Pendidikan Karakter Sebagai Penguat Moral Bangsa

Tantangan pendidikan dizaman milenial ini semakin menumpuk. Dikarenakan seiring berkembangnya teknologi dan informasi banyaknya hal-hal yang tanpa disadari banyak mengandung unsur unsur negatif yang itdak sesuai dengan akar kepribadian  bangsa indonesia, internet memang memiliki banyak manfaat tetapi juga memiliki berbagai hal negatif yang bisa merusak moral bangsa,oleh karena itu , pemerintah harus segera membatasi penggunaan akses-akses internet yang berbau unsur negatif tersebut.jika ini ntida segera diatasi dikhawatirkan generasi mendatang akan mengalami kerusakan pikiran dan moralitas mereka.

Pendidikan Karakter Sebagai Penguat Moral Bangsa


Seiring hadirnya MEA(Masyarakat Ekonomi Asean) bangsa indonesia harus segera menunjukkan kualitasnya dan memperbaiki segala kekurangannya.bangsa Indonesia harus maju jangan hanya menjadi penonton saja. Kini pemerintah terus menggembor gemborkan adanya sebuah inovasi agar  terciptanya cara baru untuk memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia.maka ditemukan lha sebuah pemikiran untuk membuat suatu inovasi pendidikan berkarakter di sekolah yang terbentuk didalam K-13(kurikulum 2013). 

Menurut UU NO. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bahwa kunci utama dalam memajukan pendidikan nasional adalah para guru, karena para guru lah yang secara langsung mengetahui seluk-beluk pendidikan dan guru sebagai pengaruh,pembimbing,dan pengembang kemampuan para peserta didik agar bisa menjadi manusia yang cerdas,kreatif,dan bermoral tinggi. Oleh sebab itu,para guru harus menjadi inspirator bagi muridnya dan mampu melaksanakan penanaman karakter yang mendukung peserta didik meningkatkan karakter,kemampuan,dan keterampilannya sesuai harapan yan ada dalam kurikulum 2013.

Pendidikan karakter sangat dibutuhkan agar bisa mencetak generasi-generasi bangsa yang dapat memberikan konstribusi yang besar kepada masyarakat untuk membangun bangsa dan negara Indonesia dalam segala sisi. Pendidikan karakter harus segera dilaksanakan disetiap sekolah-sekolah  mengingat merajarelanya degradasi moral dikalangan pelajar selama ini yang bertentangan dengan kepribadian bangsa Indonesia yang mencintai persatuan dan perdamaian,seperti: tawuran antar pelajar,pencurian dan perampokan,pemerkosaan,penyalah gunaan narkoba,dan pembunuhan yang sering dilakukan oleh pelajar yang masih duduk di bangku SMP dan SMA. Tantangan dari pendidikan karakter adalah bagaimana menyeimbangkan dan memperbaiki sisi negatif dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang saat ini sering disalah gunaka, melihat kondisi yang seperti ini,maka diperlukan Revolusi mental secara besar besaran untuk melalukan perubahan kearah yang lebih baik. Perubahan tersebut bisa dimulai dengan merubah cara berpikir siswa,cara mengatasi sebuah permasalahan,dan cara bersika/bertindak.

Pelaksanaan pendidikan karakter disekolah masih dihadapkan pada berbagai macam kendala-kendala pada mutu pendidikan. Pada proses pendidikan untuk saat ini belum pernah menunjukkan hasil yang memuaskan dan optimal. Guru masih menggunakan cara lama/cara tradisional yang tidak sesuai dengan laju perubahan zaman sekarang dalam penyampaian materi dikelas. Sehingga menyebabkan pembelajaran kurang kondusif seakan akan kehilangan motivasi untuk melaksanakan pembelajaran.

Inovasi pendidikan karakter bisa didapat dengan melihat lingkungan sekitar dan melihat kondisi anak didik,seperti: ketika melihat kondisi lingkungan sekolah yang kurang bersih dan terawat. Kepala sekolah dan para guru bisa menciptakan sebuah perlombaan untuk membersihkan  dan menjaga kebersihan lingkungan sekolah setiap bulan agar siswa selalu menjaga baik lingkungannya dan tidak membuang sampah sembarang, jika program ini sukses. Maka akan tertanam dalam diri para siswa untuk selalu menjaga dan merawat lingkungannya dimanapun dia berada. Hal itulah yang dapat diharapkan dari hasil inovasi pendidikan karakter di sekolah. Yang hasil tersebut bisa digunakan para siswa untuk menjadi manusia yang bisa membangun bangsa indonesia yang maju daan bermoral. 

Penulis : Muhammad Sokhibul Kafii

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel