Makalaah Kecerdasan Intelektual, Emosional, dan Spiritual

Makalah Dasar-dasar Kependidikan

Kecerdasan Intelektual, Emosional, dan Spiritual



Disusun Oleh :
Aditya Rovanda Prastia



A. Latar belakang
Manusia mempunyai 3 kecerdasan untuk mencapai kesempurnaan hidup sebagai makhluk hidup yang diciptakan Tuhan di muka bumi. 3 kecerdasan itu menurut pakar adalah kecerdasan intelektual emosional dan spiritual yang merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lain karena saling melengkapi. Tuhan menciptakan manusia dengan kecerdasan yang mumpuni yang membedakan antara manusia dan hewan sehingga membuat manusia mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya dan menciptakan inovasi-inovasi dari berbagai macam ide. Tentu saja tingkat kecerdasan manusia berbeda-beda karena setiap manusia memiliki ciri khas masing-masing sehingga dapat diukur dengan sebuah tolak ukur
Dalam mencapai kesempurnaan hidup manusia haruslah mempunyai tiga kecerdasan utama karena jika manusia memiliki salah satu dari mereka Maka mereka masih belum dapat dianggap sebagai manusia seutuhnya. Dalam kehidupan ini manusia sejak dilahirkan sudah dilatih untuk memiliki ketiga kecerdasan utama ini. Meskipun terkadang ada faktor eksternal yang membuat beberapa dari mereka tidak dapat memiliki salah satu dari ketiga kecerdasan ini atau bahkan semuanya (cacat). Sebagai manusia kita harus bersyukur karena telah mendapatkan ketika kecerdasan utama ini dan harus memanfaatkannya sebaik-baik mungkin agar dapat bermanfaat untuk diri sendiri dan sekitarnya sehingga manusia bisa menjadi lebih berkembang mengikuti perkembangan zaman dan dapat beradaptasi di mana pun mereka berada.

B. Rumusan Masalah 
Bagaimana pengaruh tiga kecerdasan utama untuk menjadi sosok manusia seutuhnya 
C. Tujuan 
Mengidentifikasi tiga kecerdasan utama untuk menjadi sosok manusia seutuhnya 
D. Pembahasan 
1. Kecerdasan Intelektual (IQ)
Orang seringkali menyamakan arti inteligensi dengan IQ padahal kedua istilah ini mempunyai perbedaan arti yang sangat mendasar titik menurut David wechsler intelegensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah berpikir secara rasional dan menghadapi lingkungannya dengan efektif. Sehingga, secara garis besar dapat disimpulkan bahwa inteligensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional. Oleh karena itu inteligensi tidak dapat diamati secara langsung melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu. Sedangkan yang merupakan singkatan dari intelligece quotient adalah skor yang diperoleh dari sebuah alat tes kecerdasan titik. Dengan demikian hanya memberikan sedikit indikasi mengenai taraf kecerdasan seseorang dan tidak menggambarkan kecerdasan seseorang secara keseluruhan. 
Ini merupakan istilah dari pengelompokan kecerdasan manusia yang pertama kali diperkenalkan oleh Alfred Binet ahli psikologi dari Perancis pada awal abad ke-20 titik kemudian lewis terman dari Universitas Stanford berusaha membakukan tes IQ yang dikembangkan oleh Binet dengan mengembangkan norma populasi sehingga selanjutnya tes IQ tersebut dikenal sebagai tes stanford-binet. Pada masanya kecerdasan intelektual merupakan kecerdasan tunggal dari setiap individu yang pada dasarnya hanya bertautan dengan aspek kognitif dari setiap individu tersebut titik tes stanford-binet ini banyak digunakan untuk mengukur kecerdasan anak-anak Sampai usia 13 tahun.
Inti kecerdasan intelektual ialah aktivitas otak. Otak adalah organ luar biasa dalam diri kita beratnya hanya sekitar 1,5 Kg atau kurang lebih 5% dari total berat badan kita. Kendati demikian, benda kecil ini mengkonsumsi lebih dari 30% dari seluruh cadangan kalori yang tersimpan di dalam tubuh di otak memiliki 10 sampai 15 triliun sel saraf dan masing-masing sel saraf mempunyai ribuan sambungan titik Otak adalah satu-satunya organ yang terus berkembang sepanjang terus diaktifkan namun dari seluruh Kapasitas memori otak rata-rata orang hanya menggunakannya sekitar 4 sampai 5% Sedangkan untuk orang jenis memakai sekitar 5 sampai 6% sampai sekarang para ilmuwan belum memahami penggunaan sisa memori yang sekitar 94% itu.
Tingkat kecerdasan seorang anak yang ditentukan secara metode oleh IQ karena itulah IQ memegang peranan penting untuk suksesnya anak dalam belajar. Menurut penelitian, IQ atau daya tangkap anak mulai dapat ditentukan sekitar umur 3 tahun titik-titik tersebut sangat dipengaruhi oleh garis keturunan yang dibawanya dari keluarga ayah dan ibu di samping faktor gizi yang cukup
 IQ dianggap tidak akan berubah hingga seseorang dewasa kecuali sebab kemunduran fungsi otak seperti penuaan atau kecelakaan. IQ yang tinggi memudahkan anak dalam belajar dan memahami berbagai ilmu. Sebaliknya, IQ yang kurang merupakan penyebab kesulitan belajar pada anak, di samping faktor lain seperti gangguan fisik demam lemah dan sakit-sakitan peserta gangguan emosional. Awal mula untuk melihat seorang anak adalah pada saat ia mulai berkata-kata ada hubungan langsung antara kemampuan bahasa si anak dengan ig-nya itik apabila seorang anak dengan IQ tinggi masuk sekolah, maka penguasaan bahasanya akan cepat dan banyak.
Menurut para ahli kecerdasan intelektual menentukan kesuksesan seseorang titik yang merumuskan bahwa dengan IQ yang tinggi maka tingkat kesuksesan akan lebih tinggi titik sebaliknya, tingkat rendah menandakan tingkat kesuksesan yang rendah pula atau sulit untuk sukses. Jadi tingkat IQ menjadi tolak ukur kesuksesan hidup seseorang.
2. Kecerdasan Emosional
EQ adalah istilah baru yang populerkan oleh Daniel goleman. berdasarkan hasil penelitian para neurolog dan psikolog, berkesimpulan bahwa setiap manusia memiliki potensi sebagai orang, yaitu pikiran rasional dan pikiran emosional pikiran rasional digerakkan oleh kemampuan intelektual sedangkan pikiran emosional digerakkan oleh emosi.
Golemen,  dalam bukunya emotional intelligence (1994),  menyatakan bahwa kontribusi kecerdasan intelektual bagi keberhasilan seseorang hanya sekitar 20% sedangkan sisanya yang 80% ditentukan oleh Serumpun faktor yang disebut kecerdasan emosional. Ada yang berpendapat bahwa kecerdasan intelektual mengangkat fungsi pikiran sedangkan kecerdasan emosional mengangkat fungsi perasaan orang yg ber EQ tinggi akan berupaya menciptakan keseimbangan dalam dirinya mengusahakan kebahagiaan dalil dalam dirinya sendiri serta mengubah sesuatu yang buruk menjadi sesuatu yang positif dan bermanfaat.
Kecerdasan emosional sendiri dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menjinakkan emosi dan mengarahkannya pada hal-hal yang lebih positif orang-orang yang mampu mengerjakan potensi intelektual dan emosional nya berpeluang menjadi manusia-manusia utama dilihat dari berbagai segi. Otak dan emosi mempunyai kaitan yang sangat erat secara fungsional antara satu dengan lainnya saling menentukan. Otak berpikir harus tumbuh dari wilayah otak emosional. Beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa kecerdasan emosional hanya bisa aktif di dalam diri yang memiliki kecerdasan intelektual.
Menurut Goleman kecerdasan emosional merupakan kemampuan individu untuk mengenal emosi diri sendiri dan emosi orang lain, memotivasi diri sendiri serta mengelola dengan baik emosi pada diri sendiri dalam berhubungan dengan orang lain. Emosi adalah perasaan yang dialami individu sebagai reaksi terhadap rangsangan yang berasal dari dirinya sendiri maupun orang lain.
Kemampuan mengenal emosi diri adalah kemampuan menyadari perasaan sendiri ketika perasaan itu muncul dari waktu ke waktu, dengan begitu ia mampu memahami dirinya, mengendalikan dirinya dan membuat keputusan yang bijaksana sehingga tidak diperbudak oleh emosinya. Sedangkan kemampuan mengenal emosi orang lain yaitu kemampuan memahami emosi orang lain empati serta mengomunikasikan pemahaman tersebut kepada orang lain yang dimaksud.
Kemampuan mengelola Emosi adalah kemampuan menyelaraskan perasaan dengan lingkungannya sehingga dapat memelihara Harmoni kehidupan individu dengan orang lain atau lingkungannya. Sementara kemampuan memotivasi diri merupakan kemampuan mendorong dan mengarahkan segala daya upaya dirinya bagi pencapaian tujuan, keinginan, dan cita-citanya. Peran memotivasi diri yang terdiri atas antusiasme keyakinan pada diri seseorang akan sangat produktif dan efektif dalam segala aktivitasnya. 
Adapun kemampuan mengembangkan hubungan adalah kemampuan mengelola emosi orang lain atau emosi diri yang timbul akibat rangsangan dari luar dirinya. Kemampuan ini akan membantu individu dalam menjalin hubungan dengan orang lain secara memuaskan, mampu berpikir secara rasional serta mampu keluar dari tekanan.
Manusia dengan kecerdasan emosional yang baik mampu menyelesaikan dan bertanggung jawab penuh pada pekerjaan mudah bersosialisasi dan mampu membuat keputusan yang manusiawi dan berpegang teguh pada komitmen. Karena itu, orang yang ber EQ baik mampu mengerjakan segala sesuatunya dengan lebih baik.
  Selain definisi di atas kecerdasan emosional juga diartikan sebagai kemampuan merasakan memahami dan secara efektif menerapkan daya serta kepekaan emosi sebagai sumber energi informasi koneksi, dan pengaruh yang manusiawi titik dengan kata lain kecerdasan emosional adalah kemampuan mendengar suara hati sebagai sumber informasi titik bagi pemilik yang baik informasi tidak hanya didapat lewat panca indra semata tetapi juga dari dalam dirinya sendiri yakni suara hati titik justru suara hati yang akan menyaring dan memilah informasi yang didapat dari panca indra.
Kecerdasan emosional mengajarkan tentang integritas, kejujuran, komitmen, visi, kreativitas, ketahanan mental, kebijaksanaan, dan penguasaan diri. Karena itu, kecerdasan emosional  juga mengajarkan kita Bagaimana bersikap terhadap diri sendiri seperti self awareness dan self motivation serta terhadap orang lain seperti berempati memahami orang lain dan bersosialisasi yang memungkinkan setiap orang dapat mengelola konflik dengan orang lain secara baik. 
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional seseorang antara lain :
Genetik. Warisan genetik memberi serangkaian muatan emosi tertentu yang menentukan temperamennya.
Proses pembelajaran. proses pembelajaran pada setiap individu berlangsung sejak lahir dari lingkungannya karena itu Lingkungan sangat mempengaruhi segala bentuk perilaku dalam diri individu proses pembelajaran disini terbagi di tiga tempat yakni keluarga sekolah formal dan masyarakat.
Kemampuan atau pemahaman agama. Agama menjadi salah satu landasan pokok bagi kehidupan manusia pemahaman terhadap agama mempengaruhi tingkat tingkah laku dan pola pikir seorang individu.
Penyakit. Kelainan-kelainan tertentu dalam diri individu berpengaruh pada kecerdasan emosional individu tersebut.
Neurotistik yaitu logam berat insektisida atau pengaruh narkoba pada diri individu.
3 kecerdasan Spiritual (SQ)
Selain IQ dan EQ, beberapa tahun terakhir juga berkembang kecerdasan spiritual titik dalam buku mereka yang berjudul spiritual intelligence The Ultimate intelligence (2000) Zohar dan Marshall mengklaim bawah SQ adalah inti dari segala intelegensia.  kecerdasan ini digunakan untuk menyelesaikan masalah kaidah dan nilai-nilai spiritual. Dengan adanya kecerdasan spiritual ini akan membawa seseorang untuk mencapai kebahagiaan Hakiki nya.
Kecerdasan spiritual didefinisikan sebagai kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value. yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain.
SQ  adalah kecerdasan yang berperan sebagai landasan yang diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ  Secara efektif. Bahkan, SQ  merupakan kecerdasan tertinggi dalam diri kita titik Dengan demikian, jelas SQ saja tidak dapat menyelesaikan permasalahan karena diperlukan pula keseimbangan dari kecerdasan emosi dan intelektual nya. jadi, IQ, SQ, dan EQ  pada diri setiap orang seharusnya mampu secara proporsional bersinergi menghasilkan kekuatan jiwa raga yang penuh keseimbangan titik dari sini maka dapat di lihat sebuah model ESQ  yang merupakan keseimbangan antara tubuh pikiran dan jiwa. 
Masih menurut Zohar dan marshall, jika IQ bekerja untuk melihat ke luar (mata pikiran) dan EQ bekerja mengolah yang ada di dalam (telinga perasaan, Maka SQ menunjuk pada kondisi "pusat diri ". SQ adalah kecerdasan yang mengangkat fungsi jiwa sebagai perangkat internal diri mereka yang memiliki kemampuan dan kepekaan dalam melihat makna yang ada di dalam kenyataan titik kecerdasan ini bukanlah kecerdasan agama dalam versi yang dibatasi oleh kepentingan-kepentingan manusia dan sudah menjadi pabrik-pabrik sedemikian rupa titik kecerdasan spiritual lebih berkaitan dengan pencerahan jiwa orang yang berSQ tinggi mampu memaknai penderitaan hidup dengan memberi makna positif terhadap setiap peristiwa, masalah, bahkan penderitaan yang dialaminya. Dengan memberi makna positif ia mampu membangkitkan jiwa Nya serta melakukan perbuatan dan tindakan yang positif.
Pengetahuan dasar yang perlu dipahami dalam kecerdasan spiritual ini adalah kecerdasan spiritual tidak mesti berhubungan dengan agama. SQ adalah kecerdasan jiwa yang dapat membantu seseorang membangun dirinya secara utuh. SQ tidak bergantung pada budaya atau nilai. SQ tidak mengikuti nilai-nilai yang ada tetapi menciptakan kemungkinan untuk memiliki nilai-nilai itu sendiri.






E. Kesimpulan
Hakikat nya manusia memiliki ketiga kecerdasan utama ini hanya saja Apakah kita sebagai manusia sudah  memanfaatkannya semaksimal mungkin sehingga kita dapat disebut sebagai sosok manusia yang seutuhnya. Diantara ketiga kecerdasan ini tidak ada kecerdasan yang lebih mendominasi dari yang lainnya semuanya harus saling melengkapi karena jika salah satu lebih mendominasi Maka akan muncul ketidak serasian. Kita dapat diakui sebagai sosok manusia seutuhnya jika kita sudah dapat memanfaatkan ketika kecerdasan utama ini agar dapat bermanfaat pada diri kita dan pada sekitar kita.
Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk menjadi sosok manusia seutuhnya kita harus memiliki tiga kecerdasan utama yaitu kecerdasan, intelektual kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual.
F. Saran 
Setelah mengetahui dan mengidentifikasi 3 kecerdasan utama yang dimiliki oleh setiap manusia maka Seharusnya Kita sebagai orang yang berpendidikan dapat memanfaatkannya dan mengamalkannya sehingga menjadi ilmu yang bermanfaat dan berguna bagi diri kita sendiri dan orang di sekitarnya.
  Jangan lah sekali-sekali menilai seseorang dari salah satu kecerdasan utamanya saja karena setiap orang memiliki kelebihan masing-masing jadi kita sebagai makhluk sosial seharusnya saling melengkapi kekurangan saudara kita sendiri. dan mampu membuat rakyat Indonesia semakin maju dan terkenal di seluruh belahan dunia.
G. Penutup 
Demikian makalah yang telah saya buat dengan melakukan riset terlebih dahulu pada beberapa buku-buku dan website di internet yang menurut saya mendukung dan membantu untuk menjawab rumusan masalah. Semua informasi yang ada di makalah ini bertujuan untuk membantu orang lain agar sadar terhadap pentingnya 3 kecerdasan utama yang dimiliki seorang manusia dan membuat mereka sadar bahwa tidak semua orang memiliki semua kelebihan di tiap-tiap kecerdasan utama dan mungkin hanya memiliki Salah satu kelebihan saja tetapi sudah tugas kita untuk sesama manusia dan sesama masyarakat negara Indonesia agar saling membantu dan saling melengkapi dan menjadi kesatuan Republik Indonesia.




Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel