahami tentang pencemaran sumpah pada sungai-sungai dan masyarakat dapat menyadari akan kebersihan lingkungannya. Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan laporan penelitian ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan didalam pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari dosen pengampu maupun pembaca. Atas kritik dan saran kami ucapkan terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

Ellina S. Pandebesia. 2005. Teknik Pengelolahan Sampah. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh November.
Hadiwijoto, S. 1983. Penanganan dan pemanfaatan sampah, Jakarta : Yayasan Idayu.
Subaris, Heru K, Dwi Enda. 2016 Sedekah Sampah Untuk Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta: Parama Publishing.

Mayang, Yesi Sari, dkk. Pengertian Sampah Dan Jenis-Jenis Sampah. Diambil dari : Http://Ppkmb15tiusd.Blogspot.Co.Id. Diakses 20 October 2017

Ardiyanto, Dwi. Dampak Sampah Terhadap Lingkungan Masyarakat. Diambil dari : Http://perwateksis3.blogspot.co.id/. Diakses pada 22 Oktober 2017 pukul 00:10




















[1] Ellina S. Pandebesia, Teknik Pengelolahan Sampah, Surabaya, (Institut Teknologi Sepuluh November:2005) hal:1
[2] Heru SUbaris K, Dwi Enda. Sedekah Sampah Untuk Pemberdayaan Masyarakat. (Yogyakarta: Parama Publishing, 2016) hal: 18-19
[3] Heru SUbaris K, Dwi Enda. Sedekah Sampah Untuk Pemberdayaan Masyarakat. (Yogyakarta: Parama Publishing, 2016) hal: 19-20
[4] Ellina S. Pandebesia, Teknik Pengelolahan Sampah, Surabaya, (Institut Teknologi Sepuluh November:2005) hal:9-10
[5] Heru SUbaris K, Dwi Enda. Sedekah Sampah Untuk Pemberdayaan Masyarakat. (Yogyakarta: Parama Publishing, 2016) hal: 20-22

[6]Yesy Mayang Sari, Wentri Febriasie, Windi Tri Apriliani, Pradhika Dwi Yuldania. Pengertian Sampah Dan Jenis-Jenis Sampah Available at:Http://Ppkmb15tiusd.Blogspot.Co.Id1 Diakses 20 October 2017 pukul 05:00


[7] Ellina S. Pandebesia, Teknik Pengelolahan Sampah, Surabaya, (Institut Teknologi Sepuluh November:2005) hal: 10-13
[8]Heru SUbaris K, Dwi Enda. Sedekah Sampah Untuk Pemberdayaan Masyarakat. (Yogyakarta: Parama Publishing, 2016) hal: 24-27
[9]Dwi Ardiyanto, Dampak Sampah Terhadap Lingkungan Masyarakat. Available at:http://perwateksis3.blogspot.co.id/ Diakses pada 22 Oktober 2017 pukul 00:10

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel