MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN MODUL 9 KEGIATAN REMIDIAL DAN KEGIATAN PENGAYAAN

TUGAS KELOMPOK STRATEGI PEMBELAJARAN DI SD
MODUL 9
KEGIATAN REMEDIAL DAN KEGIATAN PENGAYAAN
Oleh:
1. DINI LADY PUSPITHA               (837380928)
2. HERMIN NURANIFAH               (837413621)
3. SEPTIYAN DIAN TRISTIANA    (837383916)
4. WIDIANTO HARI WIDODO        (837413581)


PROGRAM STUDI S-1 PGSD BI UNIVERSITAS TERBUKA FAKULTAS  KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH (UPBJJ) SURABAYA POKJAR JOMBANG 2016


MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN MODUL 9 KEGIATAN REMIDIAL DAN KEGIATAN PENGAYAAN


MODUL 9      : KEGIATAN REMEDIAL DAN KEGIATAN PENGAYAAN

KB 1               : Kegiatan Remedial



A.    Hakikat, Tujuan, Dan Fungsi Kegiatan Remedial
1.    Hakikat Kegiatan Remedial
Dalam Random House Webster’s College Dictionary (1991), Remedial diartikan sebagai intended to improve poor skill in specified field. Remedial adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk memperbaiki keterampilan yang kurang baik dalam suatu bidang tertentu.Kalau kita kaitkan dengan kegiatan pembelajaran, kegiatan remedial dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran yang kurang berhasil.Dari pengertian tersebut diketahui bahwa suatu kegiatan pembelajaran dianggap sebagai kegiatan remedial apabila kegiatan pembelajaran tersebut ditujukan untuk membantu siswa yang mengalam kesulitan dalam memahami materi pelajaran atau dalam menguasai kompetensi yang telah ditetapkan.

Her (ujian ulang) dapat dianggap sebagai remedial, apabila sebelum her diberikan, guru melaksankan kegiatan pembelajran yang membantu siswa memahami materi pelajaran yang belum dikuasainya sehingga siswa menguasai kompetensi yang diharapkan.Tetapi, apabila guru langsung memberikan ujian ulang tanpa melakukan pembelajaran tambahan yang membantu siswa mengatasi kesulitan yang dihadapinya maka pelaksanaan her tersebut tidaklah termasuk kegiatan remedial.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan remedial adalah kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai materi pelajaran.


2.    Tujuan dan Fungsi Kegiatan Remedial

Secara umum, tujuan kegiatan remedial adalah sama dengan pembelajran biasa, yaitu membantu siswa mencapai kompetensi atau tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan berdasarkan kurikulum yang berlaku. Secara khusus, kegiatan remedial bertujuan untuk membantu siswa yang belum menguasai materi pelajaran melalui kegiatan pembelajaran tambahan.



Sebagai salah satu upaya membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar, kegiatan remedial memiliki beberapa fungsi yang penting bagi keseluruhan proses pembelajaran. Warkitri, dkk. (1991) menyebutkan enam fungsi remedial dalam kaitannya dengan proses pembelajaran. Keenam fungsi kegiatan remedial tersebut adalah fungsi korektif, pemahaman, penyesuaian, pengayaan, akselerasi, dan terapeutik.
a.    Fungsi Korektif
Memperbaiki cara mengajar dan cara belajar. Kegiatan remedial mempunyai fungsi korektif bagi kegiatan pembelajaran karena melalui kegiatan remedial guru memperbaiki cara mengajarnya dan siswa memperbaiki cara belajarnya. Misalnya, guru mengetahui bahwa yang menyebabkan siswa belum menguasai materi pelajaran adalah karena kurangnya kesempatan untuk berlatih maka guru harus memperbaiki kegiatan pembelajarannya dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih.Atau apabila siswa tidak menguasai materi karena penjelasan guru terlalu abstrak maka guru harus menggunakan berbagai metode dan media yang mempermudah pemahaman siswa terhadap konsep yang dibahas.

b.    Fungsi Pemahaman    
Kegiatan remedial mempunyai fungsi pemahaman karena dalam kegiatan remedial akan terjadi proses pemahaman baik pada diri guru maupun diri siswa. Bagi guru, untuk melaksanakan kegiatan remedial, guru terlebih dahulu harus memahami kelebihan dan kekurangan kegiatan pembelajaran yanng dilaksanakannya, serta mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakannya. Berdasarkan hasil pemahaman ini, guru memperbaiki kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakannya.
Dengan kegiatan remedial siswa akan lebih memahami kelabihan dan kelemahan cara belajarnya. Sebelum kegiatan remedial, guru mengajak siswa mengevaluasi kegiatan belajarnya.Apakah mereka memperhatikan penjelasan guru dan mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan sungguh-sungguh? Dengan pemahaman ini siswa diharapkan akan memperbaiki sikap dan cara belajarnya sehingga dapat menjadi lebih baik.

c.    Fungsi Penyesuaian    
Kegiatan remedial memiliki fungsi penyesuaian karena pelaksanaan kegiatan remedial disesuaikan dengan kesulitan dan karakteristik individu siswa yang mengalami kesulitan belajar. 
Karena semua aspek kegiatan remedial disesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik individu siswa,  proses pembelajaran tidak akan menjadi beban bagi siswa melainkan siswa akan termotivasi belajar dengan giat.

d.    Fungsi Pengayaan    
Kegiatan remedial mempunyai fungsi pengayaan bagi proses pembelajaran karena melalui kegiatan remedial guru memanfaatkan sumber belajar. Dalam kegiatan remedial guru dapat meminta siswa untuk membaca buku lain yanng ada kaitannya dengan materi yang belum dipahami. Guru juga menerapkan metode mengajar dan alat bantu yang bervariasi. Misalnya, membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai materi, guru dapat meminta siswa untuk diskusi atau kerja kelompok atau mungkin dengan menggunakan alat peraga yang bervariasi. Kegiatan tersebut merupakan pengayaan dalam proses pembelajaran.

e.    Fungsi Akselerasi    
Kegiatan remedial memiliki fungsi akselerasi terhadap proses pembelajaran karena melalui kegiatan remedial guru dapat mempercepat penguasan siswa terhadap materi pelajaran dengan menambah waktu dan frekuensi pembelajaran. Tanpa remedial siswa yang mengalami kesulitan dalam pemahaman akan tertinggal oleh temannya yang telah menguasai materi pelajaran.

f.    Fungsi Terapeutik    
Kegiatan remedial mempunyai fungsi terapeutik karena melalui kegiatan remedial guru dapat membantu mengatasi kesulitan siswa yang berkaitan dengan aspek sosial-pribadi. Biasanya siswa yang merasa dirinya kurang berhasil dalam belajar sering merasa rendah diri atau terisolasi dalam pergaulan dengan teman-temannya.Dengan membantu mencapai prestasi belajar yang lebih baik melalui kegiatan remedial berarti guru telah membantu siswa meningkatkan rasa percaya diri.

Itulah 6 fungsi kegiatan remedial dalam proses pembelajaran. Dari uraian di atas jelaslah bahwa kegiatan remedial memiliki fungsi penting dalam membantu pengembangan kemampuan siswa secara optimal.

3.    Perbedaan Kegiatan Remedial dari Pembelajaran Biasa
Secara sepintas kegiatan remedial tidak jauh berbeda dengan pembelajaran biasa. Guru harus merumuskan tujuan pembelajaran, mengembangkan alat evaluasi, memilih dan mengorganisasikan materi pelajaran, dll. Tetapi kalau kita kaji lebih dalam, kedua bentuk pembelajran tersebut berbeda.Perbedaan kegiatan remedial dengan pembelajaran biasa.

Agar menjadi lebih jelas, marilah kita kaji perbedaan kegiatan remedial dari pembelajaran biasa dengan menganalisis komponen-komponen suatu pembelajaran. Komponen-komponen tersebut adalah:

a.    Tujuan Pembelajaran

Rumusan tujuan bersifat individual. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan untuk mencapai kompetensi atau tujuan yang telah ditetapkan.Dalam pembelajaran biasa, tujuan pembelajaran yang dirumuskan guru berlaku bagi semua siswa.Jadi, bersifat klasikal.Sementara itu, dalam kegiatan remedial tujuan pembelajaran yang dirumuskan guru bersifat individual, tergantung pada kesulitan siswa. Tujuan pembelajaran yang harus dikuasai siswa A mungkin berbeda dari tujuan pembelajaran yang harus dikuasai siswa B, tergantung pada kompetensi atau tujuan pembelajaran yang belum dikuasai. 


b.    Materi Pembelajaran
Materi sesuai dengan kesulitan yang dihadapi. Materi pelajaran dipilih dan diorganisasikan berdasarkan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Materi yang dibahas dalam remedial akan berbeda antara materi untuk siswa yang satu dengan siswa yang lainnya, sesuai dengan kesulitan yang dihadapinya.

c.    Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dalam kegiatan remedial akan berbeda dari kegiatan pembelajaran biasa. Dalam pembelajaran biasa, yang berpartisipasi adalah seluruh siswa. Guru memperlakukan siswa semua sama. Sementara itu, dalam kegiatan remedial, pembelajaran hanya diikuti oleh siswa-siswa yang memiliki kesulitan belajar tertentu.Kegiatan remedial ini dapat dilakukan secara individu atau kelompok sesuai dengan kesulitan dan karakteristik siswa yang mengikuti kegiatan remedial.

d.    Evaluasi
Alat evaluasi bersifat individual dan kelompok. Evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran yang dilaksanakan.Alat evaluasi yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran biasanya bersifat klasikal sedangkan dalam kegiatan remedial alat evaluasiya bersifat individual atau kelompok.

Dari uraian tersebut dapat disimpulan bahwa pembelajaran biasa menerapkan pendekatan klasikal, sedangkan kegiatan remedial menerapkan pendekatan individual atau kelompok.

B.    PENDEKATAN DALAM KEGIATAN REMEDIAL
Warkitri dkk. (1991) mengemukakan tiga pendekatan dalam kegiatan remedial.Ketiga pendekatan tersebut adalah pendekatan yang bersifat preventif, kuratif, dan pengembangan. Berikut ini akan dibahas ketiga pendekatan tersebut.
1.    Pendekatan Yang Bersifat Preventif
Kegiatan remedial dipandang bersifat preventif apabila kegiatan remedial dilaksanakan untuk membantu siswa yang diduga akan mengalami kesulitan dalam menguasai kompetensi yang telah ditetapkan. Kegiatan remedial yang bersifat preventif dilaksankan sebelum kegiatan pembelajaran biasa dilaksankan.
Guru yang sudah berpengalaman, dari keakrabannya dengan siswa, telah mengetahui kelemahan siswanya. Dari beberapa kegiatan guru mengetahui bahwa siswa A mempunyai kelemahan dalam mengerjakan soal-soal matematika sehingga guru memberi kesempatan untuk berlatihh lebih banyak lagi. Bagi yang belum banyak pengalaman, anda dapat menggunakan jenis alat evaluasi pretest.

Pretest adalah salah satu jenis alat evaluasi yang digunakan guru sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Berdasarkan hasil pre-test guru dapat mengelompokkan siswa menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok yang mampu menguasai kompetensi yang telah ditetapkan lebih cepat, kelompok yang sesuai dengan waktu yang ditetapkan, dan yang tidak akan mampu menguasai kompetensi sesuai waktu yang ditetapkan. Kegiatan remedial yang diberikan kepada siswa yang tidak mampu menguasai kompetensi dengan waktu yang disediakan disebut remedial bersifat preventif.

2.    Pendekatan Yang Bersifat Kuratif
Kegiatan remedial dipandang bersifat kuratif apabila pelaksanaan kegiatan remedial ditujukan untuk membantu mengatasi kesulitan siswa setelah siswa mengikuti pembelajaran biasa. Kegiatan remedial yang bersifat kuratif dilaksanakan karena berdasarkan hasil evaluasi pada kegiatan pembelajaran biasa diketahui bahwa siswa belum mencapai kriteria keberhasilan atau kompetensi minimal yang telah ditetapkan.

3.    Pendekatan Yang Bersifat Pengembangan
Kegiatan remedial dipandang bersifat pengembangan apabila kegiatan remedial dilaksanakan selama berlangsungnya kegiatan pemebelajaran biasa. Melalui kegiatan remedial yang bersifat pengembangan, guru mengharapkan agar siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai kompetensi yang ditetapkan secara bertahap dan segera dapat mengatasi kesulitan yang dihadapinya.

C.    JENIS-JENIS KEGIATAN REMEDIAL
Berikut ini beberapa bentuk kegiatan remedial yang dapat dilaksanakan guru (Suke, 1991):
1.    Mengajarkan Kembali
Melalui bentuk kegiatan ini, guru menjelaskan kembali materi yang belum dipahami atau dikuasai siswa.Saat menjelaskan materi tersebut, guru harus berorientasi pada kesulitan yang dihadapi siswa.
2.    Menggunakan Alat Peraga
Untuk memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran, guru sebaiknya menggunakan alat peraga dan memberi kesempatan siswa untuk menggunakan alat peraga tersebut.
3.    Kegiatan Kelompok
Diskusi ataupun kerja kelompok dapat digunakan guru untuk membantu siswa mengalami kesulitan dalam menguasai kompetensi yang dituntut.Yang perlu diperhatikan guru dalam menerapkan kerja kelompok dalam kegiatan remedial ialah dalam menentukan anggota keompok.
4.    Tutorial
Kegiatan tutorial ialah guru meminta bantuan siswa lain yang lebih pandai untuk membantu siswa menghadapi kesulitan dalam menguasai kompetensi yang telah ditetapkan atau guru dapat juga meminta siswa dari kelas yang lebih tinggi untuk membantu adik kelasnya.
5.    Sumber Belajar Yang Relevan
Selain dengan mengajarkan kembali, kegiatan kelompok dan tutorial, guru juga dapat menggunakan sumber belajar lain dalam membantu siswa menguasai kompetensi yang telah ditetapkan. Guru meminta siswa untuk mengunjungi saatu instansi tertentu yang berkaitan dengan materi yang belum dikuasainya.

D.    PRINSIP PELAKSANAAN REMEDIAL
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam kegiatan remedial (Suke, 1991) :
1.    Guru harus mengelompokkan siswa yang mengalami remedial sesuai dengan pemahaman siswa tentang materi pembelajaran.
2.    Bantuan yang diberikan hendaknya sesuai dengan kesulitan yang dihadapi siswa. Tugas atau kegiatan yang diberikan dalam kegiatan remedial jangan terlalu banyak.
3.    Dalam menentukan kegiatan remedial guru hendaknya mempertimbangkan jenis kesulitan yang dihadapi siswa serta  faktor penyebab kesulitan tersebut.
4.    Melalui kegiatan remedial ini, guru tidak hanya mengharapkan siswa akan mampu menguasai kompetensi yang belum dikuasainya, tetapi juga timbulnya motivasi pada diri siswa untuk belajar lebih giat dan lebih tekun sehingga untuk menguasai kompetensi berikutnya siswa diharapkan tidak akan mengalami kesulitan.

E.    PRINSIP PEMILIHAN KEGIATAN
Wardani (1991) menyatakan bahwa dalam memilih bentuk kegiatan dan metode yang akan diterapkan dalam kegiatan remedial guru perlu memperhatikan hal-hal berikut:
1.    Memanfaatkan latihan khusus, terutama bagi siswa yang mempunyai daya tangkap lemah.
2.    Menekankan pada segi kekuatan yang dimiliki siswa. Dengan memperhatikan kekuatan yang dimiliki siswa diharapkan siswa akan dapat lebih cepat mengatasi kesulitan yang dihadapinya. Dalam hal ini, guru hendaknya lebih mengenal gaya belajar setiap siswa.
3.    Memanfaatkan penggunaan media yang multi-sensori.
4.    Memanfaatkan permainan sebagai sarana belajar, terutama bagi siswa yang kurang memiliki motivasi untuk belajar.

F.    PROSEDUR KEGIATAN REMEDIAL
Langkah-langkah kegiatan remedial :
1.    Analisis Hasil Diagnosa
Melalui kegiatan diagnosa, guru akan mengetahui para siswa yang perlu mendapat bantuan. Untuk keperluan kegiatan remedial, tentu yang menjadi sorotan adalah siswa-siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar yang ditunjukkan dengan tidak tercapainya kriteria keberhasilan belajar.

2.    Menemukan Penyebab Kesulitan
Sebelum kita mulai merancang kegiatan remedial, terlebih dahulu kita harus mengetahui mengapa siswa mengalami kesulitan dalam mencapai kompetensi yang diharapkan atau menguasai materi pelajaran. Faktor penyebab kesulitan ini harus diidentifikasi oleh guru karena gejala kesulitan yang sama yang ditunjukkan oleh siswa dapat ditimbulkan oleh sebab yang berbeda.

3.    Menyusun rencana Kegiatan Remedial
Setelah kita mengetahui siswa yang perlu mendapatkan kegiatan remedial dan kompetensi-kompetensi yang belum dikuasai setiap siswa serta faktor penyebab kesulitan. Selanjutnya kita menyusun rencana pembelajaran sebagai berikut :
a.    Merumuskan kompetensi atau tujuan pembelajaran.
b.    Menentukan materi pelajaran yang sesuai dengan kompetensi
c.    Memilih dan merancang kegiatan remedial sesuai dengan masalah dan faktor penyebab kesulitan serta karakteristik siswa.
d.    Merencanakan waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan remedial
e.    Menentukan jenis, prosedur, dan alat penilaian untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa.

4.    Melaksanakan Kegiatan Remedial
Biasanya kegiatan remedial dilaksanakan di luar jam belajar biasa. Oleh karena itu, dituntut kerelaan dari guru untuk menyediakan waktu tambahan di luar jam belajar, untuk membantu siswa yang memerlukan.

5.    Menilai Kegiatan Remedial
Untuk mengetahui berhasil tidaknya kegiatan remedial yang telah dilaksanakan, kita harus melaksanakan penilaian. 




MODUL 9      : KEGIATAN REMEDIAL DAN KEGIATAN PENGAYAAN

KB 2           : Kegiatan Pengayaan



A.    HAKIKAT KEGIATAN PENGAYAAN
Kegiatan pengayaan adalah kegiatan yang diberikan kepada siswa kelompok cepat dalam memanfaatkan kelebihan waktu yang dimilikinya sehingga mereka memiliki pengetahuan yang lebih kaya dan keterampilan yang lebih baik.
Kegiatan pengayaan ini berkenan dengan kegiatan pendalam materi pelajaran yang sedang dipelajari, bukan pembahasan materi pelajaran baru.

Tujuan kegiatan pengayaan adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperdalam penguasaan materi pelajaran yang berkaitan dengan tugas belajar yang sedang dilaksanakan sehingga tercapai tingkat perkembangan yang optimal.


B.    JENIS KEGIATAN PENGAYAAN
Dalam merancang dan melaksanakan kegiatan pengayaan, guru menerapkan pendekatan individual. Menurut Guskey (1989), kegiatan pengayaan biasanya bersifat belajar mandiri. Kegiatan pengayaan lebih bersifat fleksibel dibandingkan dengan kegiatan remedial.Yang penting, kegiatan pengayaan hendaklah merupakan kegiatan yang menyenangkan dan merangsang kreatifitas siswa. Kegiatan yang dapat dirancang dan dilaksanakan guru :
1.    Tutor Sebaya
Melalui kegiatan tutor sebaya, pemahaman siswa terhadap suatu konsep akan meningkat karena di samping mereka harus menguasai konsep atau ide yang akan dijelaskan mereka juga harus mencari teknik untuk menjelaskan konsep atau ide tersebut. Untuk dapat berperan sebagai tutor yang baik, siswa harus mampu memberikan penjelasan yang dapat dimengerti oleh temannya, mampu memandang suatu konsep atau ide dari berbagai sudut pandang. Melalui tutor sebaya, siswa kelompok cepat dapat meningkatkan pemahamannya terhadap materi pelajaran di samping mengembangkan kemampuan kognitif tinggi.

2.    Mengembangkan Latihan
Siswa yang cepat dalam belajar dapat diminta untuk membuat soal-soal latihan untuk dikerjakan oleh teman-temannya.Soal-soal yang dikembangkan tersebut harus disertai dengan kunci jawaban.
Memberikan kesempatan untuk terlibat dalam suatu proyek.Kegiatan ini dapat dilakukan untuk pendalaman materi yang menuntut banyak latihan.

3.    Mengembangkan Media dan Sumber Pembelajaran 
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghasilkan suatu karya yang berkaitan dengan materi yang dipelajari merupakan suatu yang menarik bagi siswa kelompok cepat.Hasil karya tersebut dapat berupa model, permainan atau karya tulis yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber belajar.

4.    Melakukan Proyek
Memberikan tugas kepada siswa dalam melakukan suatu proyek atau laporan, melalui kegiatan ini motivasi belajar siswa akan meningkat. Mereka akan berusaha untuk mempelajari materi pelajaran berikutnya dengan baik sehingga mereka akan mendapat kesempatan lagi untuk melakukan proyek

5.    Memberikan Permainan, Masalah atau Kompetisi Antarsiswa
Dalam kegiatan pengayaan guru dapat memberikan tugas kepada siswa yang memecahkan suatu masalah atau permainan yang berkaitan dengan materi pelajaran. Di samping mereka berusaha untuk memecahkan masalah atau permainan yang diberikan, melalui kegiatan ini mereka juga akan belajar satu sama lain dengan membandingkan strategi atau teknik yang mereka pergunakan dalam memecahkan permasalahan atau permaian yang diberikan.

C.    FAKTOR-FAKTOR YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM MELAKSANAKAN KEGIATAN PENGAYAAN

Warkitri, dkk. (1991) mengemukakan tiga faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih dan melaksanakan kegiatan pengayaan:
1.    Faktor Siswa
Kesesuaian kegiatan pengayaan dengan minat siswa akan lebih mendorong siswa berhasil dalam belajarnya. Sebaliknya, kegiatan pengayaan yang tidak sesuai dengan minat siswa akan melemahkan semangat siswa dalam mempelajari sesuatu.
Faktor yang harus dipertimbangkan guru dalam menentukan kegiatan pengayaan menurut Arikunto (1986) :

a.    Kegiatan di luar kelas lebih disukai siswa daripada kegiatan di dalam kelas.
b.    Kegiatan yang melakukan aktivitas lebih disukai siswa daripada hanya dilakukan di belakang meja.
c.    Kegiatan menemukan sesuatu yang baru lebih merangsang minat siswa daripada kegiatan yang sifatnya penjelasan.
d.    Kegiatan yang cept menunjukkan hasil lebih disukai siswa daripada kegiatan yang menuntut waktu yang cukup lama.

2.    Faktor Manfaat Edukatif
Melalui kegiatan pengayaan ini diharapkan pengetahuan atau keterampilan, bahkan nilai/sikap yang dimiliki siswa akan semakin meningkat.

3.    Faktor Waktu
Guru harus mampu menyesuaikan jenis kegiatan pengayaan dengan kebutuhan siwa dan juga dengan waktu yang tersedia. Apabila waktu pengayaan sudah habis, siswa hendaknya telah menguasai materi pengayaan secara utuh dan siswa sudah dapat melihat hasilnya.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel