Persoalan Pemerataan Pendidikan di Daerah Terluar, Terdepan, Terpencil

3P di Daerah 3T (Persoalan Pemerataan Pendidikan di Daerah Terluar, Terdepan, Terpencil)

Pemerataan pendidikan yang ada di Indonesia masih menjadi persoalan. Pemerataaan pendidikan yang dimaksud bukan hanya soal generasi muda bangsa ini tidak mendapatkan pendidikan yang seharusnya menjadi hak mereka. Yang dipersoalkan ialah muncul dari berbagai bidang. Terlebih dari daerah 3T (Terluar, Terdepan, Terpencil), daerah yang masih memiliki banyak kekurangan dalam proses pengajaran yang dapat mempengaruhi perkembangan pendidikan. 

Persoalan Pemerataan Pendidikan di Daerah Terluar, Terdepan, Terpencil


Hal pertama ialah seorang pendidik yang masih kurang. Dimana proses ajar-mengajar tiadak akan berjalan dengan lancar tanpa ada nya seorang pendidik. Pendidik yang berkualitas juga akan mempengaruhi proses belajar yang optimal. Kuantitas atau jumlah pengajar yang masih sedikit dalam berkontribusi di daerah 3T di seluruh Indonesia. 

Selain kuantitas yang mendesak karena sedikitnya pengajar, membuat kualitas pengajar juga minim yang menjadikan lulusan SMA dapat mengajar. Selain hal tersebut jika menjadi seorang pendidik tidak benar-benar mengamalkan ilmu dengan keikhlasan dan rasa cinta dalam profesinya, maka tidak akan ada seorang pun yang akan mengajar di daerah 3T. 

Daerah 3T yang membutuhkan banyak pengajar dengan kualitas yang baik agar bisa memanjukan daerahnya karena memiliki bibit-bibit generasi unggul yang dapat mengubah daerahnya menjadi lebih baik. Sehigga harus ada tindakan atau perbaikan oleh pemerintah dalam kesejahteraan bagi seorang pengajar seperti guru honorer ataupun siswa SMA yang belum melanjutkan pendidikannya, terlebih lagi yang sudah mampuh memberikan kontribusinya mengajar di daerah 3T.  

Hal yang kedua tantang fasilitas untuk menunjang proses berlangsungnya pendidikan pada setiap sekolah yang ada di daerah 3T. Mulai dari kelayakan kelas yang ditempati masih banyak pada setiap sekolah dapat dikatakan belum memenhi persyaratan untuk layak. Terkadak dana yang seharusnya untuk pembanguan sekolah-sekolah di daerag 3T tidak sampai dengan seutuhnya. Hal tersebut membuat pembanguan tidak maksimal karena keterbatasan biaya. Sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan yang ada di setiap sekolah masih beberapan sekolah yang ada di daerah 3T, contohnya perpustakan dan laboratorium. 

Perpustakaan yang tidak semua sekolah memilki jikapun ada perpustakaan pada setiap sekolah di daerah 3T tetapi adanya keterbatasan persediaan atau koleksi buku. Sedangkan untuk laboratorium pun masih sedikit sekolah yang memiliki ruangan tersebut, dari laboratorium sains atau komputer. Mengenai fasilitas pendidikan pemerintah tidak mungkin menyerahkan semua anggaran dikarenakan masih banyak pesoalan yang ada di negara tercinta ini. Karena rasa cinta yang ada banyak yang menjadi relawan mengumpulkan dana yang ingin memajukan pendidikan yang ada di Indonesia. 

Adapun bantuan biaya atau dana yang pemerintah berikan untuk menyalurkan bantuan kepada daerah 3T. Bantuan untuk penunjang generasi bangsa ini agar memperoleh pendidikan yang lebih baik. Banyak batuan yang tidak merata dari segi pemberian untuk pengembangan sekolah maupun untuk anak bangsa yang akan melanjutkan pendidikan yang lebih lanjut. Tidak semua daerah 3T terjangkau oleh pengawasa pemerintah agar memperoleh bantuan. Hal tersebut yang membuat tidak meratanya bantuan dari pemerintah. Selain itu banyak siswa-siswi SMA yang sudah lulus tetapi tidak dapat melanjutkan pendidikan hal utama yang biasa menjadi persoalan ialah biaya. 

Semua hal tersebut tidak akan terselesaikan jika tanpa ada usaha dari diri sendiri terlebih dahulu karena untuk mendapatkan bantuan harus ada proses pengajuan. Cotohnya untuk memperbaiki atau membutuhkan biaya dari pemerintah kepala daerah perlu adanya inisiatif pembuatan proposal untuk proses pengajuan kepada pemerintah yang lebih tinggi. Untuk generasi bangsa yang ada di daerah 3T, juga tidak tinggal diam tetapi perlu adanya pengajuan beasiswa. Setiap hal tidak akan kita dapatkan jika tidak ada usaha, sehingga harus ada usaha serta doa dalam setiap mimpi. 


Penulis : Nuris Shobah


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel