Makalah Pendidikan Sebagai Sistem

MAKALAH DASAR-DASAR PENDIDIKAN
PENDIDIKAN SEBAGAI SISTEM

Oleh:
Inanda Aulia Rizqillah


Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas izin, rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah dengan judul “Pendidikan Sebagai Sistem” ini disusun dengan tujuan untuk melengkapi tugas semester pertama untuk mata kuliah Dasar-Dasar Pendidikan. Melalui makalah ini, saya berharap agar saya dan pembaca mampu mengenal lebih jauh mengenai arti dari Pendidikan Sebagai Sistem ini.
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam proses penyusunan makalah ini khususnya kepada dosen Dasar-Dasar Pendidikan, yaitu Dr. Binar Kurnia Prahani, M.Pd. yang bersedia membimbing dan mengarahkan saya dalam penyusunan makalah ini.
Saya berharap agar makalah yang telah saya susun ini dapat memberikan inspirasi bagi pembaca dan penulis yang lain. Saya juga berharap agar makalah ini menjadi acuan yang baik dan berkualitas.


Penyusun,
Inanda Aulia Rizqillah 

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan satu dari banyaknya hal yang penting bagi peradaban sebuah bangsa. Bangsa yang agung tentu didalamnya memiliki pendidikan yang baik. Begitu juga sebaliknya apabila sebuah bangsa pendidikannya hanya asal-asalan. Maka, dapat diprediksi bangsa tersebut akan hancur. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting, karena dari pendidikan-lah terlahir generasi yang akan memipin bangsa kedepannya.
Oleh karena itu, sebuah bangsa harus memperhatikan pendidikannya. Pendidikan harus diatur dengan sebaik mungkin sehingga dapat melahirkan generasi-generasi yang gemilang. Tentunya ini tidak terlepas dari peran pemerintah dan setiap individu bangsa tersebut.
Dari segi pemerintah, pemerintah haruslah membuat sebuah sistem pendidikan yang telah terorganisir dengan baik sehingga pendidikan bangsa tersebut dapat berjalan dengan baik. Oleh karena itu, dalam makalah saya kali ini, saya ingin membahas mengenai Pendidikan Sebagai Sistem.

1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah arti dari sebuah sistem?
2. Apa sajakah macam-macam dari sistem?
3. Bagaimana penjelasan dari kalimat Pendidikan Sebagai Sistem?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari sebuah sistem
2. Mengetahui macam-macam dari sistem
3. Menganalisis penjelasan dari kalimat Pendidikan Sebagai Sistem
1.4 Manfaat
1. Memahami peran pendidikan bagi suatu bangsa
2. Memahami bagaimana sebuah sistem pendidikan berjalan

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem
Kata sistem berasal dari bahasa Yunani “Systema” yang memiliki pengertian suatu keseluruhan yang memiliki bagian-bagian yang terkoordinasi dengan baik. Maka dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sekumpulan bagian-bagian yang terorganisir sehingga menjadi sekumpulan yang lebih kompleks. Suatu keseluruhan/sekumpulan ini baru dapat dikatakan sebuah sistem apabila memiliki beberapa ciri berikut.
a. Sistem memiliki tujuan
Suatu sistem pastinya akan memiliki sebuah tujuan. Adapun tujuan dari sebuah sistem ini akan menuntut terciptanya sebuah fungsi dari sistem sehingga tujuan dari sistem tersebut pun akan tercapai.
b. Sistem memiliki komponen
Agar dapat mencapai tujuan dari sistem tersebut, maka diperlukan beberapa bagian yang dapat menunjang sistem agar terciptalah fungsi dari sistem tersebut. Bagian-bagian tersebut dinamakan komponen. Komponen ini akan mendukung sebuah sistem dalam mencapai tujuannya.
c. Komponen dalam sistem akan saling berinteraksi
Dalam mencapai tujuan dari sebuah sistem, komponen-komponen yang ada dalam sistem tersebut akan saling berinteraksi dan berkoordinasi secara sinergis.
d. Adanya proses transformasi
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, suatu sistem tentu memiliki sebuah tujuan. Tujuan ini dapat juga disebut sebagai sebuah misi yang akan dicapai oleh sistem. Untuk mencapai tujuan tersebut, selain melalui komponen-komponen yang ada, juga diperlukan sebuah proses yang mengubah input menjadi output. Untuk menjaga kelangsungan dari proses tersebut, maka sebuah sistem memelukan sebuah pengaturan yang akan mengkontrol kelangsungan proses tersebut, sehingga sistem tetap akan berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Selain itu, dengan adanya pengaturan kontrol dari sebuah sistem, apabila terjadi sebuah kesalahan, maka dapat terlihat letak kesalahannya melalui kontrol tersebut, sehingga sistem dapat diperbaiki dan berjalan kembali.
Dengan adanya ciri-ciri tersebut, sebuah sistem baru akan berjalan dengan baik. Kemudian dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. 
2.2 Macam-Macam Sistem
Abdul Gafur dalam bukunya Disain Instruksional yang terbit pada tahun 1982 menyatakan bahwa sistem dapat dibedakan berdasar sifat-sifatnya. Maka, ditinjau dari sifat-sifat sistem tersebut, sistem dibedakan menjadi 4 macam, yaitu:
a. Terbuka vs Tertutup
Sistem dengan sifat terbuka berarti ia menerima masukan tidak hanya dari dalam saja melainkan juga dari luar. Sedangkan sistem dengan sifat tertutup hanya menerima masukan dari dalam saja.
b. Sederhana vs Kompleks
Sistem dengan sifat sederhana secara relative hanya terdiri dari beberapa komponen saja dan kemungkinan hasil yang diperoleh berupa hasil yang sederhana. Sedangkan sistem dengan sifat yang kompleks terdiri dari banyak komponen yang saling berinteraksi, sehingga apabila bagian-bagiannya berdiri sendiri, sistem tersebut tidak bisa berjalan, dan tentunya hasil yang didapat akan lebih kompleks daripada sistem sederhana.
c. Hidup vs Mati
Contoh sistem hidup adalah manusia, hewan, dan tanaman. Sedangkan contoh sistem mati adalah sistem komputer, tata surya, dan lain-lain.
d. Susunan vertikal (hierarki)
Suatu sistem akan berkaitan dengan sistem yang lain. Sistem yang lebih sederhana akan bergabung dengan sistem yang kompleks untuk membentuk sistem yang lebih kompleks lagi. Adapun tingkatan sistem adalah: Supra-sistem, sistem, sub-sistem.

2.3 Pendidikan Sebagai Sistem
Pendidikan sebagai sistem diartikan sebagai suatu proses pendidikan yang terdiri dari beberapa komponen pendidikan yang terkoordinasi sehingga terwujud suatu tujuan pendidikan nasional. Sistem pendidikan juga memiliki beberapa komponen, diantaranya:
a. Komponen tujuan
Suatu sistem tentu memiliki tujuan. Pendidikan sebagai sistem memiliki tujuan atau yang dapat diartikan sebagai hasil dari terjadinya proses pembelajaran yang didapat oleh peserta didik. Adapun tujuan dari suatu proses pendidikan adalah terciptanya pribadi yang baik dari segi pengetahuannya maupun moralnya terpenuhi, baik di lingkungan keluarga, masyarakat, maupun bangsa dan negara serta dunia internasional.
b. Komponen isi atau bahan pendidikan
Isi atau bahan pendidikan erat kaitannya dengan tujuan pendidikan. Karena, apabila ingin mencapai tujuan pendidikan yang membentuk karakter peserta didik sesuai nilai-nilai tertentu, maka isi atau bahan pendidikannya harus sesuai dengan nilai-nilai tertentu tersebut. Apabila tujuan pendidikannya ingin meningkatkan keterampilah, maka isi atau bahan pendidikannya berupa keterampilan-keterampilan tertentu. Begitu pula apabila ingin mencapai tujuan pendidikan yang meningkatkan ilmu pengetahuan, maka isi atau bahan pendidikannya adalah ilmu pengetahuan. Dalam hal ini, seorang guru harus menguasai dan memahami setiap tujuan pendidikan yang ingin dicapai dan setiap aspek isi pendidikan. Karena dengan begitu, barulah ia dapat mengajar dan menerapkannya dengan baik. Di lingkungan sekolah, isi atau bahan pendidikan ini telah dibakukan dalam bentuk kurikulum.
c. Komponen metode pendidikan
Begitu pula dengan metode pendidikan. Metode merupakan cara-cara yang dilakukan agar tujuan yang akan dicapai dapat terwujud. Maka, sudah seharusnya dalam proses pendidikan, seorang guru harus pandai-pandai dalam memilih dan menggunakan metode yang akan dipakai sesuai dengan karakterisitik kebutuhan peserta didiknya, sehingga proses pendidikan dapat berjalan dengan baik dan efisien serta tujuan dari pendidikan pun dapat tercapai.
Soewarno dalam bukunya yang berjudul Ilmu Pendidikan yang terbit pada tahun 1992 mengemukakan 4 macam metode pendidikan, yaitu:
Metode diktatorial
Metode diktatorial adalah sebuah metode dimana interaksi antara peserta didik dan pendidik lebih didominasi oleh pendidik sehingga interaksi yang terjadi bersifat satu arah saja. Metode ini diapakai apabila peserta didik masih membutuhkan banyak arahan dari pendidiknya.
Metode liberal
Metode liberal adalah sebuah metode dimana interaksi yang terjadi antara peserta didik dan pendidik lebih bersifat bebas. Jadi, peserta didik diberikan kebebasan dalam proses pendidikan. Metode ini dipakai apabila peserta didik memiliki sifat yang mandiri dan aktif dalam proses pembelajaran.
Metode demokratis
Metode demokratis adalah sebuah metode dimana interaksi yang terjadi antara peserta didik dan pendidik bersifat interaktif (dua arah) sehingga memungkinkan terjadinya kerja sama diantara peserta didik dan pendidik. Dalam metode ini, kedua pihak baik peserta didik maupun pendidik sama-sama memiliki peran yang penting dalam keberlangsungan proses pembelajaran.
Metode sentimentil dan persuasif
Metode sentimentil dan persuasif adalah sebuah metode pembelajaran yang berlandaskan kasih sayang dan hubungan saling menghargai antara peserta didik dan pendidik. Ini artinya pendidik memiliki peran baik dalam menjadi sebuah teladan bagi peserta didiknya, mendampingi dan memberi semangat  
kepada peserta didiknya, maupun mengawasi dari belakang apa yang dilakukan peserta didiknya. Mengawasi disini lebih kepada saat peserta didik tidak memahami materi yang diberikan, maka pendidik harus siap sedia memberikan pemahaman kepada peserta didik tersebut.
d. Komponen alat pendidikan
Adapun alat pendidikan adalah kesemuanya baik merupakan barang, alat, proses, dan kondisi yang akan membantu proses pendidikan mencapai tujuannya. Alat pendidikan ini bisa berupa buku-buku pembelajaran dan fasilitas pengajaran. Kesemuanya tersebut tentunya diperlukan bagi keberhasilan proses pembelajaran.
e. Komponen pembelajar (pendidik)
Pendidik merupakan komponen yang sangat penting yang memiliki tanggung jawab penuh dalam proses pendidikan. Pendidik tidak hanya seorang guru di sekolah, tetapi pendidik juga terdapat di lingkungan keluarga dan masyarakat, berupa orang tua dan masyarakat luas.
f. Komponen peserta didik
Tentu sebuah pendidikan memerlukan adanya peserta didik. Karena peserta didik inilah yang akan dikembangkan baik pengetahuannya maupun sikap dan moral nya didalam proses pembelajaran. Peserta didik merupakan sentral kegiatan dalam dunia pendidikan, sehingga ia  dapat membantu proses pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan.
g. Komponen lingkungan pendidikan
Sebuah proses pendidikan tidak akan terlaksana dengan baik apabila hanya mendengarkan masukan dari lingkungan dalamnya saja. Tentu peran masyarakat dalam memberikan masukan proses pembelajaran sangat penting adanya. Masukan dari masyarakat ini akan mempengaruhi keberlangsungan proses pendidikan. Lingkungan pendidikan umumnya dibagi menjadi tiga, yaitu:
a. Lingkungan keluarga
Keluarga merupakan masyarakat kecil yang terdiri dari beberapa individu yang terikat keturunan. Peran keluarga tentunya sangat berpengaruh dalam dunia pendidikan. Keluarga merupakan madrasah pertama seorang anak sebelum mereka terjun ke dunia pendidikan selanjutnya, yaitu sekolah. Disini bentuk keluarga akan mempengaruhi perilaku anak. Apabila di dalam sebuah keluarga selalu menerapkan tata krama, maka anaknya akan menjadi seseorang yang mengenal tata krama baik dimanapun dia berada. Begitu juga sebaliknya apabila keluarga tersebut tidak memerhatikan anaknya. Maka, anaknya bisa menjadi seseorang yang individualis sebagaimana dia diperlakukan saat kecil. Maka, keluarga berperan besar bagi pendidikan anak kedepannya.
b. Lingkungan sekolah
Selain keluarga, lingkungan sekolah juga berperan besar dalam dunia pendidikan. Fokus utama pendidikan adalah sebuah sekolah. Seorang anak yang tidak pernah sekolah pemikirannya akan jauh berbeda dengan anak yang pernah sekolah. Karena di dalam sekolah, seorang anak akan mendapatkan banyak ilmu pengetahuan. Tidak hanya pengetahuan saja, mereka pun akan dididik moralnya. Sehingga sudah jelas bahwa lingkungan sekolah akan memberikan dampak/pengaruh yang besar bagi keberlangsungan dunia pendidikan.
c. Lingkungan masyarakat
Lingkungan yang terakhir adalah lingkungan masyarakat. Lingkungan masyarakat ini termasuk teman-teman rumah mereka maupun kondisi lingkungan sekitar rumah mereka, yaitu tetangga. Lingkungan masyarakat sangat berpengaruh terhadap sikap atau moral anak. Lingkungan masyarakat yang baik tentunya akan membawa anak menjadi pribadi yang baik. Begitu pula sebaliknya apabila seorang anak lahir di  
lingkungan yang tidak baik. Maka, ia akan menjadi pribadi yang tidak baik pula. Selain itu, anak yang tinggal di kota pemikirannya akan berbeda dengan anak yang tinggal di desa. Anak yang tinggal di kota berfikirnya akan lebih dinamis dan cepat. Sedangkan anak yang tinggal di desa berfikirnya akan lebih statis dan lamban. Hal ini membuktikan bahwa lingkungan masyarakat juga berperan dalam psikis dan sikap seorang anak kedepannya.
Kesemua komponen tersebut tentunya diperlukan demi keberlangsungan proses pendidikan sehingga tujuan pendidikan pun dapat tercapai. Disini, pendidikan jelas memerlukan sebuah sistem untuk mengaturnya. Karena menciptakan sebuah pendidikan yang baik bagi sebuah bangsa bukan merupaka tugas yang mudah apabila hanya dilakukan oleh setiap individunya. 

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
 Pendidikan memiliki peran yang sangat penting demi gemilangnya suatu bangsa. Pendidikan memerlukan sebuah sistem untuk mengaturnya sehingga proses pendidikan dapat berjalan dengan baik dan tujuan pendidikan dapat tercapai. Dari sistem ini, maka proses pendidikan memerlukan beberapa komponen yang akan menunjang keberlangsungannya. Beberapa komponen tersebut diantaranya komponen tujuan, isi atau bahan pendidikan, metode pendidikan, alat pendidikan, pendidik, peserta didik, dan lingkungan pendidikan. Kesemua komponen tersebut haruslah bekerja dengan saling berkoordinasi secara sinergis sehingga dapat tercapai tujuan dari pendidikan.
3.2 Saran
Semua komponen bangsa baik mulai dari individunya maupun pemerintah harus saling berkoordinasi sehingga sistem pedidikan dapat berjalan dengan baik dan tujuan pendidikan dapat tercapai, sehingga bangsa tersebut dapat melahirkan generasi yang dapat membuat peradaban yang gemilang.

DAFTAR RUJUKAN
Roesminingsih, Susarno L.H.2018.Teori dan Praktek Pendidikan.Surabaya: Penerbit Bintang Surabaya Fakutas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel