Inovasi Pendidikan Karakter

Pendidikan Karakter yang Berinovasi


Pendidikan ialah salah satu dari faktor yang paling penting dalam membentuk sebuah peradaban di dalam bangsa. Pendidikan akan melahirkan sebuah perubahan serta penemuan baru di dalam bidang ilmu pengetahuan dan juga teknologi. Dalam hal ini  faktor yang memiliki peranan yang sangat penting atau yang utama yaitu guru.  Berhubungan dengan hal ini maka Hamalik pada memaparkan bahwa, profesionalisme dari seorang guru pada jaman ini semakin beredar ke ruang publik seiring dengan meningkatnya tuntutan dan mutu pendidikan.



Pendidikan karakter sendiri memiliki tujuan untuk meminimalisir perilaku yang negatif baik kepada anak usia dini, remaja, dewasa, bahkan orang yang lanjut usia. Karena maraknya perlakuan negatif atau menyimpang yang terjadi pada kalangan masyarakat saat ini maka diperlukannya pendidikan karakter ini. Inovasi dari pendidikan karakter sendiri dilakukan agar anak didik bisa lebih memahami poin-poin penting yang telah disampaikan oleh pengajar atau guru. 

Contoh yang lebih krusial perlakuan negatif yakni tawuran antar pelajar, bullying terhadap antar sesame teman di lingkungan sekolah maupun rumah, premanisme yang dilakukan anak didik tertentu hanya untuk kepuasan semata, menggunakan kendaraan yang ugal serta memodifikasi sepeda yang membuat resah masyarakat. Maka dari itu, pendidikan karakter sangat diperlukan untuk diajarkan kepada anak didik. Pendidikan karakter alangkah baiknya dilakukan sejak dini berarti bukan hanya dari guru itu sendiri yang mengajarkan pendidikan karakter tetapi juga dari orang tua. Orang tua adalah guru yang paling utama untuk mengajarkan pendidikan karakter terhadap anaknya karena tidak hanya dengan materi atau teori saja melainkan melalui penerapan nilai-nilai moral dan susila. Nilai-nilai itu harus mengandung teladan dan kebaikan bagi diri sendiri dan juga sekitar.

Dengan seiringnya perkembangan dan kemajuan teknologi inovasi pendidikan karakter juga ikut berkembang misalnya dengan cara memberikan contoh-contoh ilustrasi penggambaran karakter yang tidak boleh ditiru atau buruk dan karakter yang baik yang bisa ditiru bahkan digunakan untuk keseharian kita melalui media online, gambaran nilai-nilai yang terkandung dalam kehidupan sehari-hari bisa dilakukan dengan pembuatan film pendek atau cuplikan cerita yang bisa ditayangkan melalu media elektonik ataupun media online, serta unggahan-unggahna yang beredar di media sosial yang bertujuan agar anak didik memiliki kesadaran dan bisa menerapkan dalam kehidupan sehari-harinya.

Dalam hal ini peran serta guru sangatlah penting karena tidak semua gambar maupun unggahan yang ada dalam media sosial, televisi dan internet berdampak positif. Tugas guru dalam hal ini memberikan pengertian atau meluruskan yang mana bisa diterapkan dan bagian mana yang harus dibuang atau disingkirkan dalam kehidupan sehari-hari. Guru juga harus memberi contoh yang baik bagi anak didiknya dalam kehidupan sehari-hari baik di dalam maupun di luar lingungan sekolah. 

Guru juga mempunyai kepanjangan yaitu digugu dan ditiru jadi, sikap guru haruslah baik meskipun tidak semua manusia memiliki sifat baik seutuhnya tetapi guru harus melakukannya di depan anak didiknya agar anak didik bisa menirukannya. Jika, anak didik tersebut melakukan kesalahan yang fatal atau dalam artian tidak sesuai guru hendaknya memberi nasehat dan meluruskannya tidak melakukan tindak kekerasan seperti memukulnya atau memarahinya yang sudah terjadi pada kasus-kasus sebelumnya. Guru merupakan orang tua kedua bagi anak didiknya hendaknya guru memperlakukan anak didiknya seperti anak sendiri dengan kasih sayang yang penuh jika tidak siapa yang mengarahkannya jika dilakukan secara kasar.

Hal yang paling utama dalam pendidikan karakter sendiri ialah keluarga karena keluarga merupakan orang yang sering mereka jumpai sebelum adanya pendidkan sekolah, namun selain orang tua serta keluarga juga jangn pernah lupakan guru karena guru juga berperan penting dalam pendidikan karakter seorang anak. Sebaiknya juga pendidikan karakter dilakukan sejak dini karena sangat mudah mengajarinya jika telah remaja atau bahkan dewasa sangat sulit untuk mengubah karakternya karena sudah menjadi kebiasaan.


Penulis : Qori Aina



Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel