Kandungan Apa yang Terdapat Pada Kaca Pirex Sehingga Dapat Dibentuk Dengan Mudah?

Hallo teman-teman.. Bagaimana nih kabarnya, semoga dalam keadaan baik-baik saja iya teman-teman. Kali ini saya akan membahas tentang kaca. Pasti teman-teman sudah tau kan apa itu kaca? Iya benda ini sering kita jumpai, hampir setiap hari kita menggunakannya dan teman-teman sudah tau juga kan macam-macam kaca. Salah satu jenis kaca adalah pirex. 

 Kandungan Apa yang Terdapat Pada Kaca Pirex Sehingga Dapat Dibentuk Dengan Mudah? Silvi Qotherunnada

Apa Fungsi dari Kaca Pirex?

Kita sering menjumpai kaca dibuat souvenir dalam acara pernikahan. Salah satu kegunakan kaca pirex untuk souvenir dan cinderamata, bisa juga sebagai barang hiasan di sudut rumah bahkan mobil yang setiap hari dikendarai dan sebagai alat bahan medis atau alat cek di laboratorium. Nah berati banyak kan manfaat jenis kaca pirex.

Sedikit orang yang mengetahui tentang kaca jenis pirex. Kebanyakan kaum wanita yang mengoleksinya karena tidak sedikit kaum wanita yang tidak suka belanja. Jika terdapat barang yang menurutnya bagus dengan keunikan bentuknya dengan harga murah, maka langsung ingin segera memilikinya. Termasuk kalian juga kan... Yuk teman-teman simak lebih lanjut mengenai kaca pirex ini siapa tau bisa bermanfaat buat kalian semua.

Bagaimana Kaca Pirex Bisa Menjadi Berbagai Macam Bentuk Hiasan?

Jenis kaca pirex memiliki keunikan, yakni bisa dengan mudah dibentuk karena kaca tersebut tahan terhadap panas jadi dapat dengan mudah kaca ini bisa diubah diberbagai bentuk sebagai hiasan yang sering kita jumpai.

Kaca pirex lah nama lain dari kaca tahan panas ini, lantas bagaimana kah sejarah asal mula terciptanya kaca tahan panas ini atau kaca pirex. Yuk teman-teman baca penjelasannya di bawah ini, siapa tau dapat menambah wawasan bahkan ide buat kalian untuk mencoba membuatnya juga.

Kandungan apa yang Terdapat Pada Kaca Pirex Sehingga Dapat Dibentuk Dengan Mudah?

Kaca tahan panas atau kaca pirex ini asal mulanya dari perusahaan kaca corning di mana seorang pengerajin pertama yang memroduksi yang menggunakan kaca borosilikat. Mereka melakukannya dengan cara memanaskan dua bahan yakni menggunakan oksida borat kaca dan pasir silikat dengan waktu yang lama dengan temperatur suhu yang tinggi, akhirnya kedua bahan tersebut dibuat menjadi bahan pecah belah.

Pada abad ke-20 tahun kaca tahan panas ini atau kaca pirex dirumuskan sebagai kaca pertama yang dapat digunakan sebagai wadah penting yang di mana aman untuk menghantarkan panas dan juga sebagai alat yang aman untuk tahan kimia.

Para ilmuwan sekarang berusaha mengembangkan dan menciptakan komposisi kaca yang tidak memerlukan waktu yang lama dan memilki ketahanan panas yang tinggi, yakni dengan menggunakan boron. Boron adalah suatu elemen kelima di tabel periodik dalam unsur-unsur kimia.

Karena jika bahan tersebut terikat dengan oksigen, maka akan menjadikan struktur tiga dimensi yang kuat dan akan menciptakan berbagai ikatan yang unik karena memiliki unsur kimia yang lebih kuat sehingga aman untuk wadah yang ekstra membutuhkan tahan panas dan aman untuk tahan kimia. Contohnya digunakan dalam pembuatan termometer dan peralatan laboratorium.

Namun lambat laun bahan tersebut juga memiliki kekurangan dan zat yang terdapat pada bahan tersebut berkurang dan tidak lagi efektif untuk digunakan sebagai penghantar panas dan tahan kimia. Karena jika ada unsur air yang terlalu banyak bahan tersebut tidak dapat menampung dengan baik dan menjadikan wadah atau bentuk yang tidak maksimal. 

Jadi para ilmuwan sepakat menggunakan sedikit pasir silika dan oksida borat. Pada teknik pembuatan kaca pirex hanya memerlukan 3 bahan saja, yakni kaca pyrex yang diimpor dari Jepang, Oksigen, LPG, dan 1 bahan tambahan (cat khusus) untuk pewarnaan kaca. Untuk motif bisa sesuai selera dan permintaan konsumen.

Waktu pembuatannya tergantung kesulitan motif. Untuk tekniknya yakni dibakar kemudian dibentuk dan dirajut. Pengrajin kaca pirex hanya terdapat 3 di Indonesia salah satunya di Sidoarjo.

Sekian informasi yang bisa saya sampaikan sampai jumpa di kesempatan lain. Terima kasih.

Penulis: Silvi Qotherunnada (S1 PGMI UIN Sunan Ampel Surabaya)
Editor: Binar Kurnia Prahani

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel