Hari Tanpa Bayangan

Hari Tanpa Bayangan Ditinjau Dari Fisika



Banyak orang dibingungkan dengan fenomena yang selalu terjadi setiap tahun ini.  Namun, karena memang tidak adanya bayangan di hari itu, maka banyak yang menyebutnya “Hari Tanpa Bayangan”. Setiap tahun, di tanggal yang berbeda kita mengalami fenomena alam ini.

Pada hari itu, bayangan kita dan benda-benda di sekitar kita tidak terlihat sebagaimana mestinya. Fenomena tersebut sering dikaitkan dengan hal mistis oleh masyarakat sekitar.

Namun, jika dikaji menurut ilmu pengetahuan, sebenarnya fenomena ini erat kaitannya dengan fisika. Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas mengapa semua itu bisa terjadi.

Setiap benda yang terkena cahaya akan menghasilkan bayangan. Bayangan merupakan gambaran gelap dari benda yang dikenai cahaya. 

Bayangan tersebut dipengaruhi oleh arah datangnya cahaya, sumber cahaya, dan juga benda yang dikenai cahaya. Lalu, sebenarnya apa yang menyebabkan adanya hari tanpa bayangan?. Indonesia dilalui garis ekuator.

Garis ekuator adalah garis imajinasi yang digambar di tengah-tengah planet antara dua kutub dan paralel terhadap garis rotasi planet. Garis lintang dari garis ekuator ini adalah 0 derajat.

Garis ekuator ini melalui beberapa kota di Indonesia, beberapa diantaranya adalah Pontianak, Bontang, Tarakan, dan Riau. 

Seperti yang kita ketahui, matahari dan planet-planet lainnya melakukan rotasi dan revolusi. Revolusi bumi terhadap matahari berjarak 15 juta kilometer dengan waktu sekitar 365 hari.

Garis edar (orbit) dari revolusi bumi terhadap matahari berbentuk agak lonjong sehingga kecepatannya sering mengalami percepatan atau perlambatan menjadi lebih cepat atau lebih lambat.

 Bidang edar (orbit) ini biasa disebut bidang ekliptika yang mempunyai kemiringan sebesar 23,4 derajat terhadap bidang ekuator bumi. 

Perubahan sudut inklanasi bumi menyebabkan gerak matahari seolah-olah dari belahan bumi utara selama setengah tahun, lalu menuju belahan bumi selatan selama setengah tahun sisanya secara teratur.

Pada saat matahari akan tepat berada di atas ekuator, peristiwa ini disebut vernal equinox. Vernal equinox berasal dari kata vernus yang berarti musim semi, equus yang berarti sama, dan noct yang berarti malam. Pada hari itu, durasi siang dan malam akan sama, yaitu tepat dua belas jam.

Fenomena hari tanpa bayangan di beberapa kota, terutama kota yang di daerah garis ekuator seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, mengalami fenomena ini selama kurang lebih dua hari.

Matahari akan tepat berada di atas kepala pada saat tengah hari vernal equinox, sehingga benda-benda tegak yang berada di kota tersebut, tampak tidak memiliki bayangan.

Lalu, matahari akan berada di titik puncak atau titik kulminasi pada sekitar pukul 11.50. Setelah itu, matahari bergerak turun perlahan hingga terbenam sekitar enam jam kemudian.

Kita dapat menghitung kapan kota atau daerah tempat tinggal kita akan mengalami hari tanpa bayangan. Pertama, kita harus tahu letak lintang daerah kita, bisa dengan google maps. Kedua, kita menghitung sudut deklinasi, dengan persamaan Copper sebagai berikut.

Hari Tanpa Bayangan

Matahari berada di tengah ekuator pada saat sudut deklanasinya 0. Sedangkan, N adalah bilangan hari dalam satu tahun.

Untuk memudahkan menghitung,  tanpa persamaan Copper, kita sudah dapat mengetahui kapan kota atau daerah kita akan mengalami hari tanpa bayangan, yaitu dengan tabel daftar deklinasi matahari perata waktu rata-rata dalam satu tahun.

Dengan tabel ini, kita hanya perlu mencari letak lintang terdekat kota atau daerah tempat tinggal kita dan disamping letak lintang sudah dicantumkan tanggal hari tanpa bayangan.

Penulis: Dinda Putri Rubiyanti

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel