Bahaya Penuruanan Moral Peserta Didik

MENURUNNYA MORAL PESERTA DIDIK

Akhir – akhir ini marak terjadi kasus di lingkungan pendidikan Indonesia mengenai moral peserta didik yang kurang enak dilihat. Perbedaan zaman terlihat sangat jelas di lingkungan pendidikan tahun orang tua kita dengan era kita saat ini. Dulu tidak ada kejadian penganiaan guru, menuntut guru secara pidana, ataupun tindak kekerasan yang dilakukan oleh peserta didik. Perilaku seperti ini yang menjadi semakin suramnya moral peserta didik di negeri ini, buktinya saat kita mencari beberapa kasus di lingkungan pendidikan maka akan banyak yang keluar, salah satunya yang miris adalah murid salah satu SMK yang menganiaya gurunya sendiri karena ditegur saat merokok di lingkungan sekolah, bahkan ada beberapa kasus penganiayaan hingga gurunya tewas.


Permasalahan ini semakin lama malah semakin buruk bukannya dapat dibersihkan. Dulu, ada kasus guru yang dipenjara karena mencubit muridnya hingga gempar. Semakin berjalan hari kasus di dunia pendidikan semakin menjadi-jadi, hal ini menjadi indikator bahwa moral peserta didik di Indonesia lambat laun semakin menurun. Jika dibandingkan dengan zaman orang tua kita dahulu yang namanya murid selalu tunduk dengan gurunya, tidak ada murid yang berani melawan gurunya sedikitpun, jika salah maka muridnya dihukum dengan keras bahkan sehingga peserta didik bermental kuat. 

Saya ingat cerita orang tua saya dulu yang pernah dipukul oleh gurunya karena tidak bisa mengerjakan soal, bayangkan jika hal tersebut terjadi di zaman sekarang apakah yang akan terjadi? Yang hanya mencubit saja dipenjarakan apalagi memukul. Memang tidak bandingannya jika lingkungan pendidikan sekarang dengan zaman dulu disamakan, seiring berkembangnya zaman pastinya memiliki permasalahan dan cara yang berbeda – beda.

Bayangkan saja jika penurunan moral ini tidak segera dibenahi secara serius apa yang akan terjadi kedepannya. Dalam konteks agama islam ada pendapat ulama yang mengatakan bahwa hormat pada guru adalah kunci sukses seorang murid, sangat disayangkan jika perlakuan murid pada gurunya sendiri malah sebaliknya. 

Bisa dilihat di lingkungan pendidikan pesantren yang notabennya memberatkan perkara agama daripada ilmu dunia. Para santri memiliki moral yang amat baik pada guru atu kyainya, saat kyainya lewat mereka tidak berani berada di posisi yang lebih tinggi dari sang guru dan dengan pandangan yang menunduk karena menjaga ta’dim kesopanan pada gurunya. Metode – metode pembenahan akhlak lebih ditekankan daripada keilmuwan, karena memang percuma jika seseorang memiliki taraf kecerdasan di bidang ilmu pengetahuan yang amat tinggi tapi tidak memiliki moral yang baik, bisa saja ilmu yang dimilikinya malah digunakan di jalan yang tidak benar bahkan merugikan banyak orang.

Kita dapat membantu para pendidik resmi di negeri ini dengan menanamkan nilai moral pada anak yang sedang mengalami proses pertumbuhan, sehingga tidak menerus sekolahan formal yang dikambing hitamkan saat ada masalah dengan peserta didik. Peserta didik kita saat ini yang sedang mengalami proses pertumbuhan cenderung mudah meluapkan emosi mereka, sehingga lingkungan sekolah dan guru banyak yang menjadi korban. Mungkin dari berbagai kasus di dunia pendidikan di latar belakangi oleh berbagai peristiwa yang tidak hanya berasal dari lingkungan sekolah mereka sendiri namun juga dari lingkungan lain missal lingkungan masyarakat, lingkungan teman bermain, atau pun lingkungan keluarga. 

Pendidikan tidak hanya berasal dari sekolah formal saja namun juga dapat berasal dari berbagai tempat dan peristiwa yang terjadi pada pribadi seseorang. Melalaui peristiwa yang bermacam – macam seorang pribadi dapat mendapat pelajaran yang berbeda – beda, namun gagalnya mengerti sebuah keadaan dapat menjadikan sebuah perlakuan yang merupakan perwujudan dari emosi atau kekecewaan. 

Perwujudan emosi tersebut yang mungkin menjadi permasalahan saat ini, maka diperlukannya perlakuan yang dapat menanggulanginya, salah satunya dengan penanaman moral dan akhlak yang lebih baik sehingga adanya keserasian antara moral dengan ilmu pengetahuan, karena menurut saya seorang manusia cerdas adalah saat dia dapat memanusiakan manusia lain dan memperlakukannya dengan cara yang terbaik.


Penulis : Alvin Rezkya N

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel