Bagaimanakah Cara Kerja Organ Jacobson Pada Ular?

Halo kawan ilmiahku, bagaimana kabarnya? Semoga sehat selalu dan tetap berkarya ya kawan. Nah, kali ini saya akan membahas tentang suatu yang unik nih! Pernahkah kalian mendengar tentang organ Jacobson? Untuk sebagian orang mungkin nama tersebut sangatlah asing bagi mereka. Pada kesempatan kali ini, saya akan mengenalkan tentang organ Jacobson serta cara kerja organ tersebut pada ular, simak terus ya.
Bagaimanakah Cara Kerja Organ Jacobson Pada Ular? Anisha Tyas Wilujeng

Apa Saja Bagian Tubuh Ular?

Ular memiliki bagian tubuh yang utama dan terdiri dari bagian kepala, bagian badan dan alat gerak, serta bagian bawah. 
  1. Bagian kepala ular terdapat alat indera seperti mata, hidung, telinga, dan mulut (lidah bercabang dan organ Jacobson).
  2. Bagian badan dan alat gerak terdapat perut.
  3. Bagian bawah terdapat ekor.


Alat indera ular yaitu mata digunakan untuk melihat, namun penglihatannya kurang berfungsi secara maksimal. Indera pendengaran pada ular juga terbatas,  sehingga ular mengandalkan getaran-getaran di sekitar mereka. Meskipun demikian, ada beberapa jenis ular yang memiliki penglihatan sangat baik karena telah beradaptasi pada siang hari.

Untuk menafsirkan bau di udara, ular dapat menggunakan hidungnya karena hidung ular berfungsi dengan baik seperti hidung manusia. Kemudian untuk alat gerak, ular mengunakan otot perutnya karena ular tidak memiliki kaki karena itulah ular disebut sebagai hewan melata. 

Ular memiliki organ lain pengganti alat inderanya, di mana organ tersebut berfungsi lebih baik daripada alat indera tersebut yaitu lidah bercabang dan organ Jacobson, yang terletak di dalam mulut ular. Lidah bercabang yang dimiliki oleh ular, saling terkait dengan organ Jacobson. 

Apa itu Organ Jacobson?

Organ Jacobson atau organ vomeronasal terletak pada dinding rahang atas di dalam mulut ular. Organ Jacobson berbentuk lubang-lubang kecil yang di dalamnya terdapat sel-sel pembau. Organ Jacobson juga terdapat pada hewan-hewan reptil seperti ular dan kadal. 

Di dalam mulut ular juga terdapat lidah bercabang yang memiliki keterkaitan dengan organ Jacobson. Untuk menangkap partikel bau dalam kelembapan udara dilakukan oleh lidah bercabang. Sedangkan untuk pengenalan terhadap partikel bau tersebut dilakukan oleh organ Jacobson.

Bagaimana Cara Kerja Organ Jacobson?

Dalam mulut ular terdapat lidah bercabang yang memiliki keterkaitan dengan organ Jacobson. Lidah bercabang memiliki kemampuan untuk menangkap dan mengumpulkan partikel bau dalam kelembapan yang berada di udara. Ular tidak menjulurkan lidahnya untuk mengeluarkan racunnya, tetapi untuk mengumpulkan bau yang berada di kelembapan udara. 

Setelah ular menjulurkan lidahnya untuk mengumpulkan partikel bau, kemudian ular memasukkan lidahnya ke dalam organ Jacobson yang berada di dinding atas rahang mulutnya. Lidah bercabang ukurannya sesuai dengan organ Jacobson sehingga sangat pas ketika dimasukkan ke dalam organ tersebut. 

Organ Jacobson bekerja sebagai reseptor (saraf yang peka terhadap rangsang) kimia. Lidah bercabang dimasukkan ke dalam organ Jacobson untuk mentransfer partikel-partikel bau yang telah dikumpulkan. Kemudian, senyawa kimia yang berada dalam partikel bau akan terikat ke dalam reseptor pada organ Jacobson. 

Setelah partikel bau terikat pada reseptor, selanjutnya reseptor-reseptor tersebut akan mengirimkan sinyal ke otak. Kemudian dalam otak ular inilah informasi yang berasal dari sinyal sensorik akan ditafsirkan. Sehingga ular akan mengetahui dan mengenali bau apa yang ada di sekitar mereka, misalnya bau mangsanya seperti katak, tikus, dan lainnya. 

Jadi, untuk pengenalan bau yang berada di dalam kelembapan di udara akan dilakukan oleh organ Jacobson, sedangkan untuk pengenalan bau yang berada di udara tetap dilakukan oleh oleh hidung ular yang memiliki fungsi seperti hidung manusia. Dengan demikian, kita telah mengetahui perbedaannya serta bagaimana cara kerja organ Jacobson tersebut.

Nah kawan, sekarang kita telah mengetahui tentang organ Jacobson yang ada pada ular. Semoga informasi kali ini memberikan manfaat bagi kita semua. Sampai jumpa.

Penulis: Anisha Tyas Wilujeng (S1 PGMI UIN Sunan Ampel Surabaya)
Editor: Binar Kurnia Prahani

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel