Pengertian Sholawat

Pengertian Sholawat Kepada Baginda Muhammad SAW


Jujur saya telah merasakan keutamaan sholawat dan keajaiban2 telah terjadi dalam hidup saya. Untuk lebih mantap lagi saya mencari beberapa tulisan dari postinga terdahulu termasuk wikipedia mengenai Pengertian Sholawat.


Pengertian Sholawat

Pengertian Sholawat Kepada Baginda Muhammad SAW
Pengertian Sholawat Kepada Baginda Muhammad SAW

Pengertian Sholawat Kepada Baginda Muhammad SAW

Dikutip dari bersamadakwah.net:

Sholawat secara bahasa merupakan bentuk jamak dari sholla yang artinya doa. Secara istilah, sholawat merupakan doa dan pujian untuk Nabi.

Sholawat ada tiga macam. Pertama, sholawat dari Allah. Kedua, sholawat dari malaikat. Ketiga, sholawat dari manusia atau umatnya.

Menurut Ibnu Katsir, sholawat dari Allah artinya adalah pemberian rahmat dan kemuliaan. Jika dari malaikat, artinya adalah memohonkan ampunan. Dan jika dari umatnya artinya adalah doa agar beliau dilimpahi rahmat dan kemuliaan.


Pengertian Sholawat Kepada Baginda Muhammad SAW

Dikutip dari Wikipedia


Selawat atau Salawat (bahasa Arab: صلوات‎) adalah bentuk jamak dari kata salat yang berarti doa atau seruan kepada Allah. Membaca selawat untuk nabi, memiliki maksud mendoakan atau memohonkan berkah kepada Allah Swt. untuk nabi dengan ucapan, pernyataan serta pengharapan, semoga dia (nabi) sejahtera (beruntung, tak kurang suatu apapun, keadaannya tetap baik dan sehat).

Selawat dalam bentuk lengkap Shallallāhu 'alayhi wa as-sallām (bahasa Arab: صلى الله عليه وسلم‎ disingkat SAW) adalah ungkapan yang diucapkan oleh umat beragama Islam setiap kali mereka merujuk pada nama Nabi Muhammad.[1] Dalam bahasa apapun hal itu adalah tanda kehormatan dan penghargaan yang besar.[1] Hal ini juga digunakan setiap kali mengatakan nama orang lain dilihat sebagai nabi besar (Isa, Musa, dll).[2]

Umat ​​Muslim mengatakan atau menulis ungkapan untuk mendapatkan berkah dari Allah bagi Muhammad, dan pada gilirannya, berkah untuk mereka sendiri.[2] Singkatan SAW digunakan secara tertulis di dunia Muslim secara pribadi dan kadang dokumen pemerintah.[2] Alquran, kitab suci Islam, memerintahkan hal ini dilakukan. Surah Al-Ahzab mengatakan,

"Sesungguhnya Allah dan para malaikatnya bersalawat untuk nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bersalawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya." (Al-Ahzab 33:56)[2]
Selawat adalah pengingat bagi umat Islam untuk mengikuti ajarannya, dan menjadi seperti Muhammad dalam segala hal yang mereka katakan dan lakukan.[3]

Salam berarti damai, sejahtera, aman sentosa dan selamat. Jadi saat seorang muslim membaca selawat untuk nabi, dimaksudkan mendoakan dia semoga tetap damai, sejahtera, aman sentosa dan selalu mendapatkan keselamatan.

Imam Nawawi menjelaskan bahwa sholawat dari Allah berarti menambah kemuliaan. Ada pula ulama yang menjelaskan bahwa Allah bersholawat kepada Nabi Muhammad artinya Allah memujinya di hadapan malaikat-malaikat-Nya.


Sumber:
[1] a b "What does the Muslim phrase, "Peace Be Upon Him" mean?". InnovateUs Inc. Diakses tanggal 25 July 2015.
[2] a b c d John L. Esposito, What Everyone Needs to Know about Islam, Second Edition (New York: Oxford University Press, 2011), p. 128
[3] Jean Mead, Why Is Muhammad Important to Muslims? (London: Evans, 2008), p. 5

Pengertian Sholawat Kepada Baginda Muhammad SAW

Dikutip dari rumaysho.com


Imam Nawawi Al-Bantani rahimahullah (lahir tahun 1815, meninggal dunia tahun 1898) berkata bahwa yang dimaksud “shalawat dari Allah” adalah semoga Allah menambahkan kemuliaan. Sedangkan “salam” yang dimaksud adalah semoga Allah memberikan penghormatan yang tinggi dan derajat yang mulia. (Lihat Kasyifah As-Saja Syarh Safinah An-Najaa, hlm. 29)

Ada ulama yang mengatakan bahwa shalawat dari Allah artinya rahmat, shalawat dari malaikat artinya ampunan, sedangkan shalawat dari manusia artinya do’a.

Jika kita mengatakan semoga shalawat pada beliau dari malaikat, maksudnya adalah doa berupa ampunan dari malaikat.

Jika kita mengatakan semoga shalawat pada beliau dari seorang khotib (yang berkhutbah), maksudnya adalah doa kebaikan dari khatib.

Jika kita mengatakan semoga shalawat pada beliau dari Allah, maksudnya adalah semoga Allah merahmati beliau.

Namun Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah menyatakan bahwa shalawat itu lebih spesial lagi dari do’a rahmat. Lihat saja, para ulama sepakat mendoakan rahmat pada setiap orang beriman. Namun mengenai shalawat pada selain Nabi, para ulama berbeda pendapat, apakah boleh ataukah tidak. Kalau do’a itu bermakna rahmat, maka tentu tidak ada perbedaan. Sebagaimana kita mendo’akan seseorang dengan rahmat, berarti juga boleh kita bershalawat padanya semoga shalawat pada orang tersebut dari Allah, seperti itu doanya.

Perhatikan pula, Allah menyebutkan shalawat sendiri dan rahmat sendiri dalam satu ayat,

أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ

“Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-Baqarah: 157). Penyebutan shalawat dan rahmat di sini menunjukkan akan perbedaan keduanya. Karenanya pula para ulama rahimahumullah menggunakan shalawat dari Allah pada satu tempat, menggunakan kata rahmat juga pada tempat yang lain. Kesimpulannya, shalawat tidak sama dengan rahmat.

Pengertian yang paling bagus mengenai shalawat adalah sebagaimana yang dikatakan oleh Abul ‘Aliyah rahimahullah,

صَلاَةُ اللَّهِ ثَنَاؤُهُ عَلَيْهِ عِنْدَ الْمَلاَئِكَةِ ، وَصَلاَةُ الْمَلاَئِكَةِ الدُّعَاءُ

“Shalawat dari Allah maksudnya adalah pujian Allah pada Nabi di sisi para malaikat. Shalawat dari malaikat maksudnya adalah do’a.”

Jadi kalimat “Allahumma shalli ‘alaih”, Ya Allah, semoga shalawat untuk beliau, maksudnya: pujilah beliau di sisi makhluk yang Maha Mulia yaitu para malaikat. (Lihat Syarh Al-Mumthi’, 3: 163-164)

Sedangkan kalimat salam itu bermakna Allah yang menyelematkan, menjaga dan menolong Nabinya. (Syarh Al-Mumthi’, 3: 149)

Semoga bermanfaat.




Sumber :
https://bersamadakwah.net/sholawat-nabi/
https://rumaysho.com/14836-arti-shalawat-dan-salam.html
Kasyifah As-Saja Syarh Safinah An-Najaa. Cetakan pertama, tahun 1432 H. Syaikh Muhammad Nawawi Al-Jawi Al-Bantani At-Tanari Asy-Syafi’i. Penerbit Dar Ibnu Hazm.
Syarh Al-Mumthi’ ‘ala Zaad Al-Mustaqni’. Cetakan pertama, tahun 1422 H. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin. Penerbit Dar Ibnul Jauzi.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel