Apa Perbedaan Karet Sintetis dan Karet Alam?

Kalian tau gak sih guys, karet gelang yang biasanya kita gunakan untuk mengikat rambut, untuk mengikat nasi bungkus yang biasanya kita makan, terus ban sepeda kita itu berasal dari mana? Yups, betul sekali. Semua benda itu terbuat dari tumbuhan yang bernama Pohon Karet (Hevea Brasiliensis). Bay the way, apa aja sih yang menjadi komponen penyusun getah karet ini? Proses pengambilan getah? Kandungan yang ada di dalamnya? Oke mari kita simak infonya tentang pohon karet dan produk apa saja yang dapat dihasilkan dari getahnya. 
Apa Perbedaan Karet Sintetis dan Karet Alam? Novia Ayu Rua Indah

Bagimana Proses Pengambilan Getah Karet?

Dalam pengolahan pohon karet biasanya para pengumpul getah karet menggunakan parang atau benda tajam yang terbuat dari besi untuk membuat goresan pada batang pohon karet. Setelah goresan itu dibentuk spiral, dibagian ujung bawah goresan spiral tersebut diberi mangkuk kecil yang berfungsi untuk menampung getah karet yang menetes keluar batang akibat goresan tersebut.

Getah karet yang menetes sedikit demi sedikit jika terkena angin maka akan mengalami pengentalan. Karena adanya mikroorganisme. Sehingga jika kita berkunjung ke perkebunan karet terkadang kita mencium bau busuk akibat pengentalan getah karet tersebut. 

Apa Komponen Penyusun Getah Karet?

Getah karet itu terdiri dari beberapa komponen penyusun. Di antaranya: 25-40% bahan karet mentah (crude rubber), 60-75% serum yang terdiri dari air dan zat pelarut. Bahkan karet mentah sendiri mengandung 90-95% karet murni, 2-3% protein, 1-2% asam lemak, 0,2% gula, 0,5% jenis garam dari Na, K, Mg, Cn, Mn, dan Fe.

Dan partikel karet yang sudah tersusun akan tersebar secara merata di dalam serum lateks dengan ukuran 0,04 - 3,00 mikron dengan bentuk partikel bulat atau lonjong. Getah karet biasanya berwarna putih, meskipun ada juga yang berwarna kuning atau jingga. Tergantung berapa besar % komponen yang menjadi penyusunnya. 

Produk-produk Getah Karet?

Hasil getah karet yang sudah diolah dapat menjadi barang sebagai berikut.

Ban sepeda motor, sepeda angin ataupun mobil. 

Peralatan masak. Sering kita jumpai peralatan masak yang gagangnya terbuat dari karet yang sudah di campur dengan plastik. Biasanya karet ini berfungsi untuk isolator panas. 

Karet gelang. Karet  yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari ada 2 macamnya lo guys. Asal kalian tahu, karet yang digunakan untuk produk ini tidak hanya berasal dari alam. Setelah ini mari kita bahas. 

Tempat sampah. Sering terbuat dari daur ulang ban sepeda bekas. 

Penghapus. Untuk penghapus ada yang berasal dari karet alam dan sintetis. Yang berasal dari alam cenderung lebih lentur dan tidak mudah patah jika sering terkena panas. Berbeda sifat dengan karet sintetis yang akan mudah patah jika terkena panas dan langsung terkena suhu dingin. 

Penggunaan barang yang berbahan dasar karet untuk perlengkapan yang ada dimobil biasanya ada jok tempat duduk, karpet mobil yang berbahan dasar karet memudahkan kita membersihkannya, bagian pintu mobil diberi karet agar pintunya dapat di tutup dengan rapat, rem mobil. Atau sering kita sebut kampas rem pada mobil itu juga menggunakan bahan dasar karet loh. Kemudian bagian depan mobil yang berfungsi untuk membersihkan kaca mobil jika kotor dan terkena air hujan. 

Sepeda angin dan motor. Dibagian setir biasanya di beri bahan dasar karet agar tidak licin saat menambah dan mengurangi kecepatan, lalu jok tempat duduk juga menggunakan bahan karet. Kemudian kampas rem sepeda motor dan angin juga menggunakan bahan dasar karet. Mengapa kampas rem menggunakan bahan dasar karet? Karena karet dapat memperkecil gesekan.

Blander, berfungsi untuk menekan pisau blander saat dinyalakan. 

Panci presto. Peran penting karet terletak apa penutupnya. Karena kematangan pada sesuatu yang dipresto ini tergantung pada seberapa ceketnya karet yang ditekan oleh penutup panci. Jadi jika sebuah panci presto pada bagian pembuangan angin tidak dapat berfungsi, biasanya karet inilah yang menjadi penyebabnya. 

Almari es atau kulkas. Fungsi karet sangat berperan penting pada bagian pintu kulkas ini. Karena dapat menghambat keluarnya udara dingin di dalam kulkas. Dan menghambat masuknya udara panas yang ada di luar kulkas. 

Mengapa Pada Kompor LPG di Ujungnya Menggunakan Bahan Dasar Karet? 

Fungsi karet berada pada kabel yang menghubungkan kompor ke tabung. Karena karet dapat menekan gas yang berjalan saat kompor dinyalakan. Dan karet juga mudah mengikuti alur yang di inginkan. Di dalam tabung LPG juga ada produk yang berbahan dasar karet lo guys. 

Coba kalian lihat didalam ujung tabung. Disitu ada karet kecil yang berfungsi untuk menekan udara dari luar yang ingin masuk. Sehingga saat regulator ditekan pada produk yang berbahan dasar karet (karet klep) ini menahan udara yang akan masuk, sehingga gas yang ada ditabung dapat keluar melalui kabel yang sudah dihubungkan pada kompor. 

Masih banyak lagi produk yang dapat dihasilkan dari bahan dasar karet. Selanjutnya, mari kita bahas perbedaan karet sintetis dan karet alam. 

Apa Perbedaan Karet Sintetis dan Karet Alam?

  1. Asal bahan. Karet alam: Berasal dari pohon karet. Karet sintetis: Sisa pengolahan minyak bumi, batubara, gas alam, minyak
  2. Daya elastisitas. Karet alam: Lebih sempurna. Karet sintetis: Cenderung mudah putus jika terlalu sering di elastiskan
  3. Daya plastisitas. Karet alam: Baik. Karet sintetis: Buruk 
  4. Daya aus. Karet alam: Tinggi. Karet sintetis: Rendah 
  5. Daya panas. Karet alam: Tidak mudah panas. Karet sintetis: Cepat meleleh 
  6. Daya tahan. Karet alam: Awet. Karet sintetis: Mudah rusak 
  7. Daya beli. Karet alam: Rendah. Karet sintetis: Tinggi 
  8. Rasa. Karet alam: Pahit. Karet sintetis: Tidak berasa 

Secara umum bahan yang digunakan untuk karet sintetis lebih banyak menggunakan bahan sisa pengolahan dari pada getah karetnya. Daya elastisitas karet buatan lebih rendah karena bahannya tidak 100% menggunakan karet. Tetapi karet buatan lebih banyak peminatnya dari pada karet alami, karena karet alam memiliki rasa pahit jika terkena tangan. Semoga bermanfaat.

Penulis: Novia Ayu Rua Indah (S1 PGMI UIN Sunan Ampel Surabaya)
Editor: Binar Kurnia Prahani

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel